Klub Kecanduan Mantan dibintangi oleh Chicco Kurniawan, Agatha Pricilla, Andri Mashadi, Hafizh Weda, dan Rachel Amanda.
Serial komedi situasi pertama dari Netflix Indonesia, Klub Kecanduan Mantan bercerita tentang perjuangan lima orang yang terjebak dalam kisah cinta masa lalu dan mendirikan kelompok untuk menyemangati satu sama lain
Dalam acara bincang-bincang yang berlangsung pada hari Senin (10/4) di Jakarta, para pemeran berbagi tentang bagaimana karakter mereka di Klub Kecanduan Mantan.
Agatha Pricilla sebagai Raysa
Raysa sang pemimpin Klub Kecanduan Mantan adalah seorang pengusaha ambisius yang merupakan pribadi yang penuh perhatian dan terobsesi dengan penyair Rupi Kaur. Ia mendedikasikan dirinya untuk membantu teman-temannya move on dari mantan mereka. Tapi sesungguhnya ia juga menghadapi kesulitan yang sama.
Saat ditanya tentang perannya, di mata Agatha Pricilla, “Raysa itu sebenarnya lumayan ‘berkedok’ di balik teman-temannya. Dia menutupi masalahnya dengan peduli pada masalah orang lain dan mencari pembenaran akan tindakan dia yang salah dengan menggembor-gemborkan masalah teman satu gengnya. Tapi di sisi lain Raysa memang sangat peduli pada teman-temannya dan mau membantu mereka menyelesaikan masalah.”
Agatha mengatakan bahwa reaksinya saat membaca naskah KKM pertama kali adalah, “Wah, orang-orang ini butuh bantuan.” Sambungnya, “Dalam hidup, kita akan attract orang-orang yang punya kesamaan dengan diri kita masing-masing, dan ini tervalidasi di serial ini. Saya juga banyak tertawa ketika membaca naskahnya saking lucunya.”
Cerita dari serial ini menggambarkan tahap-tahap kesedihan dan patah hati dengan humoris dan menyenangkan. Walau tindakan Raysa dan karakter-karakter lainnya terkadang tampak tidak realistis, mereka didorong oleh sesuatu yang nyata dan relatable, yaitu perasaan patah hati. Saya masih jarang melihat karakter serupa di berbagai serial komedi.
Rachel Amanda sebagai Tina
Terdorong untuk hidup dengan damai setelah menjalani pengalaman spiritual di Ubud, sesungguhnya Tina menyimpan keinginan yang mendua antara menyatukan dirinya dengan alam semesta atau mengeluarkan amarahnya yang membara.
Cerita Klub Kecanduan Mantan itu sendiri menjadi alasan utama Rachel Amanda tertarik pada karakternya. “Tema-tema yang digali di serial ini terasa sangat dekat dengan apa yang kita lalui sehari-hari, mulai dari kesulitan untuk move on hingga membutuhkan teman setelah putus cinta. Dan karena ini serial komedi, yang menurut saya cukup sulit untuk dimainkan sebagai aktor, saya merasa lebih tertantang untuk memerankan Tina.”
Ia juga membagikan adegan yang menurutnya menarik, yaitu setiap adegan di mana Tina marah-marah. “Tina terlihat begitu zen dan tenang dari luar. Di kesempatan apa pun dia selalu berusaha untuk meredam emosinya, tapi ada beberapa momen ketika dia tidak bisa membendung lagi emosinya. Beralih dari Tina yang zen ke Tina yang eksplosif itu sangat menyenangkan.”
Hafizh Weda sebagai Kevin
Kevin yang merasa sulit untuk mengatasi masalah berusaha menutupi patah hatinya dengan kesombongan dan uang. Rasa sinisnya terhadap orang lain, termasuk teman-temannya, menjadi cara ia melindungi diri sendiri.
Menurut Hafizh Weda, karakternya, Kevin, adalah karakter yang cukup aneh. “Ia memakai kemeja dan celana formal ke mana-mana, tapi ada sesuatu yang begitu relatable di balik wajah yang ia tunjukkan kepada orang-orang, terutama bagaimana ia menghindar dari rasa patah hatinya. Ia berlagak kuat walau sebenarnya di dalam itu dia sedih.”
Mengawali karirnya di dunia musik, tantangan terbesar yang Hafizh Weda alami adalah “beralih dari pola pikir seorang musisi ke pola pikir seorang aktor. Beberapa hal memang terasa sama — misalnya bagaimana kita perlu berinteraksi dengan penonton — tetapi pada dasarnya seni bermusik dan akting sangat berbeda. Untungnya proses syuting bersama para pemeran dan kru selalu menyenangkan, dan saya jadi banyak belajar.”
Andri Mashadi sebagai Asep
Asep merupakan orang dengan temperamen tinggi walau sebenarnya ia pria yang lembut dan cukup sensitif. Dari sudut pandangnya, rasa marah membantu ia memahami rasa patah hati yang tengah dialaminya.
Aktor berumur itu tertarik untuk mengambil peran ini karena “serial ini ber-genre komedi, yang menurut saya menantang.” Sambungnya, Ceritanya menarik dan dinamika antara karakternya seru. Memerankan Asep jadi pengalaman yang menyenangkan. Ada banyak lapisan di balik karakter ini yang ingin saya coba untuk tunjukkan.
Andri Mashadi juga membagikan cara para anggota membangun chemistry. “Chemistry kami terbangun secara alami — kami sering curhat setelah latihan dan reading, dari situ mulai jadi lebih dekat dan mengenal satu sama lain. Berbincang dengan satu sama lain di luar konteks naskah juga sangat membantu dalam membangun chemistry yang kuat.”
Chicco Kurniawan sebagai Kori
Memiliki kepribadian yang bertolak belakang dengan Asep, Kori merupakan laki-laki polos dan lemah lembut. Ia menyalahkan dirinya setiap kali terjadi kesalahan dalam hidupnya, sedemikian rupa sehingga ia rela membiarkan mantan kekasihnya mempermainkannya demi mencegah sang mantan merasa marah atau kecewa.
Menurut Chicco, “Pada dasarnya Kori tidak jauh berbeda dari anggota Klub Kecanduan Mantan lainnya. Ia cukup ekstrem dalam hal percintaan tetapi pada saat yang sama apa yang ia alami juga cukup relatable. Dia polos, naif, dan juga paling perasa dibandingkan dengan karakter lainnya.”
Ia juga mengatakan bahwa dirinya tertarik untuk memerankan Kori karena belum pernah memainkan karakter seperti ini. “Pada awalnya saya pikir reaksi Kori sangat berlebihan, tetapi setelah memerankannya pola pikir saya berubah dan sadar bahwa apa yang ia lakukan itu real dan sah-sah saja.”