“I knew that they had a bond. She had nowhere to go, so I made a promise to protect her. And I think that in some way, Kong did the same.” – Ileane Andrews (Godzilla vs. Kong)
Film yang ditunggu-tunggu setelah ‘Justice League Snyder’s Cut’ akhirnya tiba juga di bioskop-bioskop Indonesia. Dengan judul ‘Godzilla vs. Kong’, plot ceritanya sendiri melanjutkan segala hal yang terjadi dari film-film sebelumnya, Godzilla (2014), Kong: Skull Island (2017) dan Godzilla: King of the Monsters (2019). Jadi boleh juga dikatakan Godzilla vs Kong merupakan film keempat dalam franchise Monsters Universe.
Terakhir kali keduanya bertemu lewat film King Kong vs Godzilla yang diproduksi oleh Toho Studio di Jepang di tahun 1962. Sekedar info, karakter King Kong sendiri pertama muncul dalam film produksi 1933 yang berjudul King Kong dan dibuat oleh RKO Pictures. Di tahun 2005 dibuatlah remake-nya yang saat itu disutradarai oleh Peter Jackson.
Karakter Godzilla sendiri merupakan monster yang berasal dari Jepang, dan pertama kali muncul pada tahun 1954 dalam film berjudul Godzilla buatan Toho Film Company. Godzilla atau juga disebut Gojira dalam bahasa Jepang, digambarkan sebagai makhluk prasejarah yang terkena radiasi.
Berlatar belakang setelah peristiwa ‘Godzilla: King of the Monsters’, dunia kembali menjadi relatif damai setelah Godzilla mengalahkan monster berkepala tiga, Ghidorah. Kadal raksasa tersebut kembali lagi ke kedalaman lautan. Dr. Ilene Andrews (Rebecca Hall) yang khawatir Godzilla dapat menemukan musuh bebuyutannya, yaitu King Kong. Ia dan timnya lalu memutuskan untuk membangun fasilitas yang dapat menyembunyikan keberadaan King Kong atau Kong di Pulau Tengkorak.
Selama di pulau tersebut Kong pun menjalin persahabatan dengan putri angkat Ilene, Jia (Kaylee Hotlle) seorang gadis pribumi yang tuna rungu. Ketika Godzilla melakukan serangan yang tampaknya tidak beralasan di salah satu fasilitas milik Apex Cybernetics, dan karena hal tersebut Godzilla lalu dianggap sebagai ancaman besar terhadap manusia.
Tetapi Madison Russel (Millie Bobby Brown) dan sahabatnya Josh (Julian Dennison) dan karyawan Apex, Bernie Hayes (Brian Tyree Henry) mencurigai serangan tersebut dan memutuskan untuk menyelidikinya. Sementara itu, Ilene yang bertekad untuk dapat menemukan rumah baru bagi Kong yang jauh dari keberadaan Godzilla bekerja sama dengan mantan ahli geologi Monarch, Dr. Nathan Lind (Alexander Skarsgard) untuk menemukan Hollow Earth, tanah air yang selama ini dianggap mitos sebagai tempat kelahiran para Titan.
Sutradara Adam Wingard (Blair Witch) tidak membuang banyak waktu untuk “memamerkan” aksi-aksi yang spektakuler dalam film garapannya ini. Film ini bergerak dengan kecepatan tinggi untuk menghadirkan berbagai aksi-aksi tersebut. Wingard tampaknya mengerti dan jelas tahu apa yang diinginkan oleh penggemar dan penonton setia karakter raksasa ini.
‘Godzilla vs Kong’ tidak ragu-ragu (lagi) menampilkan efek khusus yang dashyat dan visual yang menawan. Pertempuran epik pertama antara Kong dan Godzilla di kapal induk dan lautan sangat memperhatikan set piece berskala besar dan sangat dalam. Begitu juga tampilan dari Hollow Earth, rumah baru Kong dimana lansekap yang ada tampil cukup surealis lengkap dengan detail-detail kecilnya.
Dan sebagai babak pamungkas adalah pertempuran besar dan habis-habisan antara Kong dan Godzilla di tengah-tengah kota Hong Kong. Pertempuran itu digarap dengan tingkat kedetailan yang tinggi menampilkan set piece kota Hong Kong dengan berbagai gedung pencakar langitnya dan lampu-lampu neon warni-warni.
Selain lansekap yang cukup detail, penampilan kedua Titan alfa tersebut juga juga cukup mengagumkan tidak hanya bentuk fisiknya yang tampil mengancam dengan ukuran tubuhnya yang masif tapi juga ekspresi-ekspresi emosi yang ditampilkan baik itu lewat geraman, mimik wajah atau gerakan tubuh menjadikan kedua Titan Alfa itu begitu ekspresif dan garang.
Berbeda dengan film sebelumnya (Godzilla: King of the Monsters) dimana sebagian besar aksinya terjadi dalam lingkungan yang gelap, di ‘Godzilla vs. Kong’ sebagian aksi tersebut bahkan terjadi di siang hari bolong menjadikan pengalaman ini lebih seru dan menegangkan.
Adam Wingard pun memberikan panggung yang lebih luas kepada kedua monster ini, sehingga drama manusia yang ada dapat ditoleransi tanpa menggangu alur ceritanya. Atau boleh dibilang bahkan peran manusia di sini hanya sekedar ‘tempelan’ karena bintang utamanya adalah Kong dan Godzilla.
Penampilan dari Alexander Skarsgard sebagai ahli geologi cukup standar di sini, juga akting dari Rebecca Hall. Yang cukup mengundang perhatian di film ini adalah karakter dari Bernie Hayes, sebagai karyawan Apex ia cukup tampil sebagai pembawa acara melalui podcast yang ceriwis dan paranaoid.
Selain itu karakter Jia yang diperankan oleh aktris cilik Kaylee Hottle juga cukup mengundang simpati. Millie Bobby Brown yang tampil di film sebelumnya, kembali mengulangi perannya sebagai Madison Russel, bersama Kyle Chandler sebagai ayahnya. Walaupun dalam film ini banyak kejadian yang tidak logis nampaknya audiens akan mengabaikan hal tersebut selama aksi dan sensasi yang ada hadir penuh spektakuler.
Director: Adam Wingard
Cast: Alexander Skarsgard, Rebecca Hall, Kaylee Hottle, Millie Bobby Brown, Bryan Tyree Henry, Julian Dennison, Shun Oguri, Kyle Chandler, Eiza Gonzales, Demian Bichir
Duration: 113 minutes
Score: 6.8/10
WHERE TO WATCH
The Review
Godzilla vs. Kong
Godzilla vs. Kong menceritakan dunia yang kembali menjadi relatif damai setelah Godzilla mengalahkan monster berkepala tiga, Ghidorah.Kadal raksasa tersebut kembali lagi ke kedalaman lautan. Dr. Ilene Andrews (Rebecca Hall) yang khawatir Godzilla dapat menemukan musuh bebuyutannya, yaitu King Kong. Ia dan timnya lalu memutuskan untuk menyhembunyiannya.Selama di pulau tersebut Kong pun menjalin persahabatan dengan putri angkat Ilene, Jia (Kaylee Hotlle) seorang gadis pribumi yang tuna rungu. Ketika Godzilla melakukan serangan yang tampaknya tidak beralasan di salah satu fasilitas milik Apex Cybernetics, dan karena hal tersebut Godzilla lalu dianggap sebagai ancaman besar terhadap manusia.Benarkah demikian?