Film Buya Hamka siap temani penonton saat lebaran, Vino G. Bastian curi perhatian dengan perankan karakter muda hingga lanjut usia.
Hai, Cilers!
Film biografi tokoh Indonesia kembali hadir menyapa penonton, berjudul Buya Hamka film tersebut rupanya sudah direncanakan sejak tahun 2014 dan mulai diumumkan pada 2019. Chand Parwez selaku produser Starvision Plus mengatakan jika gagasan pembuatan film ini datang dari pimpinan pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin.
Bagi yang belum mengetahui, sosok Buya Hamka merupakan salah satu tokoh islam yang memiliki pengaruh besar di Indonesia. Ia dikenal akan keberaniannya dalam mengutarakan pendapat, termasuk melawan tudingan buruk yang dilontarkan pemerintah pada saat itu.
Film ini dibintangi sederet pemain kenamaan Indonesia, seperti Desy Ratnasari, Vino G. Bastian, Laudya Chintya Bella, Donny Damara, Reza Rahadian, Ayu Laksmi, Rifnu Wikana, Anjasmara, Mawar Eva de Jongh, Marthino Lio, Ben Kasyafani, Ferry Salim, dan Mathias Muchus.
Trailer tersebut terbagi dalam tiga bagian. Vol I mengisahkan periode saat Hamka menjadi pengurus Muhammadiyah di Makassar dan berhasil memberikan kemajuan yang pesat pada organisasi tersebut. Hamka juga mulai menulis sastra koran dan cerita romannya disukai para pembaca.
Kemudian Hamka dan keluarganya pindah ke Medan, karena ia diangkat menjadi pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat. Posisi ini membuat Hamka mulai berbenturan dengan pihak Jepang hingga harus ditutup karena dianggap berbahaya. Kehidupan keluarga Hamka pun terguncang ketika salah satu anak mereka meninggal karena sakit.
Usaha-usaha Hamka untuk melakukan pendekatan pada pihak Jepang malah dianggap sebagai penjilat dan dimusuhi, sehingga Hamka diminta untuk mundur dari jabatannya sebagai pengurus Muhammadiyah.
Lalu masuk ke Vol II yang menampilkan kondisi setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, dan ancaman Agresi ke dua dari tentara sekutu muncul. Hamka memutuskan untuk berkeliling di seluruh pelosok Medan untuk mengabarkan mengenai pentingnya persatuan antara masyarakat (tokoh Agama) dan pihak militer Indonesia, agar tidak diadu domba.
Namun, tenyata hal tersebut malah membuat Hamka terkena tembak. Untungnya Hamka selamat dan akibat jasanya tersebut, Hamka pindah ke Jakarta dan mendirikan Al-Azhar. Akan tetapi cobaan kembali datang ketika Hamka difitnah terlibat dalam usaha pemberontakan pada Soekarno.
Hamka ditangkap dan disiksa untuk menandatangani surat pengakuan. Dirinya bertahan dan mendapatkan hikmah untuk membuat kitab yang paling berpengaruh dalam pendidikan islam, yakni tafsir Al-Azhar.
Pada bagian ke Vol III ini, penonton akan diperlihatkan saat Hamka masih berusia muda yang besar di Maninjau, Sumatera Barat. Sejak kecil Hamka sudah menunjukkan minat yang besar terhadap tradisi dan sastra, hingga mengabaikan pendidikannya di pesantren.
Hal ini membuat Hamka kecil seringkali berbentur dengan Ayahnya, Haji Rasul. Pertikaian dengan ayahnya semakin meruncing ketika ibunya memilih untuk bercerai dengan Ayahnya. Hamka memutuskan untuk pergi belajar ke Mekkah dan naik haji dengan usahanya sendiri.
Di sana, Hamka belajar berorganisasi, menemukan sistem manasik haji (atas restu Raja Arab), dan mendapatkan misi terbesar dalam hidupnya, membangun islam di Indonesia. Namun hal itu tidak mudah dilakukan, karena ayahnya tidak begitu saja mengakui kemampuan Hamka.
Di tengah keresahannya, Hamka bertemu dengan Siti Raham, seorang perempuan luar biasa yang menjadi sumber inspirasi romansa terbesar dalam hidupnya.
Nantikan film Buya Hamka di bioskop pada 20 April mendatang ya, Cilers!