Prediksi Oscar 2023: Sutradara Terbaik

Pertarungan tampaknya akan dimenangkan oleh Daniel Kwan & Daniel Scheinert (Everything Everywhere All at Once)

daniel kwan and daniel scheinert ed

© Michael Buckner/Variety/Shutterstock

Sejumlah sutradara terbaik hadir di kategori ini. Mulai dari Daniel Kwan & Daniel Scheinert (Everything Everywhere All at Once), Ruben Östlund (Triangle of Sadness), Todd Field (Tár), Martin McDonagh (The Banshees of Inisherin), dan Steven Spielberg (The Fabelmans).

Kita kembali lagi ke satu kategori utama yang tampaknya akan diperoleh dengan mudah oleh Steven Spielberg dengan film The Fabelmans. Nyatanya, selama musim penghargaan berlangsung di mana-mana, Piala Oscar nampaknya sulit untuk diperoleh Spielberg, sekalipun The Fabelmans mendapatkan ulasan yang kuat dan memenangkan People’s Choice Award.

Sayangnya, kinerja film yang kurang baik dengan penonton bioskop dan pemilih dari industri film, bertepatan waktunya dengan hype-nya Everything Everywhere All at Once di mana-mana.

Sangat jelas kalau di kategori ini duo Daniels, Daniels Scheinert dan Daniel Kwan mengambil keuntungan dalam perolehan award lainnya yang tidak dimenangkan Spielberg seperti Directors Guild, Critics Choice Awards, dan masih lagi. Tak cuma Spielberg, The Daniels juga mengalahkan sesama nominasi Oscar, Todd Field lewat Tár dan Martin McDonagh lewat The Banshees of Inisherin.

Sejarah mencatat, hanya 8 kali dalam sejarah penghargaan Directors Guild Awards yang telah berlangsung selama 74 tahun, pernah memenangkan Piala Oscar. Melihat dari statistik ini dan juga kinerja dari film Everything Everywhere All at Once yang fenomenal, Cineverse memilih Daniels Scheinert dan Daniel Kwan sebagai Sutradara Terbaik di ajang Oscar 2023.

Kita kilas balik sedikit, selama film berlangsung (kurang lebih 139 menit-red), duo Daniel atau The Daniels, akan membawa kita berpetualang menemukan jati diri sendiri yang digambarkan dengan sangat indah dan menginspirasi kita untuk menjalani hidup sebaik mungkin.

Everything Everywhere All at Once  merupakan drama sains fiksi yang mengikuti kisah Evelyn (Michelle Yeoh), seorang pemilik binatu yang sengsara dengan hidupnya. Terjebak dalam pekerjaan buntu dengan pernikahan yang hamper hancur dengan suami yang berpikiran sederhana namun berkelakuan manis, Waymond Wang (Ke Huy Quan), Evelyn juga sulit mengakui pacar putrinya Joy (Stephanie Hsu).

© A24

Ketika ayah Evelyn berkunjung untuk liburan, dia berusaha menyembunyikan seksualitas Joy, dengan asumsi dia tidak akan setuju. Secara bersamaan, Evelyn dan Waymond menghadapi audit pajak dari agen IRS yang bermuka masam (Jamie Lee Curtis).

Selama auditnya, Evelyn diajak untuk menyelamatkan multiverse dari sosok misterius dan memanfaatkan versi paralel dirinya di seluruh alam semesta, dan dengan melakukan itu, dia menyaksikan bagaimana hidupnya jika dia tidak pernah menikah dengan Waymond. Beberapa alternatif dirinya benar-benar gila. Di satu alam semesta, dia punya hot dog untuk tangannya. Di sisi lain, dia adalah batu raksasa. Di tempat lain, dia adalah seorang koki dan aktor terkenal.

Film ini secara bersamaan menekankan sebuah kisah bagaimana kita menerima ibu atau anak dengan lembut, mengungkap tekanan karena tidak memenuhi harapan orang tua, mempelajari penting atau tidaknya eksistensi, pengingat untuk lebih baik kepada orang lain, dan kisah cinta untuk menyalakan kembali percikan dalam pernikahan yang tampaknya mulai padam.

Film ini memang absurd sekaligus juga menawan, gaya humornya yang unik akan membuat kita penasaran dan akan terus menonton hingga film ini usai. Di suatu waktu, kita akan melihat polisi berubah menjadi confetti, dan di saat lain, Curtis memainkan piano dengan kakinya. Urutan sekuens pertarungan juga disajikan dengan sangat indah, terkadang juga konyol, yang melibatkan Yeoh, Quan, dan Curtis dalam memadukan seni bela diri yang mereka lakukan.

Ide yang absurd inilah yang digarap Daniel bersaudara dengan sangat baik. Absurdisme film ini menjadi pengingat bagi kita untuk tidak pernah berhenti untuk mencari tahu dalam melihat dunia, seperti anak kecil yang ingin tahu akan segala hal. Keingintahuan itu membuatnya menjadi katarsis yang tak terduga dan memungkinkan audiens untuk mempertimbangkan jalan hidup alternatif mereka sendiri.

Exit mobile version