Film ‘Black Phone’ Diangkat dari Tulisan Joe Hill

‘Black Phone’ film thriller tayang di bioskop Indonesia, penuh ulasan positif dari berbagai kritikus.

 

Masuk dan tayang di Indonesia mulai 22 Juni 2022 lalu, ‘Black Phone‘ memang sudah mendapat banyak ulasan positif dari berbagai negara, sehingga kalian menggemar film thriller wajib untuk menonton film dari icerita pendek Joe Hill ini. Joe Hill sendiri merupakan anak dari penulis legendaris ‘Stephen King’ dengan karyanya ‘IT’, ‘Pet Sematary’, ‘The Shining’ dan masih banyak lagi.

Jika kalian melihat kesaman tipe horor thriller dari film ini dengan film adaptasi novel Stephen King, mungkin karena pengaruh sang ayah. ‘Black Phone’ yang berkisah tentang pembunuh berantai yang mengurung korbannya di basement ini cukup mengerikan di kalangan anak-anak. Cerita pendek yang diterbitkan pertama kali dengan jugul “The Black Phone” dalam kumpulan “20th Century Ghosts”, nampaknya cukup sukses dihidupkan oleh Scott Derrickson menjadi film panjang.

Joe Hill sang penulis awal memang terkenal dengan berbagai karya cerita pendek horornya. Beberapa novelnya juga sangat laris di pasar dunia, beberapa para penggemar Stephen King mungkin akan suka dengan genre serupa yang disajikan anaknya. Karya Joe Hill termasuk “Heart-Shaped Box” (2007), “Horns” (2010), “NOS4A2” (2013), dan “The Fireman” (2016), “Strange Weather” (2017), lalu seri komik “Locke & Key” (2008–2013). Dirinya pernak memenangkan Bram Stoker Awards, British Fantasy Awards, dan Eisner Award.

“The Black Phone” dalam cerita aslinya, hanya berkisah langsung pada penculikan Finney oleh si Penculik. Finney di masukan dalam basement dengan ruangan gelap tanpa barang apapun hanya telepon hitam di dekatnya. Telepon itu tak lagi berfungsi, karena kabel yang sudah rusak. Namun dering telepon yang terus berbunyi membuat suasana horor yang begitu menegangkan.

© Universal

Finney yang menemukan suara telepon tersebut merupakan suara para korban dari si Penculik untuk membantunya keluar. Dalam filmnya cerita tentang korban dibuat lebih realistis dengan premis kehidupan sekolah Finney dan berbagai latar belakangnya untuk mendukung kedalaman emosi Finney dengan para korban dalam telepon.

Banyak juga dari para pembaca cerita aslinya yang rilis pada 2005 puas dengan adaptasi ini. Runtutan yang begitu pas tetap tersaji dari apa yang dialami karakter Finney bersama si Penculik bertopeng ini. Hal-hal antara supernatural dan kengerian dari Penculik membuat kita berdebar, bagaimana Finney memanfaatkan telepon misterius tersebut untuk melarikan diri atau menghadapi si Penculik.

Exit mobile version