Mengenal Baz Luhrman, Sosok di Balik Kesuksesan ‘Elvis’

Menjelang penayangan film terbarunya, yuk mengenal Sutradara di balik film biografi ‘Elvis’, Baz Luhrman.

 

Meskipun sudah 45 tahun sejak kematian Elvis Presley, karya-karyanya masih akan tetap hidup bagi para penggemarnya, dan juga industri permusikkan.

Pada 2022, kisah hidup sang Raja Rock n’ Roll Kembali diadaptasi menjadi sebuah film biografi yang berjudul ‘Elvis’. Film ini pun mendapatkan reaksi hangat dari para kritikus film. Film biografi tersebut bahkan mendapatkan tepuk tangan meriah saat diputar di Festival Film Cannes 2022 di Prancis.

Disutradarai oleh sosok di balik kesuksesan film-film seperti ‘The Great Gatsby’, ‘Romeo + Juliet’, dan ‘Moulin Rouge!’, yuk mengenal sutradara ‘Elvis’, Baz Luhrman.

Mark Anthony “Baz” Luhrman

@ Warner Bros. Pictures

Baz Luhrman adalah seorang penulis, sutradara, dan produser Australia dengan proyek-proyek yang mencakup industri film, televisi, opera, teater, musik, dan industri rekaman.

Sebagai pendongeng, ia dikenal sebagai pelopor budaya pop yang memadukan budaya tinggi dan rendah dengan bahasa sonik dan sinematik yang unik. Dia adalah sutradara Australia yang paling sukses secara komersial, dengan film-filmnya yang menjadi empat dari sepuluh film Australia terlaris di seluruh dunia yang pernah ada.

Sejak kecil, pria bernama lengkap Mark Anthony Luhrman ini sudah menekuni dunia seni peran dengan tampil di drama sekolahnya, St Joseph’s Hastings Regional School dan St Paul’s College, di mana dia menampilkan drama ‘Henry IV, Part 1’ karya William Shakespeare.

Baz Luhrman memulai karir di dunia perfilman dengan beberapa peran kecil baik di TV, film, maupun teater. Pada tahun 1981, ia membuat debut layarnya dalam drama romantis ‘Winter of Our Dreams’, dan ‘The Highest Honor’ di tahun 1982 yang membuat namanya terkenal.

Selama studinya di Institut Seni Drama Nasional Australia, Luhrmann berkolaborasi dengan siswa lain untuk membuat ‘Strictly Ballroom’, sebuah produksi panggung teater yang diambil dari pengalaman masa kecilnya di dunia Opera Australia.

The Red Curtain Trilogy

Setelah kesuksesannya di teater dengan ‘Strictly Ballroom’, Luhrman melangkah ke film dan menyutradarai beberapa film yang berhasil meraih berbagai penghargaan. Luhrmann kemudian mengadaptasi pertunjukan itu ke dalam debut filmnya, ‘Strictly Ballroom’ (1992), yang ditayangkan perdana di Cannes dengan tepuk tangan meriah selama lima belas menit.

Menyadari karirnya lebih melonjak saat perannya di balik layar, sejak itulah projek yang dinamakan The Red Curtain Trilogy, yang akan mencakup film ‘Romeo + Juliet’ (1996) serta ‘Moulin Rouge’ (2001) dimulai.

© 20th Century Studios

Film keduanya yang merupakan interpretasi modern dari drama Shakespeare, ‘Romeo + Juliet’. Film yang dibintangi Leonardo DiCaprio dan Claire Danes, mampu mengalahkan ‘Titanic’ di BAFTA untuk penyutradaraan, musik, dan skenario terbaik. 

Film tersebut dirayakan di Festival Film Berlin, di mana film tersebut diakui dengan penghargaan Golden Bear untuk penyutradaraan, dan Silver Bear untuk penampilan DiCaprio. Melansir Variety, selain menyutradarai, Luhrmann juga ikut andil dalam memproduseri kedua volume album soundtrack, yang menjadi triple-platinum.

Menutup triloginya, film ketiga Luhrman merupakan drama musikal berjudul ‘Moulin Rouge!’ (2001), yang berlatar di Paris pada awal abad ke-20. Musikal ini menceritakan kisah seorang penyair/penulis muda Inggris, Christian (Ewan McGregor) yang jatuh cinta pada bintang Moulin Rouge, aktris sekaligus pelacur, (Nicole Kidman). 

© 20th Century Studios

Film ‘Moulin Rouge!’ karya Luhrmann menjadi salah satu dari Top Ten Film AFI 2001, dan pada 2010 menjadi film terbaik dalam 1 dekade tahun 2000-an dalam survey yang melibatkan 150.000 responden di Inggris. Luhrman juga kembali memproduseri soundtrack-nya yang terjual lebih dari tujuh juta kopi dan meraih double-platinum, dengan singel hit nomor satu “Lady Marmalade” yang memenangkan penghargaan Grammy.

Tak hanya berhenti disitu, ‘Moulin Rouge!’ membawa pulang penghargaan untuk Film Terbaik, Aktris Terbaik, dan Musik Asli Terbaik di Golden Globes ke-59.

‘Elvis’

Setelah The Red Curtain Trilogy-nya, Luhrman melanjutkan karir penyutradaraannya dengan film ‘Australia’ (2008), gabungan antara romansa dengan peristiwa besar dari sejarah Australia, termasuk Pengeboman Darwin, dan kisah nyata Generasi yang Dicuri. 

Pada tahun 2013, film selanjutnya, ‘The Great Gatsby’, diangkat dari novel berjudul sama karangan F. Scott Fitzgerald, berhasil membawanya memenangkan penghargaan Film Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Skenario Adaptasi Terbaik untuk Australian Film Institute / AACTA Awards.

Setelah vakum cukup lama dari penyutradaraan film, Baz Luhrman kembali dengan film terbarunya ‘Elvis’. Menggaet Austin Butler dan Tom Hanks, ‘Elvis’ mengulas sisi kehidupan pribadi, karir bermusiknya yang sangat fenomenal dari tahun 1950-an sampai dengan tahun 1970-an, dan hubungannya dengan manajernya, Kolonel Tom Parker.

© Warner Bros. Pictures

Memulai debutnya di Cannes pada Mei 2022, ‘Elvis’ bahkan mendapatkan pujian dari keluarga mendiang Elvis Presley. Mantan istri Elvis, Priscilla Presley, mengungkapkan melalui akun Twitternya, “Ini adalah kisah nyata yang diceritakan dengan brilian dan kreatif yang hanya bisa disampaikan oleh Baz, dengan cara artistiknya yang unik,” tulisnya.

“Austin Butler, yang memerankan Elvis sangat luar biasa. Di pertengahan film, Jerry [Schilling] dan saya saling memandang dan berkata ‘WOW!!! Bravo’ padanya.”

‘Elvis’ dapat disaksikan di seluruh bioskop Indonesia pada tanggal 24 Juni mendatang.

Selain dalam media perfilman, teater, dan musik, Luhrman juga terlibat dalam dunia mode dan seni. Luhrmann menyutradarai film pendek ‘No. 5 the Film’ untuk brand mewah Chanel. Tidak hanya memegang Rekor Dunia Guinness sebgaai anggaran tertinggi untuk iklan iklan yang pernah diproduksi, Luhrman juga memelopori genre film mode atau yang sekarang dikenal sebagai konten bermerek.

Bekerja sama dengan Anna Wintour di Museum Seni Metropolitan, Luhrman memimpin Met Gala tahunan serta memproduksi film pendek untuk museum, merayakan Miuccia Prada dan Elsa Schiaparelli.

Exit mobile version