Temani Lebaran, Inilah 10 Film Warkop DKI Terbaik Versi Cineverse

Siapa yang tidak mengenal Warkop DKI? Grup lawak legendaris Indonesia ini memang selalu menyajikan karya-karya yang menghibur dan tidak lekang oleh waktu. 

 

Awalnya, Warkop DKI adalah sebuah siaran radio dengan nama Warkop Prambors dan beranggotakan Kasino, Nano Mulyono, dan Rudy Badil. Acara ini didirikan tahun 1973, lalu pada 1974 Dono bergabung, dan selanjutnya Indro pada tahun 1976. 

Nano Mulyono dan Rudy Badil akhirnya keluar dari grup ini dan tersisa Dono, Kasino, dan Indro yang kita kenal hingga saat ini. Kepopuleran mereka atas lawakan yang selalu berhasil menghibur pendengar radio akhirnya membawa nama mereka semakin tinggi.

Akhirnya film pertama mereka, ‘Mana Tahan’ dirilis pada 1979, dan mendapat antusiasme tinggi dari penggemar. Nama Warkop Prambors akhirnya diganti menjadi Warkop DKI yang hingga kini melekat pada mereka. 

Di libur lebaran tahun ini, Cineverse akan merekomendasikan 10 film Warkop DKI yang bisa ditonton untuk mengisi waktu libur lebaran bersama keluarga.

Chips

© Nugraha Mas Film

‘Chips’ di film ini adalah sebuah akronim dari “Cara Hebat Ikut Penanggulangan Masalah Sosial”. Film ini dirilis pada tahun 1982 dan disutradarai oleh Iksan Lahardi. Film ini terinspirasi dari sebuah serial TV populer dengan judul ‘California Highway Patrols (CHiPs)’ yang populer tahun 1980-an.

Selain Warkop DKI, film ini juga turut menampilkan Sherly Malinton sebagai Lita, pacar Dono, dan M. Panji Anom sebagai Bos Junet. 

Dalam film ini, Dono, Kasino, dan Indro berperan sebagai petugas pelayanan masyarakat yang khusus di bidang keamanan dan ketertiban. Kejadian-kejadian lucu berhamburan sejak awal film, seperti Dono yang yang tercebur ke kali bersama mobil patrolnya, Indro yang sibuk menangani anak nakal, dan Kasino yang mengejar motor trail ugal-ugalan.

Semuanya terbentuk menjadi cerita yang menghibur bagi penonton, termasuk salah satu ungkapan khas “Jangkrik Boss” dalam film yang bahkan masih populer digunakan oleh orang-orang hingga saat ini. 

Itu Bisa Diatur

© Multivision Plus

Dua tahun setelah ‘Chips’, film ‘Itu Bisa Diatur’ dirilis. Disutradarai oleh Arizal, Warkop DKI mendapat kepercayaan membuka restoran karena keahlian memasak yang dimiliki oleh Dono. Komedi yang menjadi ciri khas mereka, tentu tidak terlupakan dalam film ini, dan semuanya berasal dari suasana yang terjadi pada restoran.

Misalnya saat jenis makanan yang dipesan habis, atau jatuh saat mau duduk, atau adanya kritikus makanan yang cukup garang, bahkan lawakan bersama para pemain lain seperti Ira Wibowo daan Aminah Cendrakasih yang juga tidak kalah menghibur. 

Maju Kena Mundur Kena

© Multivision Plus

Pada tahun 1983, ‘Maju Kena Mundur Kena’ merilis filmnya yang disutradarai oleh Arizal. Film ini selain menampilkan Dono, Kasino, dan Indro, juga dibintangi oleh Eva Arnaz dan Lidya Kandou sebagai pemain pendukung. 

‘Maju Kena Mundur Kena’ lebih terfokus pada cerita romantis dari Dono, Kasino, dan Indro. Diceritakan Kasino, adalah atasan Dono dan Indro di sebuah bengkel motor. Kasino melarang anak buahnya untuk tertarik pada perempuan. Padahal, diam diam Kasino juga tertarik dengan perempuan yang fotonya ada di dalam majalah. 

Ketika Marina (Eva Arnaz) muncul di bengkel saat Dono jaga malam, ia malah tertarik dan dekat dengan Dono. Kasino marah-marah karena Marina juga belum membayar bengkel ongkosnya. Bagaimana ya akhir dari kisah mereka? 

Pintar-Pintar Bodoh

© Multivision Plus

‘Pintar Pintar Bodoh’ adalah film yang dirilis tahun 1980 dibawah naungan Raam Punjabi. Film yang disutradarai Arizal ini berhasil mendapatkan penghargaan dalam piala Antemas dan dinobatkan sebagai Film Terlaris versi MURI. 

Film ini mengisahkan Dono, Kasino, Indro, dan Dorman yang ingin membuka sebuah kantor detektif. Namun, adanya konflik ketidaksepahaman, membuat mereka harus terbagi menjadi dua kubu yang bertentangan.

Mereka berusaha membuktikan bahwa mereka adalah detektif terbaik. Karena dikhianati oleh sekretaris mereka masing-masing dan tidak adanya masalah yang mereka selesaikan, akhirnya kedua kubu tersebut bangkrut.

Banyak kejadian lucu yang masih diingat hingga saat ini, seperti saat Dono berdansa ala John Travolta di ‘Saturday Night Fever’, ada pula saat Kasino mengubah lirik lagu Sukiyaki menjadi sebuah sindiran untuk Dono, lantaran ia malah menggoda seorang perempuan dan bukannya mengawasi orang yang sedang mereka buntuti. 

Dongkrak Antik

© Multivision Plus

Kembali dinaungi oleh Raam Punjabi, ‘Dongkrak Antik’ dirilis pada tahun 1982. Film yang disutradarai oleh Arizal ini, juga turut menampilkan Mat Solar dan Meriam Bellina sebagai pemeran pendukung. 

Menceritakan tentang Dono, Kasino, Indro, dan Mat Solar yang bekerja di sebuah hotel. Mereka berempat memiliki masalah yang berbeda beda. Dono yang pelupa dan harus bersaing dengan bosnya dalam mencintai Sri Anunia (Meriam Bellina), Kasino yang sering berkata kasar, Indro yang gagap, serta Mat Solar yang tuna rungu. 

Masalah-masalah mereka ini tentu mempengaruhi pekerjaan mereka sekaligus membuat kelucuan dalam film. Selain itu, tingkah mereka yang selalu menimbulkan masalah, juga menjadi hal yang menghibur di film ini. 

Manusia Enam Juta Dolar 

© Bola Dunia Film

Film Warkop DKI selanjutnya adalah film ‘Manusia 6,000,000 Dollar’ yang disutradarai oleh Ali Shahab. Film parodi dari ‘The Six Million Dollar Man’ ini, selain dibintangi tentunya oleh Dono, Kasino, dan Indro, juga menampilkan A. Hamid Arief, Eva Arnaz, Dorman Borisman, Eddy Gombloh, Jack John, Don Nasco, A. Khalik Noor Nasution, dan Wolly Sutinah. 

Kali ini, Dono, Kasino, Indro, dan Dorman, berperan sebagai anggota kepolisian. Karena sebuah kecelakaan, Dono harus melakukan sebuah perubahan di tubuhnya menjadi seperti robot dengan biaya 6,000,000 dollar.

Sebagai anggota kepolisian, tentunya mereka bertugas mengamankan dan mengusut kejahatan yang terjadi di masyarakat, seperti pornografi dan penculikan anak. 

Sama Juga Bohong

© Garuda Film

Disutradarai Chaerul Umam, film ‘Sama Juga Bohong’ juga menampilkan Ayu Azhari, Chintami Atmanegara, dan Nia Zulkarnaen, sebagai aktris pendukung bagi Dono, Kasino dan Indro. Menceritakan Warkop DKI yang menyewa sebuah kos milik orang tua seorang gadis cantik bernama Nia (Nia Zulkarnaen).

Mereka berhasil membuat robot untuk tujuan komersil. Saat mereka bertemu dengan seorang penyanyi top bernama Chintami (Chintami Atmanegara), mereka berencana mengadakan sebuah konser amal untuk membantu memperbaiki rumah Ayu (Ayu Azhari) dan anak yatim-piatu yang rusak.

Masalah demi masalah terjadi dan membuat sebuah cerita lucu dan menghibur bagi penonton. 

Pokoknya Beres

© Multivision Plus

Kembali disutradarai oleh Arizal, film ‘Pokoknya Beres’ adalah lanjutan dari film sebelumnya, ‘Maju Kena Mundur Kena’. ‘Pokoknya Beres’ menceritakan kisah Dono, Kasino, Indro, Marina (Eva Arnaz), dan Anita (Lydia Kandou) yang menjadi teman satu kos milik Us Us.

Dono yang pintar memasak harus menerima kenyataan bahwa ia ditolak ketika melamar di berbagai restoran, sedangkan Kasino dan Indro tidak memiliki pekerjaan lain selain menggoda perempuan walaupun hasilnya nihil.

Ketika Anita menghilang tanpa diketahui kawan-kawannya, Kasino dan indro pergi mencarinya. Nahas, Kasino malah ditangkap polwan karena merayunya, sementara Indro juga ditangkap polisi karena merusak telepon umum saat terjebak karena pintunya macet. 

Setan Kredit

© Nugraha Mas Film

‘Setan Kredit’ disutradarai oleh Iksan Lahardi dan dirilis pada 1981. Selain Warkop DKI, film ini juga dibintangi oleh Minati Atmanegara dan Alicia Djohar. Dono, Kasino, dan Indro mendengar sebuah kabar anak hilang di radio yang menawarkan hadiah bagi siapapun yang berhasil menemukan sang anak.

Merasa tertarik, mereka meminta bantuan oleh penunggu dari sebuah tempat keramat untuk diberikan petunjuk sang anak. Sang penunggu setuju, namun mereka harus membawakan ia orang orang yang mau menerima kredit.

Setelah orang orangnya terkumpul, mereka menagih janji sang penunggu untuk memberikan mereka petunjuk sang anak, namun sayang, mereka tidak mendapat apa-apa. 

Mana Tahan

© Bola Dunia Film

Menjadi film debut dari grup Warkop, ‘Mana Tahan’, yang disutradarai oleh Nawi Ismail ini turut dibintangi oleh Elvy Sukaesih, Rahayu Effendi dan Kusno Sudjarwadi. Cerita nya bermula ketika Slamet (Dono) bertemu dengan Paijo (Indro) di sebuah kereta dengan tujuan Jakarta.

Mereka yang sama-sama ingin kuliah bertemu dengan dua teman lainnya, Poltak (Nanu) dan Sanwani (Kasino) di sebuah rumah kos yang mereka tinggali. Seorang pembantu di rumah tersebut, Halimah (Elvy Sukaesih), menjadi idaman para laki-laki ini. Namun pada suatu hari, Halimah diketahui hamil dan membuat Tante Mira (Rahayu Effendi) geram kepada mereka. 

Film ini menjadi berkesan karena, selain menjadi film pertama dari grup Warkop setelah melawak di radio, ‘Mana Tahan’ juga merilis beberapa lagu soundtrack dalam film ini yang salah satunya masih populer hingga saat ini berjudul Andeca-Andeci, sebuah lagu pantun dengan irama menyenangkan. 

Exit mobile version