Review Circle Line (2023)

Kegagalan Sistem Kereta Bawah Tanah yang Mengancam Banyak Nyawa

“Lucas, ibu akan menyelamatkanmu. Kau akan selamat. Kau pasti akan baik-baik saja.” – Yi Ling (Circle Line).

Hai, Cilers!

Siapa yang suka film tentang monster mengerikan? Nah, kali ini Netflix menayangkan salah satu film terbarunya dengan bertemakan monster. Berjudul Circle Linefilm asal Singapura ini sudah tayang terlebih dahulu di bioskop lokal dan Malaysia pada 5 Januari kemarin.

Circle Line disutradarai oleh J.D. Chua dan dibintangi sejumlah pemain, di antaranya ada Jesseca Liu, Andie Chen, Peter Yu, Patrick Pei-Hsu Lee, Johnny Ng, Alan Tan, Nathaniel Ng, dan Ashley Seow.

Film ini sudah bisa kalian saksikan di Netflix dan berada dalam urutan ke-7 top 10 film yang paling banyak ditonton. Penasaran dengan kisahnya seperti apa? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

Sinopsis

Circle Line mengisahkan tentang kereta bawah tanah dengan jadwal terakhir yang mengalami kecelakaan setelah kereta keluar jalur dan menabrak terowongan yang ditinggalkan.

Kecelakaan tersebut membuat seluruh penumpang merasa cemas dan panik dengan keadaan tersebut, belum lagi jadwal kereta yang mereka naiki adalah yang terakhir. Di antara para penumpang tersebut ada seorang ibu tunggal bernama Yi Ling (Jesseca Liu).

Dihadapkan kembali dengan kecelakaan kereta yang membuatnya merasakan trauma. Ia diliputi rasa bersalah yang besar dengan kematian suaminya lewat kecelakaan mobil yang parah, juga hampir menewaskan sang anak, Lucas (Nathaniel Ng).

Sinyal kereta menghilang akibat kerusakan yang terjadi, namun beberapa saat kemudian ada monster yang menyerang dan mengancam keselamatan mereka.

Mau tidak mau mereka harus saling bekerja sama untuk menyelamatkan nyawa masing-masing, dengan melawan atau mengupayakan usaha lainnya. Lantas, bisakah mereka menyelamatkan diri dari ancaman monster mengerikan?

Asal Usul Monster yang Tidak Jelas

© Netflix

Memiliki premis yang cukup menarik perhatian penonton, sayangnya eksekusi film ini tidak begitu memuaskan. Konflik tidak begitu kuat, banyak plot hole sepanjang film, hingga asal usul sang monster juga tak diberikan dengan detail. Sebenarnya siapa dan bagaimana monster tersebut tumbuh?

Penonton hanya diperlihatkan ketika monster tersebut kecil dan berada dalam sebuah akuarium pada tahun 2003, tepatnya 20 tahun sebelum kejadian kecelakaan kereta di terowongan terbengkalai.

Tidak ada latar belakang mengapa monster tersebut diciptakan dan mengapa ia bisa terlepas dan tinggal di sebuah terowongan kereta gelap yang sudah ditinggalkan.

Walaupun ada praduga terkait bekas terowongan yang rupanya sebuah rumah sakit. Kemungkinan ada dokter yang melakukan eksperimen dengan menciptakan monster tersebut untuk menemani anaknya yang sakit (cuplikan pada awal film).

© Netflix

Selain monster yang tidak jelas bagaimana asal usulnya, keterikatan sang monster pada Lucas juga tidak ada penjelasan. Apa karena Lucas seorang anak kecil yang mengingatkannya kepada seseorang yang pernah merawatnya dulu. Atau alasan lainnya, karena Lucas yang tidak takut untuk menatap sang monster? Siapa yang tahu, penonton bisa menebak asal tanpa ada jawaban yang sebenarnya.

Minimnya Pengenalan Karakter

© Netflix

Satu lagi kekurangan yang jelas terasa dalam film ini, pengenalan karakter. Yap, setiap karakter yang tampil tak pernah ada latar belakang cerita yang kuat. Sangat tipis sekali, hal ini yang membuat penonton tidak merasa simpati jika ada karakter yang tak selamat.

Setiap film yang berkaitan dengan monster, selalu ada karakter yang menyebalkan. Berontak dengan keadaan, memilih bersikap seperti pemberani dan tidak takut apapun. Namun, ia juga yang paling pertama diburu oleh sang monster.

Selain itu, hubungan antar ibu dan anak sebagai poros utama dalam film ini tidak menyampaikan emosinya dengan baik kepada penonton. Semua terasa hambar, tidak ada sesuatu yang perlu dikasihani. Trauma yang ada pun hanya sekelebat diceritakan dan terasa masih belum kuat. Hanya perasaan ibu yang takut kehilangan anaknya saja yang dikatakan sedikit berhasil.

© Netflix

Namun, di balik kekurangan yang ada dalam film ini, ada satu yang cukup menarik perhatian penonton. Tak lain perihal bagaimana sistem pengoperasian kereta yang masih banyak kerusakan dan sulitnya untuk diperbarui.

Anggaran yang dipangkas, tapi ingin progres yang baik. Bukan main memang, pemerintah hanya ingin untungnya saja.

Tiba saat kecelakaan terjadi, para atasan sibuk membahas hal lain ketimbang keselamatan para penumpang. Mempertanyakan laporan, padahal sinyal kereta saja hilang. Bagaimana ingin mendapat laporan resmi dari tkp? Sungguh proses pengoperasian yang buruk.

© Netflix

Kesimpulan

Secara keseluruhan Circle Line tidak memberikan maksud sebenarnya tentang apa yang ingin dikisahkan. Jika membahas perihal monster, asal usulnya saja tidak jelas dan membingungkan. Soal trauma seorang ibu? masih kurang kuat untuk dijadikan pondasi cerita.

Para pemain yang terlibat tidak memberikan penjiwaan yang baik, sehingga ketika mereka tidak selamat penonton tidak mengasihaninya.

Satu-satunya yang dapat diterima dari film ini adalah penyampaian pesan bahwa pengoperasian sistem kereta masih sangat buruk. Terlalu banyak gangguan sistem yang lama sekali untuk diperbarui, begitu banyak alasan yang diberikan atasan sehingga sistem lama yang sudah jelek terpaksa tetap dipakai. Hal itu yang mengakibatkan kecelakaan tak terduga dan membawa penumpang menjadi mangsa sang monster.

 

Director: J.D. Chua

Cast: Jesseca Liu, Andie Chen, Peter Yu, Patrick Pei-Hsu Lee, Johnny Ng, Alan Tan, Nathaniel Ng, Ashley Seow

Duration: 80 minutes

Score: 4.8/10

WHERE TO WATCH

The Review

Circle Line

4.8 Score

Film ini mengisahkan tentang monster yang menyerang kereta bawah tanah dan menyebabkan kerusakan serta ancaman mematikan

Review Breakdown

  • Acting 5
  • Cinematography 5
  • Entertain 5
  • Scoring 5
  • Story 4
Exit mobile version