Tampil Berani, 3 Film Pendek Ini Angkat Isu Kekerasan Seksual!

Kekerasan seksual lewat sudut pandang beragam disajikan lewat 3 film, mulai dari ‘Please Be Quiet’, ‘Asa’, dan ‘Demi Nama Baik Kampus.’

 

Kasus kekerasan seksual sedang ramai-ramainya menjadi topik hangat yang diperbincangan oleh masyarakat Indonesia. Banyak yang mengecam pemerintah karena tidak sedikit para pelaku kekerasan seksual masih menikmati udara bebas sedangkan para korban justru mengalami keadaan sulit untuk sekadar bernafas lega.

Film-film yang mengangkat isu kekerasan seksual sudah banyak tersebar, yang terbaru ada ‘Penyalin Cahaya’ karya Wregas yang berhasil memenangkan nominasi film terbaik pada FFI 2021 kemarin.

Namun ternyata tidak hanya film panjang saja yang berani angkat isu kekerasan seksual, terdapat sejumlah film pendek yang turut membahas kejahatan tersebut melalui berbagai sudut pandang. Selain durasinya yang tidak terlalu lama, semua film pendek yang kami rekomendasikan ini bisa kalian tonton melalui platform YouTube. Yuk simak selengkapnya!

Please Be Quiet

© YouTube (William Adiguna)

Director: William Adiguna

Cast: Sheryl Sheinafia, Verdi Solaiman dan Canti Tachril

Duration: 20 minutes

Platform Rilis: Youtube

Film pendek karya Willian Adiguna ini berhasil menyampaikan makna terpendam dari kisah di dalamnya yang membahas tentang situasi dan keadaan para korban pelecehan seksual yang harus terpaksa diam dan menutupi segala tindakan pelecehan yang terjadi di lingkuan kantor.

Dalam poster film pendek ini juga terdapat kalimat ‘sometimes silences is the most powerful scream‘ dengan artian bahwa terkadang diam adalah teriakan yang paling kencang.

Film ini bercerita mengenai seorang perempuan bernama Putri yang diperankan oleh Canti Tachril yang menerima tindakan pelecehan seksual dari sang bos bernama Benny yang diperankan oleh Verdi Solaiman saat bekerja di kantor.

Putri dijanjikan akan menjadi junior manager apabila dirinya menerima ajakan dari sang manager untuk ikut pulang ke rumahnya. Sayangnya hal tersebut didengar oleh Sarah (Sheryl Sheinafia) namun saat itu ia masih diam sebab tidak ada pemikiran buruk.

Esoknya Putri menjadi lebih pendiam dan digambarkan jika mulutnya terlihat dihilangkan dengan tujuan memberikan informasi bahwa ia dilarang berbicara pada siapa pun atas kejadian yang menimpanya kemarin.

‘Please Be Quiet’ ini sangat gamblang menggambarkan kondisi masyarakat sekarang terlebih para korban yang mendapat kesulitan untuk menyuarakan pelecehan seksual yang telah mereka alami.

Asa

© Vidsee

Director: Loeloe Hendra

Cast: Allya Syakila S, Retno Yunitawati, Ernanto Kusumo, Sahnia Safa Q.A

Platform Rilis: Youtube

Cerita dalam film ini diadaptasi dari kisah nyata seorang remaja berinisial AL yang menjadi korban kekerasan seksual dan mengakibatkan dirinya hamil. Mendengar kabar tersebut orangtua AL berdebat untuk mengatasi permasalahan anaknya.

Namun, pada akhirnya mereka memutuskan untuk melawan pelaku dengan membawa kasus ini ke jalur hukum dengan didampingi oleh lembaga advokasi perempuan Rifka Annisa di Yogyakarta.

Film pendek berdurasi 21 menit ini diproduksi Rifka Annisa bekerja sama dengan Onomastika Films dan Rutgers WPF. Secara resmi, film ditayangkan perdana pada 17 Juli 2020 melalui platform Youtube.

Film pendek ini mencoba mengangkat tiga poin penting yakni penderitaan yang mesti ditanggung korban pelecehan seksual dan keluarganya, lalu upaya mencari keadilan yang patut yaitu jalur hukum dengan menerobos tawaran jalur damai yang seringkali ditempuh pihak pelaku pelecehan.

Serta tentang bagaimana pentingnya penerimaan dan dukungan keluarga pada korban pelecehan seksual ini untuk membantu korban seperti Shinta agar bisa bangkit kembali.

Demi Nama Baik Kampus

© Kemdikbud

Director: Andi T.

Cast: Laras Ardhia, Anne Yasmine, Bismo Satrio, Mariana Resli, Tam Notosusanto

Platform Rilis: Youtube

Film ini terinspirasi dari banyak kejadian kekerasan seksual yang terjadi kepada mahasiswi perempuan. Cerita ini diawali dengan kisah seorang mahasiswi bernama Sinta yang sedang menyusun skripsi. Ia mengajukan tema tentang kartini dan feminisme kepada dosennya yang bernama Pak Arie.

Proses yang dilakukan dalam menyusun skripsi berujung ketika Pak Arie meminta Sinta untuk melakukan bimbingan skripsi pada malam hari dengan alasan kesibukannya yang padat di siang harinya. Sinta terlalu mempercayai sang dosen karena citra yang ditampilkan sangat baik dan sopan.

Namun saat bimbingan skripsi dimulai, tiba-tiba Pak Arie mencoba untuk meraba-raba bagian tubuh Sinta secara intim dan memaksa untuk menciumnya. Sinta yang kaget atas perilaku tersebut langsung pergi dan hanya berdiam diri di kosannya untuk menenangkan dirinya.

Film ini juga menunjukkan dukungan dari sahabat Sinta, Abi, yang menemani Sinta melaporkan kasus ini ke pihak rektorat. Sayangnya, kasus Sinta ini tidak ditangani dengan serius apalagi ia merupakan seorang korban, justru dirinya selalu dipojokkan oleh jajaran rektor.

Sesuai dengan judulnya, nama baik kampus menjadi prioritas dari rektorat institusi pendidikan tempat Sinta menimba ilmu untuk tetap menjaga nama tersebut agar tidak tercoreng sedikit pun.

Nah Cillers, beberapa film pendek di atas bisa menjadi tontonan kamu selama akhir pekan bersama para sahabat dan orang terdekat. Happy Watching!

Exit mobile version