Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

‘The One and Only Ivan’, Kisah Nyata Seekor Gorila yang Sangat Menyentuh dan Penuh Haru

Adam Pratama by Adam Pratama
September 26, 2020
in Featured, Movies, Reviews
© Disney+

© Disney+

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“My father used to say, “Anger is precious. Use it to keep order and warn others of danger.” But here, there’s no one to protect. Sometimes it’s hard to roar for no reason.” – Ivan.

 

Film yang baru tayang di platform Disney+ Hotstar Indonesia  ini sesungguhnya menarik. Bukan saja karena ceritanya yang terinpirasi dari realita, namun juga para pengisi suaranya yang bertabur bintang.

Tercatat ada banyak nama kondang di  sini, seperti Sam Rockwell, Angelina Jolie, Danny DeVito, Helen Mirren, hingga alumnus “Hamilton”, Phillipa Soo. Belum lagi ada Bryan Cranston juga yang berperan secara nyata sebagai pemilik sebuah sirkus di pusat perbelanjaan.

“The One and Only Ivan” sendiri berangkat dari kisah seekor gorila bernama Ivan yang tinggal di mall untuk pertunjukan selama lebih dari 20 tahun. Ivan kemudian ditemukan punya bakat terpendam yaitu bisa menggambar. Nah, hal ini digunakan oleh film sebagai pondasi untuk menyampaikan sebuah pesan yang lebih kuat lagi.

Di awal film kita akan diperkenalkan dulu oleh seluruh binatang yang ada di sirkus. Setelah itu baru deh masuk ke konflik-konflik yang terdapat dalam tahap konfrontasi. Seperti biasa, cerita akan menyuguhkan konsep “fallen hero”, di mana Ivan (Sam Rockwell) adalah headliner tapi di sisi lain terdapat sebuah kondisi di mana status dia sebagai headliner menjadi terancam.

© Disney+

Cukup mengejutkan, setelah turning point pertama masuk dan konflik semakin berkembang, film tidak ingin mengarahkan kita kepada sebuah narasi yang bisa diprediksi mengenai konsep “fallen hero” itu sendiri. Tidak ada eskalasi konflik di mana Ivan melawan, which is biasanya terjadi dalam film-film berformula sejenis. Yang ada justru sebuah konflik baru.

Sayang, konflik ini memiliki awalan yang tidak cukup mulus karena apa yang penonton lihat adalah “fallen hero” tadi, dan bukan tidak mungkin jika kita tidak mengantisipasi perubahan arah ini. Jatuhnya sih bagus, namun bridging-nya kurang smooth. Still too rough. Ini bisa diakibatkan oleh belum cukupnya atensi penonton yang diberikan kepada salah satu karakter pendukung yang mana menjadi sumber dari perubahan konflik tersebut. Semua masih tertuju kepada bagaimana Ivan mengatasi situasi baru.

Meski awalannya kurang begitu baik, beberapa warna yang diberikan sepanjang tahap konfrontasi berhasil memandu kita ke konflik peralihan ini. Mulai dari kisah tentang latar belakang karater utama, hingga hal nekat yang dilakukan selanjutnya. Di sini juga lah film mulai memainkan kartu “Primate Picasso” mereka.

© Disney+

Atensi mengenai gorila yang bisa menggambar ditanamkan sedikit demi sedikit. Mulai dari bagaimana ia pertama kali menggambar, lalu hal tersebut semakin berkembang kemudian menjadi komoditas, dan gongnya adalah terkait dengan eksposisi karakter Ivan itu sendiri.

Namun yang bagus di sini adalah, film mencoba utnuk mengkombinasikan fakta bahwa Ivan yang asli memang bisa menggambar dengan konflik utama yang ingin mereka bawa. Karakter Ivan di dalam film kemudian dijadikan tools yang sukses menampilkan unsur fantasi yang ramah keluarga dari film ini. Layaknya headline-headline artikel zaman now, turning point kedua “The One and Only Ivan” akan membuatmu tercengang.

Dari segi sinematik, film ini termasuk berat di penggunaan CG. Semua karakter binatang ditampilkan tidak menggunakan motion capture, melainkan desain grafis. Ini menjadi krusial sekali mengingat para binatang memegang peranan penting dalam cerita, sehingga jika tampilannya kurang meyakinkan maka pengalaman menonton jadi berkurang. Film masih menampilkan bentuk mereka secara aman.

Believable, dengan ada beberapa scene yang menunjukkan detail dari binatang-binatang itu. Oke lah. Untuk pengisi suara, once kita mendengarkan karakternya ngomong, kita bakal tahu ini suara siapa. Khususnya bagi para nama besar, suara mereka sangat khas semua, jadi mudah untuk diterka.

Akting Bryan Cranston sebagai showman yang sudah mulai menua juga baik, namun selain kostumnya yang sebelas dua belas dengan “The Greatest Showman” ala Hugh Jackman, penggambaran karakter Mack memang tidak dirancang se-obnoxious itu.

© Disney+
© Disney+

Hal menarik dari Mack selain hubungannya dengan Ivan adalah bagaimana film menjadikan karakter ini sebagai karakter yang tidak bisa dianggap antagonis murni. Khas Disney lah ini. Ada saat di mana Mack terkesan jahat, namun bila dilihat dari sudut psikologi karakternya, kelakuan ini punya latar belakang yang jelas.

Keabu-abuan Mack membuat film jadi tidak sehitam-putih itu. Semuanya nanti akan bermuara pada sebuah narasi bahwa ini sudah waktunya. Binatang berhak untuk mendapatkan tempat yang lebih layak. Jika melihat dari sudut pandang Ivan, gak ada kata terlambat untuk menemukan siapa dirimu sebenarnya.

Notion itu ditampilkan bukan dengan kekerasan, atau pemberontakan dan semacamnya. Dalam salah satu adegan kunci, adalah hati manusia dan solidaritas bersama yang bisa mewujudkan perubahan. Bagaimana kita berani untuk bertindak dan nilai dari tindakan tersebut merupakan sesuatu yang penting untuk disampaikan apalagi bagi penonton muda.

Di sisi lain, film jadi memiliki banyak momen haru dan selalu dapat memainkan emosi penonton, padahal yang jadi karakter-karakter pentingnya adalah mereka yang tidak nyata. Suatu capaian yang bisa dibilang terlalu melankolis, namun tetap bagus untuk sebuah film keluarga. Gak salah kalau Chillers bakal beberapa kali menangis menjelang akhir film ini, karena pembawaan dari beberapa adegan yang menyentuh. Bahkan, sebetulnya adegan gong di sini sudah menjadi sesuatu yang menyentuh namun dengan cara yang lebih sinematik.

© Disney+
© Disney+

Memiliki problem untuk bisa lepas dari bayang-bayang konflik pertama, “The One and Only Ivan” berhasil mengatasi hal tersebut sedikit demi sedikit. Seluruh poin yang ada dalam aspek naratifnya bisa digabungkan dengan baik, untuk kemudian membentuk pesan yang bagus.

Secara keseluruhan cerita film ini sih mudah ditebak. Ya namanya juga film keluarga. Namun proses menuju ke sana patut diapresiasi.  Sedikit sentuhan mengenai stereotipe juga tidak bisa dikesampingkan, mengingat Ivan adalah Silverback Gorilla yang tugasnya adalah menakut-nakuti orang.

Cukup mengejutkan ketika mengetahui film lebih berasa dalam dan dramatisnya dibanding lucunya. Kemudian ada karakter-karakter pendukung yang cuma sekedar tempelan saja. Tapi diluar itu, value-nya tetap tersampaikan dengan jelas. Cerita yang manis tentang para binatang yang terkungkung dalam kandang.

 

Director: Thea Sharrock

Casts: Sam Rockwell, Bryan Cranston, Danny DeVito, Angelina Jolie, Helen Mirren, Brooklyn Prince, Ariana Greenblatt, Raon Rodriguez, Mike White, Phillipa Soo, Chaka Khan, Ron Funches, Owain Arthur

Duration: 95 Minutes

Score: 7.6/10

Editor: Juventus Wisnu

The Review

The One and Only Ivan

7.6 Score

The One and Only Ivan bercerita tentang Ivan, gorila yang tinggal di dalam mall bersama teman-temannya sesama binatang. Apakah Ivan nantinya bisa keluar dari situ bersama teman-temannya?

Review Breakdown

  • Acting 0
  • Cinematography 0
  • Entertain 0
  • Scoring 0
  • Story 0
Tags: Angelina JolieAriana GreenblattBrooklyn PrinceBryan CranstonChaka KhancineverseDanny DeVitoDisneyHelen MirrenMike WhiteOwain ArthurPhillipa SooRaon RodriguezReview The One and Only IvanRon FunchesSam RockwellThe One and Only Ivan
Adam Pratama

Adam Pratama

Founder Cinemania ID, now becoming Co-Founder of Cineverse. Batch 2 @mrabroadcastingacademy, Batch 4 adv class @kelaspenyiar_id. @imsi_fibui @fibui_basketball

Related Posts

The Mandalorian 3

Yeayy, ‘The Mandalorian’ Akan Hadir dalam Versi Komik

May 24, 2022
Doctor Strange 2

‘Doctor Strange 2’ Lampaui 800 Juta Dolar AS di Box Office

May 23, 2022
Elton John

Karir Musik Elton John Akan Hadir di ‘Goodbye Yellow Brick Road’

May 22, 2022
No Exit

Review Film: ‘No Exit’

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cineverse Banner Cineverse Banner Cineverse Banner
ADVERTISEMENT

Cineverse

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Follow Us

  • Home
  • About Us
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In