Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

‘The Battle: Roar to Victory’, Serunya Film Peperangan yang Tak Membosankan

Juventus Wisnu by Juventus Wisnu
September 6, 2019
in Featured, Movies
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Don’t be sad, we’re going to return what they did to us” – Hwang Hae-chul.

Perfilman Korea memang tak henti-hentinya membuat karya film yang berkualitas, namun juga indah secara visual. Salah satu genre yang digarap dengan maksimal adalah peperangan. Sudah banyak film bergenre ini dibuat di Korea dengan latar belakang seperti yang telah disebutkan, sebut saja “Joint Security Area” (2000), “Tae Guk Gi” (2004) dan “My Way” (2011).

Kini genre serupa ditampilkan lagi dengan judul “The Battle: Roar to Victory”. Film ini merupakan film yang diangkat dari pertempuran di Bongo-dong tahun 1920. Film ini menceritakan kembali kemenangan besar yang diperoleh Korea saat melawan Jepang.

Film yang dirilis serentak pada 7 Agustus lalu di Korea, berhasil meraup 4,6 juta penonton di Korea dan hingga kini sudah meraup pendapatan sebanyak US$ 34,8 juta. Menarik bukan?

Film ini ditulis berdasarkan cerita sejarah perang Bongo-dong atau lebih terkenal dengan nama perang Fengwudong yang terjadi di kawasan Manchuria, Tiongkok pada 6 – 7 Juni 1920. Bongo-dong adalah pos pertahanan terakhir milik rakyat Korea ketika pendudukan Jepang. Bisa relate dengan seberapa penting perang ini?

Sekumpulan pejuang, atau lebih tepat dikatakan sebagai sekumpulan bandit yang dipimpin oleh Hwang Hae-chul (Yoo Hae-jin) dan temannya seorang penembak jitu bernama Byeong-gu (Jo Woo-jin), diberi tugas untuk menjemput uang bantuan dari Cina untuk operasi perjuangan kemerdekaan di Korea. Tapi, selama di perjalanan, mereka akhirnya sadar bahwa ada misi tersembunyi yang harus diselesaikan.

Sembari menjemput dana tersebut, mereka menolong penduduk desa yang dibantai tentara Jepang. Hwang Hae-chul dan kawan-kawannya dibantu oleh Kapten Jang-ha (Ryu Jun-yeol) yang sudah dia anggap adik kandung sendiri. Orang tua Jang-ha meninggal ketika dia masih remaja dan kakak perempuan satu-satunya dibawa ke Cina untuk dijadikan budak.

Sejak saat itu, Jang-ha berusaha bertindak sebagai lelaki dewasa, sebagai seorang pejuang, dan selalu menunggu kepulangan kakaknya sambil mempertahankan tanah airnya.

Yang tidak Hae-chul ketahui adalah, kalau Jang-ha ternyata memiliki rencana rahasia untuk memancing para tentara Jepang, termasuk pasukan elit mereka, agar datang ke suatu titik di Bongo-dong, di mana mereka nanti akan dijebak dan dihabisi oleh pejuang kemerdekaan yang sudah menunggu mereka di tempat tersebut.

Apakah rencana keduanya untuk menjebak tentara Jepang akan berhasil?

Film bertema perang biasanya memiliki vibe yang serius, bengis, atau patriotis. Namun, film ini bisa dibilang cukup netral, bahkan lebih humanis dengan penggambaran yang estetik.

Humanis? Ya. Di film ini, rakyat adalah pahlawan. Bukan hanya satu atau dua tokoh utama saja yang dibuat heroik, tapi semua pejuang dan para aktor cilik atau remaja juga patut diapresiasi!

Ambil contoh, karakter Hae-chul yang digambarkan karismatik, ahli pedang, tapi juga humoris. Hae-chul memiliki pengalaman pahit ketika remaja, dia dan adiknya membawa masuk tentara Kekaisaran Jepang masuk ke Korea sebagai imbalan sekantung roti dan granat! Demi imbalan itu, Hae-chul kehilangan adik satu-satunya, dan juga tanah kelahirannya.

Saat menjadi pemimpin, Hae-chul sering memberikan pidato untuk kelompoknya. Jangan berprasangka buruk dulu! Pidato yang dibawakan Hae-chul sama sekali tidak membosankan dan tidak terasa berlebihan. Pasti akan teringat terus dengan monolog yang dibawakannya, deh!

Film yang disutradarai oleh Won Shin-yeon (The Suspect, Memoir of a Murderer) ini memang tak melulu menampilkan adegan brutal dalam setiap aksinya, namun juga menggambarkan kegetiran hidup yang diungkapkan lewat kilasan flashback dan mimpi, selipan komedi, dan bahkan percikan romansa antara beberapa karakternya.

Tapi yang membuat film ini meraih pujian lebih adalah eskalasi perangnya yang digelar dalam lansekap luas, dipadukan dengan sinematografi ala film-film Hollywood. Kita seperti melihat peperangan di trilogi “Lord of the Rings” karya Peter Jackson. Mata kita akan dimanjakan oleh sejumlah pemandangan menarik saat adegan perang atau kejar-kejaran ini berlangsung. Sungguh luar biasa apa yang disuguhkan film ini kepada audiensnya.

Penggunaan kameranya pun tak monoton, sejumlah angle menarik diambil lewat udara dengan drone, juga beberapa scene dengan teknik fps (first-person shooter) dan follow yang lebih hidup. Seolah adegan tersebut terjadi di depan kita.

Untuk prestasinya sendiri, film ini selain mendapatkan lima nominasi di Blue Dragon Awards 2019, secara mengejutkan juga berhasil memecahkan rekor film ‘The Attorney’ (2013) dan ‘Ode to My Father’ (2014). Rating tinggi juga diperoleh dari indeks CGV Golden Egg yaitu 96 persen, dan nilai 9,3 dari rating Lotte Cinema.

Ryu Jun-yeol yang memerankan tokoh Lee Jang Ha, dalam film “The Battle: Roar to Victory” mengungkapkan, sangat berat menjalani syuting film ini. “Bukan hanya saya. Semua aktor yang terlibat dalam film ini juga merasa berat menjalani syuting ini. Namun, Hai-Jin dan Woo Jin mampu mencerahkan suasana dengan lelucon dan menuntun saya dengan baik. Sehingga saya bisa menyelesaikan syuting dengan baik karena mereka. Saya senang dan dapat menyajikan film yang sangat baik untuk anda. Saya yakin anda akan terhibur dan merasakan kepuasan saat menonton film ini,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh lawan main Ryu Jun-yeol, Yoo Hae-jin. Memerankan tokoh Hwang Hae-chul, Yoo Hae-jin harus berusaha keras untuk menguatkan tangannya. “Saya harus membawa pedang besar, berat terbuat dari besi. Membuat tangan saya lebih kuat adalah prioritas utama lebih dari apapun. Saya yakin semua orang akan tersentuh melihat pejuang kemerdekaan bertarung bersama dan muncul sebagai pemenang,” katanya.

Jo Woo-jin yang memerankan tokoh Byeong-Koo seorang bandit yang memiliki kemampuan berkomunikasi bahasa Jepang mengungkapkan, sangat fokus pada karakter yang diperankannya. “Saya yakin semua orang akan tersentuh melihat pejuang kemerdekaan bertarung bersama dan muncul sebagai pemenang,” ujarnya.

Walaupun film ini banyak mengumbar adegan sadis seperti pemenggalan kepala, tusuk-menusuk, tembak-menembak, dan banyak lainnya yang wajar di sebuah perang, tetap saja mengerikan bagi mereka yang tak biasa melihatnya. Wajar saja, menjaga orisinalitas sebuah film bergenre seperti ini. Buat kalian yang menyukai film bergenre perang ataupun action, film ini sangat pantas jadi rujukan buat kamu dalam menonton.

 

Director: Won Shin-yeon

Casts: Yoo Hae-jin, Ryu Jun-yeol, Jo Woo-jin, Kazuki Kitamura, Hiroyuki Ikeuchi, Kotaro Doigo, Park Ji-hwan, Choi Yu-hwa, Sung Yoo-bin, Lee Jae-in

Duration: 135 Minutes

Skor: 8.0/10

@rainadellanij

The Review

4 Score

Film 'The Battle: Roar to Victory' merupakan film historikal ini mengangkat perang Bongo-dong antara Korea dan Jepang yang terjadi di kawasan Manchuria, Tiongkok pada 6 - 7 Juni 1920. Peperangan yang dilakukan oleh milisi melawan pasukan elit Jepang yang ingin menjajah Korea ini memang digambarkan sangat sadis. Sejumlah adegan gore terlihat di sini, seperti pemenggalan kepala, tusuk-menusuk, tembak-menembak, dan banyak lainnya yang wajar di sebuah perang. Namun sebagai sebuah film peperangan yang menjaga orisinalitas, film ini mampu menggabungkan semua elemen yang ada, dan tak melulu menampilkan kekerasan dalam filmnya. Kita akan dihibur oleh sinematografinya yang indah bak film Hollywood dan sequence-nya yang menghibur mata. Tunggu apa lagi, segera nonton film ini.

Review Breakdown

  • 8.0
Tags: Bongo-dongBongodong BattleChoi Yu-HwaFengwudongHiroyuki IkeuchiJo Woo JinKazuki KitamuraKotaro DoigoLee Jae-InManchuriaPark Ji-hwanReview FilmReview Film The Battle: Roar to VictoryRyu Jun YeolSung Yoo-BinThe Battle: Roar to VictoryTiongkokYoo Hae Jin
Juventus Wisnu

Juventus Wisnu

“Don't ask yourself what the world needs, ask yourself what makes you come alive. And then go and do that. Because what the world needs is people who have come alive.”

Related Posts

Jatuhnya Organisasi Kriminal dalam Poster ‘Confidential Assignment 2’

Keren! Inilah Poster Film ‘Confidential Assignment 2’

August 4, 2022
Alienoid

Serunya ‘Alienoid’, Perang Para Alien Bertabur Bintang Korea

July 26, 2022
Alienoid

Review Film: ‘Alienoid’

the big hit

Review Film: ‘The Big Hit’

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cineverse

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Follow Us

  • Home
  • About Us
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In