Setelah menunda penayangannya beberapa kali, ‘KKN Di Desa Penari’ akhirnya dirilis dengan dua versi.
Sebuah utas beberapa waktu lalu menghebohkan sosial media, lantaran cerita horor nya mengenai pengalaman kerabatnya selama KKN (Kuliah Kerja Nyata) dalam rangka program kampus ini, ditanggapi oleh banyak orang yang juga pernah mengalami pengalaman serupa.
Beberapa diantara mereka juga mengalami kejadian mistis yang akhirnya membuat para pembaca menjadi terasa dekat dengan pengalaman yang dialami sang kerabat penulis ini. Seiring waktu, akhirnya utas ini berhasil dibukukan dan akhirnya diadaptasi ke dalam film. Tidak hanya kisahnya, beberapa hal menarik ini juga ada pada film ‘KKN Di Desa Penari’.
Hadir dalam dua versi film

Tidak seperti beberapa film horor ‘KKN Di Desa Penari’ merilis filmnya menjadi dua versi, Uncut dan Non-Uncut. Dua versi ini memungkinkan penonton dengan seluruh usia bisa menonton filmnya. Pasalnya, versi Uncut hanya ditujukan untuk penonton dengan usia 18 tahun keatas.
Menurut sang produser, Manoj Punjabi, adanya dua versi ini untuk menyediakan tontonan yang ramah keluarga, namun juga tidak mengurangi antusiasme para penggemar yang sudah berusia dewasa untuk menonton tiap adegan di utas yang dbagikan. Ia juga menambahkan bahwa karena film ini tayang di momen lebaran, ia berharap anak berusia 13 tahun dan keluarganya juga bisa menonton bersama di bioskop.
Beberapa penonton memang menginginkan adanya versi uncut ini. Manoj pun mengungkapkan bahwa adegan di versi uncut juga tidak akan terlalu vulgar mengingat rujukan lisensi lulus sensor dari LSF.
Adinda Thomas menggunakan ular asli

Sebuah cerita menarik datang dari Adinda Thomas, pemain film ‘KKN Di Desa Penari’ yang berperan sebagai Widya. Ia awalnya mengaku awalnya tidak berani dengan ular, namun tantangan ini harus ia hadapi.
Adinda juga mengungkapkan bahwa ini adalah film horor pertamanya dan ia harus langsung berhadapan dengan ular asli dalam satu atau dua adegan.
Namun, baginya, ini adalah pengalaman yang berkesan dan ia harus mengesampingkan egonya demi profesionalitas. Adegan itu ada yang dililit, ada pula yang dicium dan dipeluk di badan Adinda.
Adegan ini memang cukup berbahaya karena Manoj Punjabi tidak ingin menggunakan CGI dalam filmnya. Oleh karena itu, Adinda Thomas harus berhadapan dengan ulang sungguhan dalam film.
Poster menarik dengan Augmented Reality

Ada yang berbeda dengan poster film ‘KKN Di Desa Penari’ karena ia memakai teknologi terbaru di dalamnya. Poster film yang telah disebar di seluruh Indonesia ini ternyata dilengkapi dengan barcode yang jika di-scan maka akan muncul sebuah video dan audio di dalam gadget. Video ini bersifat real-time, jadi ia merespon secara langsung dengan perubahan keadaan sekitar pengguna, seperti gerakan.
Adanya poster yang interaktif seperti ini memungkinkan para tim film ‘KKN Di Desa Penari’ untuk menghadirkan wadah interaksi secara tidak langsung kepada para penggemar. Hal ini tentu sangat menarik untuk dilakukan, sebab jarang sekali poster film yang menggunakan augmented reality di dalamnya.
Jika kita scan barcode dalam poster ‘KKN Di Desa Penari’, maka akan muncul video real-time seorang penari dan ularnya seperti di poster yang bergerak menari secara perlahan dan diiringi dengan alunan gamelan tembang Jawa yang khas. Menarik bukan?
Film ‘KKN Di Desa Penari’ sudah dapat disaksikan di bioskop mulai dari 30 April 2022. Dengan dua versi yang berbeda, tidak ada lagi alasan untuk tidak menonton film horor yang sempat menjadi trending topic di Indonesia selama beberapa waktu ini.
Dibintangi oleh Tissa Biani, Adinda Thomas, Aghniny Haque, Calvin Jeremy, Fajar Nugraha, dan Achmad Megantara, ‘KKN Di Desa Penari’ siap memenuhi rasa penasaran kalian yang sudah menunggu-nunggu filmnya sejak 2 tahun lalu.