Ini Dia, 5 Tokoh Perempuan Indonesia yang Memotivasi

Mulai dari ‘3 Srikandi’ hingga ‘Athirah’, nama-nama perempuan inspiratif ini akan terkenang selamanya lewat film-film tentang mereka.

 

Selamat Hari Kartini! Merupakan kebanggaan bagi kita semua, terutama kaum perempuan, untuk dapat merayakan hari bersejarah ini meski di tengah pandemi. Tidak menyurutkan semangat emansipasi, berbagai kegiatan bisa dilakukan guna menghargai jasa pahlawan perempuan kita, salah satunya dengan menonton tayangan inspiratif bertema perempuan.

Tidak hanya Kartini, sepanjang perjalanan bangsa Indonesia, ada banyak nama-nama perempuan yang telah menorehkan prestasinya di berbagai bidang. Mulai dari olahraga, pendidikan, hingga menjadi seorang ibu yang tangguh, para perempuan di bawah ini tidak pernah berhenti untuk menggapai mimpi.

Menjadi perempuan tidaklah mudah, mereka paham dan sadar betul akan kenyataan tersebut. Acapkali diremehkan dan dipandang sebelah mata, nyatanya semua perempuan ternyata memiliki ambisi yang sama untuk memperoleh hak dan kesetaraan mereka.

Di bawah ini, Cineverse telah merangkum lima rekomendasi film yang menampilkan sosok perempuan inspiratif untuk Cilers tonton. Apa saja, ya?

3 Srikandi

© Multivision Plus

Film pertama yang mampu menjadi inspirasi bagi para penonton, ialah ‘3 Srikandi’. Film yang terinspirasi berdasarkan kisah nyata ini dibintangi oleh aktris papan atas Indonesia, seperti Bunga Citra Lestari, Chelsea Islan, dan Tara Basro. Kisahnya menceritakan tentang perjalanan tiga atlet panahan Indonesia yang berhasil menembus Olimpiade Seoul pada tahun 1988.

Melalui tiga tokoh asli bernama Nurfitriyana, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani, para penonton diperlihatkan kondisi Indonesia pada saat itu dalam dunia olahraga, khususnya cabang panahan. Meski begitu, film ini tidak hanya menceritakan tentang bagaimana perjuangan para atlet panahan perempuan demi bisa diakui bangsa.

Ketiganya menghadapi banyak konflik, mulai dari tuntutan pernikahan, konflik asmara, atau bahkan tak didukung oleh orangtua. Tetap fokus pada tujuan dan usaha yang selama ini mereka lakukan, ketiga atlet kebanggan Indonesia itu terus melaju untuk memberikan yang terbaik. Alhasil, mereka sukses mendapatkan medali di ajang Olimpiade tersebut.

Susi Susanti – Love All

© Disney+ Hotstar

Masih dalam bidang olahraga, kali ini penonton bergeser menyaksikan perjuangan sang atlet bulu tangkis. Lewat judul yang telah disebutkan, siapa yang tak kenal dengan sosok Susi Susanti? Dibintangi oleh Laura Basuki, film ‘Susi Susanti – Love All’ mengisahkan perjuangan Susi dalam dunia bulu tangkis, baik di kancah nasional maupun dunia.

Di film tersebut, Susi Susanti sukses meraih medali emas dalam Olimpiade Barcelona pada tahun 1992 melalui janji suci sang ayah yang sangat memotivasinya. Meski di tengah pergolakan politik dan krisis ekonomi, ia tetap bertahan dan berusaha untuk membuktikan bahwa ia mampu meraih prestasi dari kejuaraan tersebut.

Namun, Susi tetaplah manusia pada umumnya. Tidak hanya menceritakan perjuangan dalam bidang olaharga, ‘Susi Susanti – Love All’ juga menampilkan bagaimana kehidupan pribadi dan asmara dari sang atlet.

Nyai Ahmad Dahlan

© Iris Film

‘Nyai Ahmad Dahlan’ adalah film drama-biopik Indonesia yang menjadi debut penyutradaraan Olla Atta Adonara. Menceritakan sejarah tentang Siti Walidah, sosoknya merupakan tokoh emansipasi perempuan sekaligus istri dari pendiri Muhammadiyah, Kyai Haji Ahmad Dahlan.

Tidak berbeda dengan Kartini, Nyai Ahmad Dahlan atau Siti Walidah telah mengenal dunia pendidikan sejak masih kecil. Ketika dewasa, beliau bertemu dengan KH. Ahmad Dahlan dan akhirnya menikah. Sosoknya dianggap inspiratif karena dikenal sebagai salah satu tokoh yang menentang konsep kawin paksa.

Padahal, di zaman tersebut, kawin paksa bukanlah hal asing meski banyak yang tidak menyetujuinya. Karena kondisi ekonomi dan keterbatasan lainnya, setiap perempuan biasanya tak memiliki pilihan untuk menyetujui konsep tersebut.

Siti Walidah adalah perempuan pertama yang pernah memimpin Kongres Muhammadiyah tahun 1926 dan pendiri organisasi gerakan perempuan Sopo Treno yang kemudian bernama Aisyiyah. Ia mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 1971.

Kartini

© Screenplay Films

Inilah dia sosok pahlawan utama hari ini, RA. Kartini. Dalam film ‘Kartini’ yang ditayangkan pada tahun 2017 lewat akting Dian Sastrowardoyo, tentu semua penonton bisa paham mengapa beliau dapat dijadikan tauladan inspiratif bagi semua perempuan Indonesia.

Dalam film ‘Kartini’, sosoknya diperlihatkan sebagai remaja yang memiliki jiwa bebas dan gemar bercanda. Bersama Kardina (Ayushita) dan Roekmini (Acha Septriasa), ia memanjat tembok dan berlari bebas di pantai.

Tidak hanya memperjuangkan pentingnya pendidikan bagi semua kalangan masyarakat – terutama perempuan, Kartini juga tetap menjadi sosok yang baik untuk keluarga dan suaminya. Kartini paham dengan kelebihan yang ia miliki; suami yang mengerti kemauan sang istri serta kondisi finansial yang lebih baik dibandingkan dengan kaum pribumi lainnya, membuatnya justru semakin gencar membantu orang-orang sekitar.

Athirah

© Miles Film

‘Athirah’ merupakan film yang diadaptasi dari novel semi-biografi tentang seorang wanita Bugis bernama Hj. Athirah Kalla. Jika ada yang belum tahu, nama Athirah merupakan ibu dari mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla.

Film ini berlatar pada tahun 1950-an di Sulawesi dan diawali dengan kondisi Athira (Cut Mini) yang saat itu memutuskan untuk pindah dari Bone ke Makassar demi membangun bisnis mengikuti suaminya, Puang Haji Kalla (Arman Dewarti). Kehidupan mereka terlihat baik-baik saja, hingga suatu hari Athirah mendapati bahwa suaminya hendak menikahi wanita lain.

Sontak beliau merasa sedih dan terluka, apalagi ketika itu Athirah sedang mengandung anak untuk kesekian kalinya. Meski begitu, Athirah tetap menerima perlakuan sang suami dan tak punya kuasa untuk menolak.

Sosok Athirah dalam film tersebut begitu jauh berbeda dari kehidupan rumah tangga saat ini. Meski diselingkuhi, ia tetap menerima dengan lapang dada asalkan keluarganya bisa tetap utuh bersama.

Namun, bukan berarti Athirah ditunjukkan sebagai perempuan yang tak kasat mata. Lewat kesederhanaan yang ia tampilkan, Athirah mampu melewati berbagai rintangan untuk tetap dapat merawat anak-anaknya.

Exit mobile version