Review A Man Called Otto (2023)

Kisah Otto Si Pria Pemarah yang Sulit Berinteraksi dengan Sekitarnya

review a man called otto (2023)

© Sony Pictures

“Are you always this unfriendly?” – Marisol (‘A Man Called Otto’)

 

Film berjudul ‘A Man Called Otto’ diadaptasi dari novel yang terbit pada tahun 2012 yang beerjudul “A Man Called Ove” karya Fredrik Backman dan menjadi novel internasional terlaris dan lalu dibuat menjadi film berbahasa Swedia di tahun 2015 berjudul sama. ‘En Man Som Heter Ove’ (A Man Called Ove) dinominasikan untuk Oscar dalam kategori film berbahasa asing terbaik di tahun 2017.

Adaptasi film terbaru ini kini disutradarai oleh Marc Foster, sutradara yang telah mencoba berbagai genre film mulai dari ‘Monster’s Ball’, ‘Stranger Than Fiction’, ‘World War-Z’, ‘Finding Neverland’ sampai ke saga James Bond, ‘Quantum of Solace’. Selain itu, film ini juga melibatkan keluarga Hanks di mana Tom Hanks yang berperan sebagai peran utama, istrinya Rita Wilson menjadi produser bersama Tom dan anaknya, Truman Hanks juga ikut bermain sebagai Otto muda.

Sinopsis Film

Otto Anderson (Tom Hanks) adalah pria paruh baya yang tenggelam dalam krisis kesedihan yang akut, dia baru saja ditinggal pergi oleh istrinya untuk selamanya dan dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Upaya bunuh dirinya tersebut dialihkan oleh berbagai keadaan yang dimulai dengan kedatangan tetangga barunya, pasangan muda dengan dua anak kecil perempuan mereka.

Pria Tua Pemarah

© Sony Pictures

Ini adalah film tentang kisah “Pria Tua Pemarah” bernama Otto, karakter yang mungkin sedikit mengingatkan kita akan tokoh Ebenezer Scrooge dalam A Christmas Carol-nya Charles Dickens yang cenderung pemarah dan selalu murung. Otto adalah tipikal lelaki tua pemarah, dia benci bercakap-cakap dengan orang-orang. Marah ketika melihat seseatu tidak pada tempatnya di lingkungan tempat tingglnya yang ada di pinggiran kota kecilnya. Otto memiliki sikap yang pada umumnya tidak menyenangkan sehingga membuat orang enggan mendekatinya.

Dan terungkap di awal film bahwa istrinya baru saja meninggalkan Otto selamanya dan hal tersebut membuat segala sesuatunya menjadi dalam keadaan buruk bagi Otto. Kesedihan Otto kini telah berubah menjadi kemarahan dan dia menjadi terobsesi dengan aturan. Setiap pagi, Otto berkeliling di sekitar rumahnya, mengomel tentang parkiran kendaraan yang tidak sesuai aturan, bertengkar dengan pemilik anjing yang hampir setiap waktu buang air di depan rumahnya, lalu menyortir sampahnya ke tempat daur ulang sampah dan kembali ke rumahnya.

Hati yang mencair

© Sony Pictures

Di sepanjang film, ada berbagai kilas balik yang menunjukkan beberapa detail tentang masa lalu si penggerutu ini untuk menjelaskan latar belakang tentang sikapnya yang sekarang ini. Otto yang berubah menjadi kasar, dingin dan kadang kejam, begitu trauma dengan kematian istrinya. Segalanya menjadi baru, ketika pasangan muda dengan kedua putrinya pindah ke sebuah rumah di seberang jalan tempat Otto tinggal.

Dan dengan berbagai alasan, keluarga muda tersebut mulai “menggangu” Otto mulai dari memberi makanan dan menawarkan bantuan serta hgal yang lainnya. Secara perlahan hati Otto mulai mencair dan dia mulai kembali menghidupkan hubungan yang dekat dan kuat dengan lingkungan sekitarnya.

Kisah Kesedihan Transformatif

© Sony Pictures

‘A Man Called Otto’ bercerita tentang hilangnya hubungan manusia di dunia modern yang cepat berubah dan upaya yang diperlukan untuk merajut kembali ikatan yang mengikat dalam suatu komunitas di tempat kita tinggal. Kisahnya juga merupakan kisah kesedihan yang transformatif, di mana untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan dukungan dari orang-orang yang terutama sering hadir di sekeliling kita, tidak hanya keluarga tapi bisa juga teman atau tetangga.

Dan dari sisi penampilan, Hanks walau pun cukup baik berperan sebagai Otto tapi yang paling mencuri perhatian dan menjadi daya tarik film ini adalah justru terletak pada peran Marisol yang dibawakan begitu alami oleh Mariana Trevino sebagai ibu muda asal Meksiko. Chemistry emosional keduanya tampil penuh daya pikat dan mengharukan. Usaha untuk ‘membawa’ kembali Otto yang ketus dan dingin adalah jiwa dari film ini.

Kesimpulan

‘A Man Called Otto’ adalah film yang sebenarnya memiliki alur cerita yang mudah diprediksi, namun cara penceritaannya mengungkapkan begitu banyak rasa cinta yang lembut kepada Otto dan orang-orang yang membantunya kembali kepada dunia yang hidup.

 

Director: Marc Foster

Cast: Tom Hanks, Rachel Keller, Truman Hanks, Mariana Trevino, Manuel Garcia-Rulfo, Mike Birbiglia

Duration: 126 minutes

Score: 6,6/10

WHERE TO WATCH

The Review

A Man Called Otto

6.6 Score

Otto Anderson (Tom Hanks) adalah pria paruh baya yang tenggelam dalam kris kesedihan yang akut. Ketika memutuskan untuk mengakhiri hidup, upaya bunuh dirinya dialihkan oleh berbagai keadaan.

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 6
  • Entertain 7
  • Story 7
  • Scoring 6
Exit mobile version