Deepfake dalam film ‘The Adam Project’ memberikan tampilan salah satu karakter jadi menyedihkan.
Baru-baru ini Netflix meluncurkan sebuah film fiksi-ilmiah yang diperankan oleh Ryan Reynolds, berjudul ‘The Adam Project‘. Meski menghibur, masih ada kekurangan dalam film yang disajikan tersebut.
Sayangnya, film tersebut sukses membuat para penontonnya merasa campur aduk. Ingin membuat film tersebut seringan mungkin, mudah dipahami, ‘The Adam Project’ malah kurang memperhatikan detail-detail karakter yang berujung dengan ketidaknyamanan penonton ketika melihat adegan tersebut.
Dengan tema cerita fiksi-ilmiah, tentu akan ada banyak efek-efek yang diberikan dalam film ini. Semua efek khusus harus bertahan semakin lama, seiring dengan meningkatnya durasi film. Bagaimana efek tersebut dipertahankan, akan membuat film semakin lama semakin baik karena memperlihatkan konsistensi.
Namun, ada satu aspek dari film yang menandai kekurangan ‘The Project Adam’, yakni ialah penggunaan Deepfake yang berlebihan dan sangat terlihat.
Dilansir dari Collider, tipuan teknis tersebut dimaksudkan untuk membuat kita berpikir bahwa karakter yang dibuat secara digital sebenarnya adalah versi yang lebih muda dari mereka yang lebih tua atau bahkan tipuan aktor yang telah meninggal.
Pikirkan Peter Cushing mengulangi perannya sebagai Grand Moff Tarkin di ‘Rogue One: A Star Wars Story’ karya Gareth Edwards di tahun 2016. Adegan itu disatukan dengan kepala mendiang aktor yang ditempatkan di tubuh aktor Guy Henry.
Contoh itu adalah salah satu yang pertama, meskipun itu hanya menandai permulaan. Banyak di antaranya yang merupakan proyek Star Wars, mengingat unsur fiksi-ilmiah yang sangat kental, seperti ketika Luke Skywalker yang dibuat secara digital muncul di ‘The Book of Boba Fett’ dan ‘The Mandalorian’.
Mereka semakin menjadi lebih baik, betapapun banyak pekerjaan yang dilakukan, mereka tidak pernah sepenuhnya menyerupai detail dan nuansa wajah seorang aktor.
Sebaliknya, ‘The Adam Project’, membuat teknologi deepfake menjadi lebih buruk karena penggunaannya terjadi ketika aktor kehidupan nyata berdiri di sana. Hal tersebut terjadi di sekitar pertengahan film, ketika Maya yang jahat (Catherine Keener) kembali pada waktunya untuk mengunjungi dirinya sendiri.
Sejak saat itu, film ini terkesan menyedihkan setiap kali dia muncul di layar. Dengan kata lain, begitu buruk hingga terlihat menyedihkan.
Ketika itu, Maya yang lebih tua dan jahat meyakinkan dirinya yang lebih muda untuk bergabung dengannya dan menghentikan Adam yang lebih tua yang mengganggu proyek perjalanan waktu mereka.
Dalam adegan tersebut, seharusnya ada dinamika emosional menarik antara kedua karakter Maya, karena versi yang lebih tua sangatlah jahat sementara versi yang muda memiliki potensi untuk memperbaiki hal tersebut.
Namun, yang penonton lihat hanyalah wajah datar sosok Maya muda yang tidak menampilkan emosi baik sama sekali. Pengaturan posisi ketika keduanya disandingkan malah membuat Keener memiliki manekin disampingnya.

Apakah itu salah Keener? Tentu bukan. Keener telah cukup baik dan profesional memerankan karakter Maya meski kemudian adegan konyol tersebut muncul. Mungkin memang sebaiknya, adegan tersebut tidak pernah dilakukan.
Ada contoh film yang baru-baru ini mampu mempertegas perbedaan usia, hanya melalui riasan dan tata rambut dan menciptakan ilusi yang jauh lebih menarik daripada tipuan digital deepfake.
Secara khusus, ‘Better Call Saul’ baru-baru ini telah menunjukkan bagaimana ia mampu menampilkan tokoh Bob Odenkirk lebih muda dari usianya sekarang. Terlebih lagi, usia yang diperlihatkan dalam serial tersebut memiliki rentang waktu yang cukup jauh, yaitu sekitar lebih dari satu dekade.
Bisa saja ‘The Adam Project’ juga menggunakan keahlian tersebut, alih-alih menggunakan tipuan digital yang malah membuat dua tokoh Maya menjadi lebih konyol.
Sudah cukup bisa ditoleransi ketika Maya versi jahat tiba-tiba muncul dari sebuah pintu dan membuat Maya versi baik kaget dengan muka datar. Sayangnya, Maya versi baik kembali muncul ketika film sudah mencapai klimaks, dan mengganggu visual dari adegan akhir film.
Mungkin suatu hari nanti, tipuan teknis ini akan berkembang menjadi lebih menarik dan meyakinkan, meskipun jelas tidak akan terjadi dalam waktu dekat.