Sejumlah Fakta Tersembunyi Tentang Nike dalam Film Air

Beberapa mitos tentang brand Nike akhirnya terjawab dalam Air

logo nike

© Nike

Air tak hanya bercerita tentang proses kebangkitan Nike melalui kesuksesannya merekrut Michael Jordan sebagai duta pemasaran Nike dan terciptanya sepatu basket ‘Air Jordan,’ tapi juga menjawab mitos yang selama ini beredar tentang merek Nike itu sendiri.

Air adalah kisah dari kebangkitan Nike melalui produk sepatu basketnya yang ikonik, alur ceritanya dalam film ini akan berfokus pada cerita seorang karyawan pemasaran Nike yang bernama Sonny Vaccaro. Sonny saat itu berusaha meyakinkan perusahaannya untuk memakai seluruh uang sponsor dari perusahaan tersebut kepada hanya satu pemain basket saja. Dan pemain basket tersebut bernama Michael Jordan, seorang pemain debutan muda yang sangat menjanjikan di dunia bola basket saat itu. Melawan segala rintangan yang ada dan tekad yang kuat dan gigih dari Sonny Vaccaro, Michael Jordan akhirnya bersedia menandatangani kontrak dengan Nike.

Selain menceritakan seluruh proses tentang upaya dari Sonny Vaccaro tersebut dan proses penciptaan sepatu basket ‘Air Jordan’ yang ikonik itu, film ini juga menjawab sebagian pertanyaan  yang sudah lama ditanyakan dari para penggemarnya atau pun konsumen tentang berbagai mitos yang beredar selama ini baik itu tentang Nike maupun tentang Adidas yang pada saat itu menjadi pesaing Nike.

Air menjelaskan dari mana slogan ‘Just Do It’ berasal, slogan ikonik yang sekarang dikenal di selruh dunia. Slogan tersebut dibuat oleh Dan Wieden dari Perusahaan Wieden+Kennedy yang disewa oleh Nike untuk kampanye iklan televisi pertama secara besar untuk merek tersebut. Dijelaskan dalam filmnya, kata-kata tersebut adalah kata-kata terakhir yang diucapkan oleh seorang terpidana mati sebelum dia ditembak mati oleh regu tembak.

Evolusi Logo Nike selama ini

Orang yang awalnya mengatakan slogan ‘Just Do It’ tersebut bernama Gary Gilmore, dia adalah seorang penduduk negara bagian Utah yang melakukan perampokan dan membunuh dua orang, seorang petugas pom bensin dan petugas motel pada tahun 1976. Dan Gary Gilmore dijatuhi hukuman mati beberapa bulan kemudian. Mingkin agak ironis mengetahui bahwa slogan terkenal tersebut ternyata berasal dari kata-kata terakhir seorang narapidana yang dihukum mati.

Film ini juga menjelaskan tentang rumor pendiri Adidas sebagai pengikut Nazi, mengingat bahwa di tahun 1980-an, merek Nike hanya merupakan pemain kecil dalam persaingan sepatu olahraga dengan Adidas sebagai pemimpin pangsa pasarnya. Maka tidaklah mengherankan jika para karyawan Nike dalam film ini terlihat sering mengejek atau menghina perusahaan pesaing mereka yang asalnya dari Jerman itu. Salah satu hinaan yang dilontarkan bahwa pendiri perusahaan tersebut adalah pengikut Partai Nazi.

Adidas didirikan oleh Adolf Dassler pada tahun 1949 di Herzogenaurach dekat Nuremberg, Jerman dan pada tahun 1933, Dassler ikut bergabung menjagi anggota Partai Buruh Nasionalis-Sosialis Jerman atau yang lebih dikenal dengan Partai Nazi. Meski pun tidak banyak diketahui sejauh mana keterlibatannya dengan Partai Nazi.

Sayangnya, Air tidak menjelaskan secara gamblang tentang asal usul tentang ‘Swoosh’ (logo) Nike. Logo yang dikenal dimana-mana yang serupa dengan tanda centang tersebut tidak mendapatkan penjelasan begitu jelas di filmnya.
Menurut cerita yang telah lama beredar di masyarakat, logo itu melambangkan dari sayap Dewi Nike. Dewi yang merepresentasikan kekuatan, kecepatan dan kemenangan dalam mitologi Yunani. Tapi bisa jadi logo itu melambangkan kecepatan itu sendiri atau simbol dari lintasan lari. Oleh karena pada awal Nike, Inc berdiri mereka lebih fokus untuk memproduksi sepatu lari.

Begitulah sekelumit anekdot yang muncul dalam film Air. Penasaran dengen filmnya? Tonton segera di bioskop terdekat di kota kamu.

Exit mobile version