5 Perbedaan Antara Kisah Asli Little Mermaid & Animasinya

Little Mermaid aslinya merupakan dongeng yang diambil berdasarkan cerita dari Hans Christian Andersen

hans christian andersen 1

© GettyImages, Disney Pictures

Banyak hal yang diubah dari dongeng Little Mermaid yang juga termasuk akhir dongeng aslinya yang berakhir tragis.

Menjelang penayangan The Little Mermaid versi live-action, pasti membuat penonton bertanya-tanya dan sekaligus penasaran apa yang akan berbeda dengan versi animasinya yang berjudul sama yang dirilis oleh Disney Studios di tahun 1989. Namun, mungkin tidak banyak lagi orang yang mengetahui bahwa versi animasi The Little Mermaid bukanlah cerita yang dibuat oleh Walt Disney Studios tapi diambil dari cerita dongeng yang dikarang oleh Hans Christian Andersen.

Penulis asal Denmark yang terkenal akan dongeng-dongengnya inilah yang pertama kali menulis tentang seorang putri duyung yang jatuh cinta dengan seorang pangeran (manusia). Dongeng yang diberi judul Little Mermaid ini diterbitkan pada tahun 1837, bersama dengan kumpulan dongeng lainnya. Meski film Disney mengambil ceritanya berdasarkan karangan dari Andersen, tapi Disney kemudian mengembangkan versi ceritanya sendiri yang berbeda dari kisah aslinya.

Tapi inti ceritanya tetaplah sama, di mana seorang putri bungsu dari raja laut rindu untuk melihat dunia atas atau dunia manusia, putri duyung pada akhirnya juga ingin menjadi manusia itu sendiri bukan sekedar melihat-lihat dunia mnusia. Dia menyelamatkan seorang pangeran yang tenggelam dan jatuh cinta kepadanya. Putus asa dengan keadaanya sebagai putri duyung, dia akhirnya mengadakan perjanjian dengan penyihir laut agar bisa bersama pangerannya. Putri duyung kecil sepakat menukar suara indahnya dengan sepasang kaki manusia.

Inilah perbedaan antara dongeng aslinya dengan dongeng versi Disney:

Perbedaan teman dan pengasuh

Dalam versi aslinya yang menjadi teman dari si putri duyung adalah kakak-kakak perempuannya dan yang ditunjuk menjadi pengasuhnya adalah neneknya sendiri.

Sementara itu dalam film, Disney menambahkan karakter baru dari makhluk lainnya sebagai teman Ariel si putri duyung. Disney memberikan teman untuk Ariel, ikan yang bisa berbicara (Flounder) dan kepiting yang pandai bernyanyi (Sebastian) yang juga bertindak sebagai pengawasnya juga ada Scuttle si burung camar yang sok tahu.

Perbedaan keinginan melihat dunia manusia

Dalam dongeng Andersen tidak hanya si putri duyung bungsu yang ingin melihat dunia manusia, tapi juga kakak-kakak duyung lainnya dan mereka dapat berkunjung ke dunia atas setelah menginjak usia 15 tahun.

Dalm filmnya, hanya Ariel seorang-lah yang terobsesi melihat dunia manusia sedangkan yang lain tidak berminat dan bahkan sang ayah melarang Ariel untuk mengunjungi dunia manusia.

Perbedaan konsep roh duyung dan jiwa manusia

Terlihat di dongeng putri duyung kecil yang mencintai pangeran dan ingin menikah dengannya agar dapat memiliki jiwa manusia yang tidak dimiliki puti duyung. Makhluk laut ini memang memiliki umur yang panjang tapi tidaklah memilki hidup yang abadi.

Di film terlihat jelas bahwa masalah ini tidak disinggung sama sekali, Ariel yang jatuh cinta ingin menjadi manusia agar bisa bersama pangerannya.

Perbedaan dalam mengambil suara putri duyung

Salah satu bagian cerita dari The Little Mermaid yang paling dikenal, apa pun versinya adalah putri duyung menyerahkan suaranya yang indah sebagai ganti untuk mendapatkan kaki manusia kepada si penyihir laut.

Hans Christian Andersen dalam dongeng yang ditulis menceritakan bahwa si penyihir laut harus memotong lidah si putri duyung agar tidak dapat berbicara.

Tapi dalam filmnya, Ursula si penyihir laut mengambil suara Ariel melalui sihir dan lalu menyimpan suaranya dalm kerang yang kemudian dipakainya sebagai kalung.

Perbedaan nasib putri duyung

Menurut dongengnya, si putri duyung akhirnya bisa naik ke permukaan dan menjadi manusia dan dia harus menerima kenyataan bahwa sang pangeran jatuh cinta kepada perempuan lain yang disangkanya telah menyelamatkannya. Pada akhirnya, dia menikahi perempuan tersebut bukan si putri duyung.

Dengan sang pangeran menikah, putri duyung akan mati sesuai kesepakatan dengan penyihir laut. Tapi saudara duyungnya membuat kesepakatan lain dengan penyihir laut untuk menyelamatkannya. Jika dia membunuh sang pangeran pada malam pernikahannya, dia akan selamat dan hidupnya, darahnya akan membuatnya kembali ke wujud semula.

Akan tetapi si putri duyung tidak bisa melakukannya, dia lebih memilih kematiannya sendiri dari pada menyakiti sang pangeran, putri duyung kecil itu kemudian larut menjadi buih lautan layaknya putri duyung lainnya yang jika telah habis masa hidupnya akan bergabung dengan laut menjadi buih-buih di lautan.

Versi dongengnya ini tidak memerlukan campur tangan dari si penyihir laut sama sekali seperti yang terjadi pada filmnya, takdirlah yang mengharuskan si putri duyung harus menerima akhir yang tragis ini.

Dalam filmnya, Ariel hanya diberi waktu selama tiga hari di daratan untuk menjadi manusia dan sang pangeran haruslah memberinya ciuman, tidak hanya sekedar ciuman tapi harus berdasarkan dari cinta yang sejati.

Dan versi Disney, diperlihatkan bahwa ada banyak campur tangan dari Ursula agar sang pangeran gagal untuk mencium Ariel. Bahkan Ursula sendiri naik ke daratan dan menyamar menjadi manusia dengan memakai suara Ariel yang diambilnya untuk memikat sang pangeran.

Dalam dongeng si putri duyung harus menerima kematian jika gagal menikah dengan pangeran, dalam animasinya, jika Ariel gagal mendapat ciuman dari pangeran Ariel harus kembali menerima nasibnya kembali menjadi putri duyung dan kembali lagi ke laut menjadi milik Ursula.

Disney menulis ulang dongeng ini untuk memungkinkan Ariel dan Eric si pangeran menikah dan hidup bahagia bersama, membuatnya menjadi kisah cinta dan memberikan akhir yang lebih jauh memuaskan. Disney banyak membuat perubahan besar dari versi dongengnya, menambahkan elemen-elemen baru, seperti Flounder dan Sebastian sehingga membawa pesona ekstra pada penceritaan ulang mereka. Kemudian Disney juga memberikan elemen fantastis lainnya melalui musik dan lagu-lagu yang ikonik dan dengan mengubah akhir yang tragis, Disney pada akhirnya dapat memberikan pengalaman menonton bagi segala usia tentang dongeng dari putri duyung ini.

Menarik bukan melihat perbedaan ini, tonton segera filmnya pada esok hari di semua bioskop kesayangan kamu.

Exit mobile version