Review Di Ambang Kematian (2023)

Pesugihan yang Berujung Maut dan Tidak Selaras dengan Keinginan Penggunanya

di ambang kematian 9

© MVP Pictures

“Tutuplah mata dan telingamu ketika mereka hadir,” – Nadia (Di Ambang Kematian, 2023)

MVP Pictures akan kembali menghadirkan film horor di akhir September 2023. Kali ini yang diangkat merupakan fenomena cerita dari sebuah utas di Twitter yang berjudul ‘Di Ambang Kematian’. Sebuah thread yang pertama kali dirilis pada 15 April 2022 oleh @Jeropoint yang sudah dibaca lebih dari 10 juta kali.

Cineverse sendiri sempat menghadiri press conference perdana film ini saat mereka akan memulai syutingnya pada pertengahan Maret silam. Kemarin dalam media screening, film ini diputar pertama kalinya untuk media di XXI Epicentrum, Jakarta (22/9).

Film ini memang terlihat menjanjikan, karena mengangkat pesugihan kandang bubrah yang belum dikenal banyak orang, walaupun pada praktiknya, pesugihan asal Jawa yang konon sudah berumur ribuan tahun ini sudah dipakai banyak orang yang ingin meraih kekayaan atau kesuksesan.

Yang menjadi masalah sekarang adalah tumbal yang harus diserahkan saat semua kekayaan atau kesuksesan itu telah diraih. Tumbalnya sendiri tidak main-main, nyawa anggota keluarga bisa jadi taruhannya.

Hal inilah yang diangkat dalam film Di Ambang Kematian. Seperti apa kisahnya, kita kupas secara detil di bawah ini.

© Mvp Pictures

Sinopsis

Menjelang tahun baru 2002 di Sidoarjo, Jawa Timur, tinggallah sebuah keluarga harmonis yang terdiri dari Pak Suyatno (Teuku Rifnu Wikana), istrinya yang diperankan Kinaryosih, dan kedua anaknya yang masih kecil, Nadia (Raya Adena) dan Yoga (Farras Fatik).

Sang ibu yang sudah sakit-sakitan, tampak dari kulit mukanya yang mulai bernanah, tiba-tiba muntah darah saat Nadia masuk membawakan makanan ke kamar ibunya.

Sang ayah lantas memberinya obat dan tak lama ia mengambil seekor kambing hitam yang sudah dibawa oleh anak buahnya. Kambing hitam itu ia masukkan ke dalam sebuah kamar yang selalu tertutup yang hanya boleh ia masuki sendiri.

Bahkan Yoga pun sempat ditamparnya saat menyalahkan ayahnya akan kematian ibunya yang terganggu karena debu dari rumah mereka yang sedang direnovasi tak tahu kapan selesainya.

Tak lama ibunya sembuh dan menyiapkan makanan untuk mereka makan, namun tiba-tiba sang ibu berjalan sendiri ke dapur dan memasukkan mukanya ke dalam sebuah panci berisi air yang sedang mendidih. Sontak semuanya terkejut dan tak lama sang ibu meninggal mengenaskan karena mukanya yang melepuh hingga tak berwujud lagi.

© Mvp Pictures

Setelah sang ibu meninggal, Yoga mendengar bisikan dari sang ibu memanggilnya, dan ia merasakan bisikan itu mengganggu kejiwaannya hingga ia bisa melihat sesuatu yang aneh dan menyeramkan. Gangguan itu tidak berhenti ia rasakan hingga dewasa.

Yoga pun mengajak Nadia untuk melihat apa yang dilakukan ayahnya di kamar misterius yang selalu terkunci itu. Betapa kagetnya Nadia setelah melihat apa yang diperbuat ayahnya. Namun, setelah sempat berdebat dengan ayahnya, kedua anaknya ini memahami apa yang dikerjakan ayahnya kali ini semata untuk mencegah munculnya korban lagi.

10 tahun kemudian, menjelang tahun baru 2012, di saat hubungan Yoga dan Nadia membaik dengan ayahnya, Yoga kemudian mati mengenaskan setelah diganggu oleh sejumlah makhluk halus yang menyeramkan. Sekarang tinggal tugas Nadia dan ayahnya. Bisakah mereka menghapus tumbal pesugihan yang dilakukan ayahnya, agar tidak ada korban lagi nantinya?

Gambaran pesugihan kandang bubrah yang mendekati aslinya

Walaupun banyak orang yang mengetahui kisah ini dari thread yang ditulis oleh Jeropoint, namun Erwanto Alphadullah selaku penulis skenario, mampu memvisualisasikan pesugihan kandang bubrah ini mendekati aslinya.

Contoh saja, adanya kamar rahasia yang digunakan, sesajen, kambing hitam yang digunakan sebagai ritual dan yang terpenting adalah rumah yang selalu saja tidak selesai direnovasi. Belum lagi munculnya penampakan dengan berbagai bentuk yang juga menakutkan. Semua itu menjadi sinyal kalau pesugihan digunakan di tempat tersebut.

© Mvp Pictures

Nuansa horor yang konsisten dari awal film

Sesuai judulnya, Di Ambang Kematian menghadirkan nuansa horor yang intens dengan jumpscares yang terkesan alami dan tidak dipaksakan.

Tone bernuansa kelam di rumah Pak Suyatno secara tidak langsung akan membuat penonton merasa takut, dan suasana mencekam ini juga dipertahankan saat Nadia dan ayahnya di sebuah hutan, mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah pesugihan ini, agar tidak lagi memakan tumbal.

Selain nuansanya, banyaknya elemen darah yang digunakan, juga memperkuat kesan seram dari film ini.  Penampakan sejumlah makhluk menakutkan di rumah itu juga akan membuat kita terkaget-kaget melihatnya.

Pesan moralnya sangat kuat terasa

Di Ambang Kematian bukanlah sebuah film horor biasa. Film ini memberi kita pelajaran kalau ingin kaya mendadak, tidak akan berjalan sebagaimana yang kita harapkan.

Tidak ada namanya pesugihan tanpa adanya tumbal di dalamnya, dan tumbal itu bisa dari orang terdekat atau pelaku pesugihan itu sendiri. Meski ada yang menyebut pesugihan ini merupakan pesugihan yang aman tanpa tumbal, namun ada pula kejadian yang justru memakan korban.

© Mvp Pictures

Definisi pesugihan harus dilakukan dengan melakukan ritual-ritual tertentu yang bersifat pemujaan. Namun apapun bentuknya, yang namanya meminta bantuan kepada jin dan makhluk gaib tetaplah salah.

Karena sejatinya, tempat meminta sesuatu hanyalah kepada Tuhan. Yang pasti tidak ada mimpi yang tak bakal terwujud bila dilakukan dengan berusaha keras dan berdoa kepada-Nya.

Kesimpulan

Di Ambang Kematian sangat layak ditonton untuk kita penggemar horor. Isunya sangat relate dengan keseharian banyak orang dan pesan moralnya yang sangat kuat, terlebih narasi pesugihan ini tidak banyak diangkat ke layar lebar.

Visualisasinya sangat mencekam hingga akhir dan akan membuat kita tak beranjak dari tempat duduk hingga film ini berakhir. Nantikan kehadiran film ini mulai 27 September 2023 di bioskop seluruh Indonesia.

 

Director: Azhar Kinoi Lubis

Cast: Taskya Namya, Teuku Rifnu Wikana, Wafda Saifan, Kinaryosih, Giulio Parengkuan, Farras Fatik, Raya Adena

Duration: 97 Minutes

Score: 7.4/10

WHERE TO WATCH

The Review

Di Ambang Kematian

7.4 Score

Di Ambang Kematian mengisahkan saat pesugihan menghancurkan anggota keluarga Pak Suyatno satu per satu hingga Nadia saja yang tersisa

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 7
  • Entertain 8
  • Scoring 7
  • Story 8
Exit mobile version