Marlina Si Pembunuh dalam 4 Babak, Hamka & Siti Raham Vol.2, Kabut Berduri, Nightmares and Daydreams jadi tayangan terbaik Yoga Pratama di Netflix
Perfilman Indonesia kembali dihadirkannya berbagai aktor dan aktris muda dan berbakat. Salah satunya ialah aktor pria satu ini. Yups, namanya Yoga Pratama yang saat ini namanya semakin eksis di berbagai film populer di Indonesia.
Ini bukan tahun pertama Yoga Pratama untuk memulai karirnya membintangi berbagai film yang tayang di Indonesia. Yoga Pratama memulai karirnya sebagai aktor dimulai saat dirinya masih berusia 5 tahun.
Salah satu peran yang dibintangi olehnya dan sangat memorable ialah berkolaborasi dengan salah satu serial Warkop DKI yang berjudul Bisa Naik, Bisa Turun (1991) sebagai Doni adik dari Kak Stella yang diperankan oleh Fortunella.
Dalam perannya, ia berkarakter sebagai bocah usil yang sangat suka mengganggu Trio Warkop DKI yaitu Dono, Kasino dan Indro bersama kawan-kawannya. Dimulai dari memecahkan barang-barang hingga menjahili mereka dengan seekor kodok.
Tingkah Yoga Pratama dalam serial tersebut membuat penonton merasa kesal dan gemas, tetapi sangat menghibur. Karena perannya saat masih kecil, membuat namanya kian cukup tenar hingga dirinya dewasa.
Salah satu serial Warkop DKI yang pernah ia perankan, tayang di salah satu platform OTT Netflix. Tidak hanya serial Bisa Naik Bisa Turun (1991), melainkan berbagai film lainnya yang diperankan oleh Yoga Pratama tayang di Netflix.
Bagi para penggemar Yoga Pratama yang ingin menyaksikan kembali akting terbaiknya, Netflix menghadirkan berbagai judul filmnya. Penasaran, apa saja filmnya? Mari Cineverse akan merangkum judul film terbaik yang diperankan oleh Yoga Pratama, antara lain ;
Marlina Si Pembunuh dalam 4 Babak (2017)
Disutradarai oleh Mouly Surya dengan kolaborasi berbagai rumah produksi Kaninga Pictures dan Cinesurya membuat Yoga Pratama bekerjasama dengan berbagai aktor dan aktris tanah air populer seperti Marsha Timothy, Dea Panendra dan Egi Fedly.
Film ini sempat tayang di 18 negara dan masuk ke berbagai festival film Internasional seperti Festival Film Cannes (2017), Festival film de Cine de Sitges (2017) dan Tokyo Filmex (2017). Bahkan, berhasil menyabet berbagai nominasi di ajang Festival Film Indonesia (2018).
Dalam film Marlina Si Pembunuh Dalam 4 Babak ini, Yoga Pratama berperan sebagai Franz seorang kawanan perampok nakal yang sering menggoda Marlina dan sangat menginginkan kepala Markus yang telah dipotong oleh Marlina.
Selain itu, Yoga Pratama mendapatkan apresiasi luar biasa dari para penonton dikarenakan perannya sangat totalitas dan membawakan logat Sumba yang sangat mirip dengan aslinya. Karena perannya menghantarkan masuk ke dalam nominasi Festival Film Indonesia 2018 dalam kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik bersama Egy Fedly.
Menceritakan seorang janda bernama Marlina yang sedang berkabung dikarenakan tidak mampu membiayai upacara kematian sang suami yang telah berbentuk mumi. Di kediamannya, Marlina mengalami peristiwa tragis yang mengancam kehormatannya, yaitu ingin menyetubuhinya dengan kawanan perampok nakal .
Untuk mempertahankan harga diri dan kehormatannya, Marlina mengambil tindakan drastis untuk membunuh sekelompok kawanan perampok yang ingin menodai Marlina, yaitu dengan memasak sup ayam beracun dan memenggal kepala Markus hingga mati.
Hamka & Siti Raham Vol. 2 (2023)
Disutradarai oleh Fajar Bustomi dan berkolaborasi dengan rumah produksi Falcon Pictures, Starvision bersama Majelis Ulama Indonesia membuat Yoga Pratama bergabung kembali dengan aktor papan atas, seperti Vino G. Bastian, Laudya Chintya Bella, Marthino Lio, Roy Sungkono, Bima Azriel dan Ajil Ditto.
Dalam film Trilogi Buya Hamka ini, Yoga Pratama berperan sebagai Zaki Hamka, putra sulung dari Buya Hamka dan Siti Raham. Meskipun hanya dapat beberapa adegan, penampilan Yoga Pratama sebagai anak sulung ini cukup memukau dan dewasa.
Apalagi saat membantu Ibunya Siti Raham untuk menjaga adik-adiknya dan warga kampung Bukittinggi saat ayahnya sedang melakukan perang gerilya, sangat pas untuk berperan sebagai kakak yang bertanggung jawab.
Menceritakan seorang Buya Hamka bersama kawannya Amir dan anaknya Rusydi untuk melakukan perang gerilya di berbagai wilayah Sumatera Barat. Karena gerilya ini membuat Hamka meninggalkan istri dan anak-anaknya di pengungsian. Pada perjuangannya, membuat Hamka tertembak dan tidak sadarkan diri selama 3 hari.
Istrinya, Siti Raham beserta anak-anaknya termasuk Rusydi dan Zaki beserta Aliyah dan Azizah datang menjemput mereka dan mengatakan kepadanya bahwa perang sudah berakhir. Pada tahun 1950, Hamka bersama keluarganya pindah ke Jakarta menjadi pegawai negeri di Departemen Agama dan mendirikan Masjid Agung Al-Azhar.
Selama di Jakarta, Hamka ditimpa berbagai masalah. Salah satunya ialah dirinya di penjara selama 2 tahun disebabkan tulisan yang dia buat penuh dengan kritikan untuk menjatuhkan presiden Soekarno. Namun selama di penjara, Hamka berhasil menyelesaikan Tafsir Al-Azhar yang dahulu belum sempat diselesaikan.
Kabut Berduri (2024)
Disutradarai oleh Edwin yang bekerjasama dengan rumah produksi Palari Film, membuat Yoga Pratama berkolaborasi kembali dengan bintang muda lintas generasi, seperti Putri Marino, Lukman Sardi, Yusuf Mahardika, Yudi Ahmad Tajudin, Iedil Dzuhri Alaudin, Kiki Narendra, Sita Nursanti, Siti Fauziah dan Nicholas Saputra.
Tayang eksklusif di Netflix pada 1 Agustus 2024 dan mengambil lokasi di perbatasan Indonesia dan Malaysia, membuat Yoga Pratama berperan sebagai polisi lokal yang bernama Bripka Thomas Martinus pendamping Ipda Panca Nugraha dan Ipda Sanja Arunika.
Dalam film Kabut Berduri ini, Yoga Pratama mendapatkan apresiasi khusus dari para penonton disebabkan penampilannya sangat kharismatik serta gagah sebagai detektif dan polisi lokal, membawa chemistry yang sangat kuat dengan Putri Marino, serta membawakan dialog Dayak Iban yang sangat kental.
Mengambil latar belakang di pulau Borneo, mengisahkan seorang Ipda Sanja Arunika yang ditugaskan dari Jakarta ke Kalimantan untuk mengusut kasus pembunuhan berantai yang terjadi di perbatasan wilayah Indonesia dan Malaysia.
Selama penyelidikan, Sanja dibantu oleh rekan polisi lokal yaitu Bripka Thomas Martinus dan Ipda Panca Nugraha. Selain itu, Sanja diajak berkeliling wilayah Kalimantan dengan Bripka Thomas dan bertemu dengan warga lokal bernama Pak Bujang yang menceritakan masa kelam wilayah tersebut dan kehadiran Ambong sebagai penunggu hutan Kalimantan.
Namun, untuk mengungkapkan kasus tersebut membuat Ipda Sanja mengalami kewalahan. Ipda Sanja bersama rekannya, Bripka Thomas harus menghadapi berbagai isu yang sedang dihadapi di wilayah tersebut, seperti perdagangan manusia, korupsi serta kepercayaan lokal.
Nightmares and Daydreams (2024)
Disutradarai oleh Joko Anwar yang terkenal dengan berbagai film horornya seperti Pengabdi Setan 2 (2022) dan Siksa Kubur (2024) bersama rumah produksi Come and See Pictures membuat Yoga Pratama berkolaborasi dengan 65 aktor dan aktris papan atas Indonesia seperti Ario Bayu, Lukman Sardi, Sita Nursanti, Marissa Anita dan masih banyak lagi.
Dalam series Joko Anwar Nightmares and Daydreams yang tayang di Netflix pada tanggal 14 Juni 2024, Yoga Pratama berkolaborasi dengan Nirina Zubir dan Muhammad Faqih Alaydrus dengan judul series-nya The Orphan.
Pada alur cerita dalam series tersebut, Yoga Pratama berperan sebagai Iyos suami dari Ipah yang berprofesi sebagai pemulung dan tinggal di TPA Bantargebang. Selain itu, menjadi seorang suami dan bapak yang sangat ambisius untuk menjadi orang kaya raya.
Banyak penonton yang dibuat kesal dengan peran Yoga Pratama dalam series tersebut, disebabkan pembawaan karakternya yang gila harta bahkan pernah menampar Syafin, anak adopsinya untuk memaksa dirinya agar cepat kaya.
Serial ini mengisahkan pasutri bernama Iyos dan Ipah yang penuh dengan kemiskinan. Suatu hari, mereka pergi ke panti asuhan untuk berniat mengadopsi seorang anak yatim piatu yang dijuluki ‘anak setan’ dan dapat mendatangkan kekayaan. Mereka sudah diinformasikan oleh pihak panti cara merawat anak tersebut.
Selama mereka merawat anak tersebut, kekayaan datang silih berganti yang tidak bisa ditakar oleh logika. Di hari ketujuh, mereka mendapatkan ancaman besar yang berupa kematian. Iyosh mati karena tidak sengaja Istrinya menusuk punggung suaminya. Sedangkan Ipah, melakukan percobaan bunuh diri dengan menusuk jantungnya melalui jantungnya.
Saksikan semua karya dari Yoga Pratama hanya di Netflix!