Seperti yang telah kita dengar, rencana pembukaan kembali jaringan bioskop di Indonesia yang sedianya akan dilakukan tanggal 29 Juli 2020, kini batal.
Tentunya pembatalan ini dikarenakan kasus pandemic COVID-19 yang belum usai. Nah ternyata dilema yang sama, kini juga sedang dialami oleh bioskop-bioskop penghasil film-film box-office di Amerika Serikat.
Walau terdapat satu dua teater kecil di beberapa negara bagian yang kini dibuka, namun rata-rata sebagian besar jaringan teater yang lebih besar, masih ditutup hingga kasus COVID-19 mereda.

Dan menurut analis media Doug Cruetz, sepertinya penutupan ini bisa sampai hingga pertengahan 2021 alias tahun depan. Dan analisa Cruetz ini diunggah oleh reporter hiburan (Hollywood) dari New York Times, Brooks Barnes yang bisa kamu simak sendiri berikut ini.
Media analyst Doug Creutz in a new report: "We now expect domestic theaters to be largely closed until mid-2021, in part because we don't think studios will be interested in releasing their largest movies into a capacity-constrained footprint."
— Brooks Barnes (@brooksbarnesNYT) July 16, 2020
Seperti yang kamu baca, dasar utama dari analisa Cruetz lebih difaktori oleh asumsi bahwa pihak-pihak distributor film, masih akan ragu atau bahkan takut-takut untuk mengirimkan film-film baru mereka (terlebih yang film pasti hit seperti Wonder Woman 1984 dan Tenet) ke bioskop-bioskopnya.
Walau analisa Cruetz ini belum terbukti lagi valid atau tidaknya, namun memang masuk akal banget sih. Tapi kita lihat saja lagi nanti, kalau hal ini benar adanya, bisa jadi durasi penutupan ini juga akan berpengaruh ke jaringan bioskop di negeri kita.
Oke. Katakanlah bioskop kita bisa buka kembali dengan menayangkan film-film rilisan lama. Tapi apakah stok-nya mencukupi nantinya? Apakah audiens nantinya tidak akan protes? Nah, kalau menurutmu bagaimana nih Chillers?