“It was a different house before that one.” – Shopkeeper.
Film thriller terbaru Kevin Bacon yang tadinya hendak ditayangkan di layar lebar, kini dialihkan lewat layanan streaming pada 18 Juni 2020. Dengan judul “You Should Have Left”, film ini menyatukan lagi Kevin Bacon dengan sang sutradara David Koepp, setelah sebelumnya keduanya terlibat di “Stir of Echoes” (1999), yang saat itu meraih resume positif di kalangan kritikus.
Diangkat berdasarkan novel karya Daniel Kehlmann, film ini menceritakan karakter Theo Conroy (Kevin Bacon), seorang penulis, dengan masa lalu misterius, yang sekarang telah menikah dengan wanita yang jauh lebih muda bernama Susanna (Amanda Seyfried). Mereka juga mempunyai seorang putri bernama Ella (Avery Essex).

Namun, hubungan Theo dan Susanna penuh dengan rasa ketidakpercayaan, terutama dari sisi Theo yang selalu curiga dengan Susanna. Wajar saja, profesi Susanna sebagai artis terkenal, membuatnya dikelilingi banyak aktor muda. Beberapa kali terlihat Theo bermeditasi lewat earphone-nya atau menulis perasaannya lewat jurnal miliknya yang berwarna coklat.
Theo berharap bisa memperbaiki hubungan mereka dengan berlibur di sebuah rumah pedesaan yang mereka sewa di Wales, Inggris. Rumah bergaya minimalis modern ini besar, namun terkesan dingin sesampainya di dalam. Penggunaan material kayu ketika masuk, memang sedikit membawa kehangatan, namun penggunaan material batu berwarna abu-abu untuk tembok selasar antar ruangan, malah mempertegas hal dingin tersebut, karena terlihat gelap saat malam.
Belum lagi, Theo berulang kali mengalami mimpi buruk yang memperlihatkan adanya ruangan bawah tanah dan banyaknya pintu di sana, dan Ella pun merasakan hal serupa. Mimpi buruknya itu tampaknya tak akan membiarkan Theo pergi dari rumah itu tanpa kecuali.

Film ini dari premisnya sedikit mengingatkan kita akan “The Shining” (1980) yang disutradarai oleh Stanley Kubrick. Walau tak dipungkiri, film ini tak bisa sebaik “The Shining”, karena dari sisi naratifnya terbilang sangat lemah dan tak solid di penghujung akhir cerita.
Rumah tersebut memang jauh dari kesan berhantu. Siapa yang menyangka, kalau rumah modern seperti itu ternyata menyimpan sesuatu yang menakutkan. Kita dari awal sudah ditampakkan sosok bertongkat berkacamata yang meneror Ella dalam mimpi, yang mengatakan kalau ayahnya mempunyai dosa dan sosok itu setengah mengutuk ayahnya tersebut.
Belum lagi saat Theo membeli bahan makanan di desa yang ada di bawah, pemilik toko malah memberinya penggaris siku untuk mengukur rumah tersebut. Dan saat digunakan Theo, ada sedikit kejanggalan soal ukuran rumah itu yang benar-benar tak presisi sama sekali.

Jurnalnya pun tiba-tiba muncul dengan tulisan tangan yang menyuruhnya pergi dari rumah itu sesegera mungkin. Theo tak tahu siapa yang menuliskan itu, tapi setelah ia menyadari banyaknya keanehan, ia memutuskan untuk segera keluar dari rumah itu.
Bisa ditebak kemudian yang terjadi di paruh ketiga seperti apa. Ia tak bisa kembali ke rumah, dan sejauh apapun berjalan akan kembali ke rumah tersebut. Begitu pula dengan manifestasi iblis, yang ternyata muncul tidak lewat fisik, namun lewat pikiran.
Secara psikologis, Theo dan Ella sudah dirasuki sosok bertongkat tersebut, dan betapa terkejutnya saat Theo melawan makhluk itu. Rasanya seperti melihat iblis yang mengikuti dia terus menerus dan memancing iblis di rumah itu, mendorong dirinya untuk membayar dosa masa lalunya yang belum terbayarkan.

Visualisasi film yang diambil oleh Angus Hudson ini sangat baik, begitu pula dengan editingnya. Camera movement secara cerdik menempatkan dirinya menggunakan bayangan lampu di angle yang tak disangka-sangka, dan membuat seolah-olah Theo mengalami halusinasi seolah-olah ia mengalami vertigo oleh tangga yang terasa berat ia naiki, membuat dirinya harus merangkak hingga sampai ke atas.
Untuk aktingnya sendiri, Kevin Bacon masih tetap yang terbaik di genre apapun yang ia perankan, penjiwaannya sangat kuat dan berkarakter, tak ada yang meragukan aktingnya selama ini. Kredit khusus diberikan pada Avery Essex yang tampil sedikit memukau, memberi warna ceria pada film yang relatif berbau gothic seperti ini.
Film ini memang sangat menjanjikan dari awal, walaupun naskahnya seharusnya bisa lebih baik lagi, sehingga film ini tak akan terjerumus lebih dalam. Karena latar belakang ceritanya sama sekali tak tergali, begitupun dengan kisah rumah tersebut yang hanya dikatakan samar-samar.

Unsur jumpscares-nya juga cenderung minor, tak sampai membuat kita terkejut, dan memang bukan itu yang menjadi jualan utama, namun film ini secara signifikan menyerang sisi psikologis sang protagonis, walaupun terjadi juga dengan Ella, namun sayang tak dijelaskan di sini.
Jelas memang ada sesuatu di rumah tersebut, dan begitu kita menyadari hal tersebut, konklusinya malah klise dan sedikit antiklimaks.
Director: David Koepp
Casts: Kevin Bacon, Amanda Seyfried, Avery Essex
Duration: 93 Minutes
Score: 6.2/10
The Review
You Should Have Left
'You Should Have Left' menceritakan tentang seorang penulis yang sedang melakukan liburan ke sebuah rumah terpencil di Wales dengan keluarganya. Namun sejak itu juga, ia mulai dihantui mimpi buruk berkepanjangan. Dan setelah menyadarinya, semuanya telah terlambat.