Selain ‘Ivanna’, Kimo Stamboel Beri Gore Mengerikan di 5 Film Ini!

Mulai dari film Horor ‘Ratu Ilmu Hitam’, ‘Rumah Dara’, hingga film aksi yang tampilkan adegan pembunuhan mengerikan berjudul ‘Killers’.

 

Ivanna‘ menjadi salah satu film horor terbaru yang saat ini masih tayang di bioskop Indonesia. Membawakan kisah yang berasal dari novel dengan judul sama karya Risa Saraswati, film tersebut mampu memberikan teror menegangkan lewat tragedi yang diceritakan.

Disutradarai oleh Kimo Stamboel, yang terkenal dengan gore mengerikan serta adegan sadis, teror dalam ‘Ivanna’ pun diberikan sentuhan-sentuhan tersebut sehingga membuat penonton merinding ketakutan selama film berlangsung.

Tak hanya ‘Ivanna’, Kimo Stamboel juga memberikan sentuhan khasnya di beberapa karya yang digarapnya. Dari sekian banyak film-film arahannya, berikut kami rangkum 5 film dengan gore yang sadis dan menakutkan.

Bunian (2004)

© Merah Production

Film yang berdurasi pendek ini merupakan hasil kolaborasi Kimo Stamboel bersama Timo Tjahjanto yang kemudian dijuluki sebagai ‘The Mo Brothers’, walaupun keduanya tak punya ikatan saudara kandung.

Film ini mengisahkan tentang seorang mahasiswa asal Indonesia bernama Andra (Ferry Tobing), ia mengambil jurusan jurnalistik dan berkuliah di Sydney. Karena akan tinggal di negeri orang, Andra pun mencari tempat tinggal baru bersama teman-temannya yang juga berasal dari negara yang sama.

Mereka tinggal di sebuah bangunan kosong, mirip seperti kos-kosan. Hari-hari mereka selalu diisi dengan kisah persahabatan yang hangat dan percintaan yang romantis. Namun, semua itu tidak berlangsung lama, sebab terdapat makhluk halus yang mengganggu kehidupan mereka serta mulai menimbulkan beberapa konflik dalam persahabatan mereka.

Andra dan teman-temannya berusaha mengungkap kejadian sebenarnya dari apa yang sedang menimpa mereka, meskipun tidak semudah yang mereka bayangkan. Rupanya makhluk halus tersebut bernama Bunian.

Bunian merupakan sebuah makhluk yang tinggal ditempat kosong dan menculik manusia, sama seperti kejadian yang menimpa teman-teman Andra, kamar flat (sebutan untuk tempat tinggal seperti kosan) itu kosong dan dihuni Bunian yang menculik nyawa-nyawa manusia pada tanggal tertentu.

Tahun 1992, yang meninggal adalah Ayu dan Ivan, kemudian di tahun 1997 Rico, Putri, dan Nida menjadi korban. Lalu pada tahun 2002, Andra yang menjadi korban selanjutnya. Film tersebut kemudian berakhir dengan kehadiran seseorang yang memakai tudung merah, sedang menempelkan brosur berisi FLATMATE WANTED.

Terlihat ada seseorang yang kemungkinan berasal dari Indonesia sedang mengambil dan membaca brosur tersebut lalu berjalan menjauh, ia tidak menyadari bahwa dirinya akan menjadi korban berikutnya.

Rumah Dara (2010)

© Merah Production

Film ini ditayangkan pertama kali pada Juli 2009 dalam ajang Festival Film Fantasi Internasional Bucheon. Film dengan semboyan ‘Horor menemukan seorang ibu’ tersebut merupakan hasil kolaborasi dari sutradara dengan julukan The Mo Brothers.

Sebelum ditayangkan di Indonesia, karakter Dara telah terlebih dahulu dipopularkan lewat segmen film pendek berjudul ‘Dara’, dalam film horor antologi ‘Takut: Faces of Fear’.

Film ini mengisahkan tentang sepasang suami istri bernama Adjie (Ario Bayu) dan pasangannya yang sedang hamil, Astrid (Sigi Wimala) sedang dalam perjalanan menuju Sydney, untuk memulai kehidupan baru mereka sembari menunggu kehadiran sang buah hati.

Mereka berdua diantar oleh para temannya yaitu, Eko (Dendy Subangil), Alam (Mike Lucock), dan Jimmy (Daniel Mananta) serta adik Adjie yang bernama Ladya (Julie Estelle). Namun, ditengah perjalanan mereka dihentikan oleh kehadiran seorang wanita bernama Maya (Imelda Therinne) yang meminta pertolongan karena habis dirampok.

Ia minta diantarkan ke rumahnya dan mereka semua bertemu dengan ibunya yang bernama Dara (Shareefa Daanish), sayangnya pertemuan tersebut merupakan malapetaka bagi mereka, karena satu persatu mulai mendapat ancaman bahaya yang merenggut nyawa mereka.

Lantas, bagaimana mereka semua bisa saling menyelamatkan ditengah ancaman yang menakutkan dari keluarga Dara? Akankah semuanya bisa lolos dengan selamat? Atau rumah Dara menjadi tempat peristirahatan terakhir mereka?

Killers (2014)

© Guerilla Merah Films, Nikkatsu

Film bergenre aksi yang merupakan hasil kerjasama antara Indonesia dan Jepang ini melibatkan rumah produksi Guerilla Merah Films dan Nikkatsu. Naskah skenarionya ditulis oleh Ushiyama Takuji bersama dengan Timo Tjahjanto, visual yang diberikan pun berlatar dari dua negara, Indonesia dan Jepang.

‘Killers’ mengisahkan tentang seorang eksekutif muda asal Jepang bernama Nomura Shuhei (Kazuki Kitamura), ia memiliki penampilan yang karismatik dan disukai banyak orang, khususnya para wanita. Sayangnya, ia memiliki sisi gelap yang berbahaya, yakni mempunyai tempat khusus untuk membunuh dan mendokumentasikannya dalam bentuk video.

Tak hanya itu, ia pun mengunggah video pembunuhan tersebut ke Internet agar dapat dilihat oleh semua orang dan demi mendapatkan kepuasan pribadinya.

Di sisi lain ada Bayu Aditya (Oka Antara), seorang jurnalis asal Indonesia yang memiliki sifat ambisius. Namun, ia berada dalam titik keterpurukan dalam menguak kasus seorang politikus bernama Dharma (Ray Sahetapy) yang berdampak pada kehidupan rumah tangganya bersama Dina (Luna Maya).

Ketika hidupnya sedang dilanda banyak masalah, ia melihat sebuah video yang diunggah Nomura. Merasa tertarik, ia pun segera melakukan hal yang sama yakni menjadi seorang pembunuh berantai. Bayu mulai membentuk karakternya sendiri dengan kegiatan membunuh yang mengatasnamakan keadilan, kemudian mengunggah tindakannya ke Internet.

Tak disangka, video Bayu mendapatkan tanggapan, begitu pula dengan video Nomura. Lalu, mereka berdua pun terhubung melalui Internet dan ikatan antara mereka menjadi semakin rumit, karena keduanya mulai bersaing untuk membuktikan siapa yang paling sadis dalam membunuh.

Sejak saat itu, Nomura memutuskan untuk menemui Bayu dan mulai merencanakan hal-hal yang tentu saja mengerikan. Lalu, apa yang akan terjadi setelah keduanya memutuskan untuk bertemu?

DreadOut (2019)

© Netflix

Film ini merupakan hasil adaptasi dari sebuah game yang berjudul sama. ‘DreadOut’ mengisahkan tentang sekelompok siswa tingkat menengah yang di antaranya ada Jessica (Marsha Aruan), Benni (Irsyadillah), Dian (Susan Sameh), Alex (Cicio Manassero), dan Erik (Jefri Nichol), yang pergi ke sebuah apartemen kosong.

Tujuannya adalah untuk melakukan siaran langsung di media sosial demi mencapai popularitas, mereka berniat merekam kondisi yang ada di dalam apartemen angker tersebut. Awalnya, mereka terkendala oleh satpam yang melarang masuk. Namun, atas bujukan Linda (Caitlin Halderman), teman Jessica dan kawan-kawan, satpam akhirnya memperbolehkan masuk.

Saat memasuki apartemen, mereka sampai pada suatu ruangan yang telah disegel polisi, kemungkinan bekas pembunuhan. Dalam ruangan tersebut, terdapat perkamen (semacam pengganti kertas zaman dahulu, terbuat dari kulit binatang) berisi tulisan-tulisan beraksara Sunda kuno.

Dari sekian orang, hanya Linda yang bisa membacanya, setelah selesai membaca tulisan tersebut (yang kemudian diketahui ternyata mantra) tiba-tiba terlihat portal hitam menuju neraka. Makhluk penunggu portal marah dan menyerang sekelompok remaja tersebut.

Makhluk-makhluk dunia lain pun mulai bermunculan, mulai dari perempuan berkebaya yang bisa memanjat tembok dan memutar kepala, makhluk dengan tangan keluar dari kuburan, pocong yang membawa celurit, dan makhluk lainnya.

Pertarungan sekelompok siswa dan sekelompok makhluk dunia lain pun berlangsung rumit dan menegangkan. Berhasilkah mereka mengalahkan para makhluk itu dan menutup kembali portal yang tak sengaja terbuka?

Ratu Ilmu Hitam (2019)

© Go-Play

Diadaptasi dari film berjudul sama yang tayang pada tahun 1981, film ini diproduksi oleh Rapi Films dan naskah skenarionya ditulis oleh Joko Anwar.

Film ini mengisahkan tentang sebuah keluarga yang sedang berkunjung ke panti asuhan tempat sang kepala keluarga, Hanif (Ario Bayu) dibesarkan. Bersama istrinya, Nadya (Hannah Al Rashid) dan ketiga anaknya, mereka bertujuan untuk menjenguk pengasuh panti yang sedang sakit keras bernama pak Bandi (Yaya Unru).

Hanif kemudian bertemu dengan dua sahabatnya dulu, yaitu Anton (Tanta Ginting) dan Jefri (Miller Khan) yang juga datang dengan keluarga mereka. Semuanya memilih untuk menginap sekaligus memberikan penghormatan terakhir buat orang yang telah mengasuh mereka sejak kecil.

Namun, satu per satu dari mereka mulai mengalami keganjilan yang mengerikan. Sebagian diteror oleh hal-hal yang paling mereka takuti. Sementara para anak-anak mulai melihat penampakan Ibu Mirah (Ruth Marini), perempuan pincang penjaga panti yang meninggal di panti itu.

Korban pun mulai berjatuhan, baik dari yang hilang atau dalam keadaan meninggal. Mereka berusaha kabur, tapi mobil mereka hanya berputar-putar dan akhirnya kembali ke panti. Seseorang yang mungkin punya dendam, menginginkan mereka semua meninggal.

Seseorang yang mengetahui sesuatu yang pernah dilakukan Hanif dan kawan-kawannya ketika di panti. Hanif dan kedua sahabatnya harus mengingat kembali beberapa kejadian yang coba mereka lupakan. Sesuatu yang mereka buang dari ingatan untuk bisa hidup seperti manusia normal.

Akhirnya mereka harus mengakui dosa-dosa mereka untuk bisa bertahan hidup dan menyelamatkan keluarga mereka dari seseorang yang penuh dengan dendam dan kemarahan. Seseorang yang dengan dosa mereka telah mereka bentuk menjadi Ratu Ilmu Hitam. Berhasilkah Hanif dan kawan-kawannya dalam menyelamatkan keluarga mereka dari ancaman berbahaya?

Jadi, film mana yang membuat Cilers tertarik untuk menyaksikannya? Atau sudah pernah menonton semua film karya Kimo Stamboel di atas?

Exit mobile version