‘Glo, Kau Cahaya’ mengisahkan tentang seorang perenang muda yang harus menghadapi kenyataan saat dirinya divonis lumpuh.
Hai, Cilers!
Sudah mulai bosan dengan bioskop yang diisi oleh film-film bergenre horor? Kalian bisa beralih ke film drama terbaru garapan Ani Ema Susanti sekaligus debut film panjangnya yang berjudul ‘Glo, Kau Cahaya’. Film tersebut akan tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 9 Maret mendatang.
Diproduksi oleh Bhuana Art Cinema, film ini mengangkat isu kesehatan mental terhadap anak muda. Terinspirasi dari kisah nyata, film ini mengangkat kisah hidup Gloria yang jungkir balik akibat ditinggal kedua orangtuanya yang menjadi korban dari kecelakaan pesawat.
Melalui konferensi press, Ani Ema Susanti selaku sutradara mengatakan, “Di film ini saya ingin memotret bagaimana seorang perempuan muda bertarung untuk keluar dari labirin depresi. Bagaimana pentingnya kesehatan mental untuk berdiri sendiri.”
‘Glo, Kau Cahaya’ mengisahkan tentang seorang atlet renang bernama Gloria (Tatyana Akman) yang akrab disapa Glo. Ia harus mendapati kenyataan jika kedua orangtuanya harus meninggal karena menjadi korban dari kecelakaan pesawat.
Tak berhenti sampai di situ saja, Glo pun harus merelakan kedua kakinya yang lumpuh. Bak sudah jatuh tertimpa tangga pula, ia pun terjebak di ruang depresi yang semakin dalam. Ia merasa kemenangan yang didapat sebagai atlet peraih medali emas olimpiade renang menjadi tidak berguna.
Untungnya, ada sang nenek yang selalu membantu Glo untuk terus bersemangat dan bertahan untuk terus hidup, meskipun masalah yang dihadapi terasa berat. Memang tak ada ujian yang diberikan melampaui batas kemampuan setiap manusia, datang kesempatan baru lewat kejuaraan renang untuk atlet difabel pada Pekan Paralimpik Nasional (Perpanas) di Papua.
Bersama para sahabat yang setia menemaninya serta sang nenek yang selalu mendukungnya, Glo perlahan bangkit dan mulai belajar apa arti dari kemenangan yang sesungguhnya.
‘Glo, Kau Cahaya’ melakukan proses syuting hampir sebulan lamanya di sana. Sutradara mengatakan jika proses syuting yang dilakukan cukup berat, disebabkan oleh cuaca ekstrem yang terjadi selama 20 hari.
Selain itu, ada tantangan lagi yang mereka hadapi, yakni penggunaan dialog asli Papua yang membutuhkan validasi dan sebagainya. Sebab keseluruhan film ini akan memakai bahasa daerah Papua.
Selain dibintangi oleh Tatyana Akman, beberapa pemain lain yang terlibat di antaranya ada Kevin Royano, Mamat Alkatiri, Dani Aditya, dan Monalisa Sembor.