Sambut Elvis, 10 Film Biopik Musikal Ini Pernah Menang Oscar

Akankah Elvis bisa menyusul ke dalam daftar film biografi musikal dari para pemenang Oscar berikut ini?

 

‘Elvis’ oleh Baz Luhrmann sudah tayang perdana minggu lalu di Festival Film Cannes hal ini menambahkan daftar panjang seorang musisi baru yang masuk ke dalam film biografi musikal dengan banyak penghargaan.

Dibintangi oleh Austin Butler sebagai Elvis Presley dan pemenang Oscar dua kali, Tom Hanks yang akan berperan sebagai manajernya, Kolonel Tom Parker. ‘Elvis’ menjadi penanda film besar pertama Baz Luhrmann selain ‘The Great Gatsby’ yang sebelumnya tayang pada tahun 2013.

Sama seperti semua proyek pembuat film Australia, penonton mengharapkan ‘Elvis’ menjadi tontonan epik dengan desain produksi yang mewah dan sentuhan kontemporer yang berbeda khas Luhrmann.

Meskipun mungkin bukan film biopik tradisional, ‘Elvis’ masih memiliki kesempatan untuk bergabung bersama dengan deretan film lainnya tentang musisi kehidupan nyata berikut yang telah mendapatkan pengakuan dari Academy Awards.

Yuk kita lihat film-film yang masuk daftar biopik musikal terbaik di bawah ini:

Bird (1988)

© Warner Bros. Pictures

Catatan biografi dari Clint Eastwood tentang musisi jazz terkenal, Charlie “Bird” Parker, yang dibintangi Forest Whitaker sebagai karakter utamanya, menggunakan struktur non-kronologis untuk menceritakan pengaruh musik Parker, hubungannya, dan kecanduan narkobanya.

Film tersebut merupakan awal bagi Clint Eastwood, yang terkenal karena film komersialnya lebih bergenre action dan western.

Penggambaran Parker oleh Forest Whitaker menjadi pertunjukan terobosan, membuatnya mendapatkan penghargaan Aktor Terbaik di Festival Film Cannes, bersama dengan nominasi Golden Globe.

Meskipun film tersebut pada akhirnya dicerca oleh Akademi dalam kategori utama, ‘Bird’ meraih kemenangan mengejutkan untuk Best Sound, mengalahkan lebih banyak film komersial seperti ‘Die Hard’ dan ‘Who Framed Roger Rabbit’.

Amy (2015)

© A24

Film dokumenter Asif Kapadia, ‘Amy’, membingkai ulang kebangkitan juga kejatuhan penyanyi sekaligus penulis lagu Jazz, Amy Winehouse.

Tidak seperti kebanyakan film biografi musikal lainnya, menariknya film ini menampilkan kekonsistenan narasinya pada kecanduan narkoba dan alkohol sang penyanyi yang telah meninggal serta hubungannya dengan keluarganya dan dengan ketenaran.

‘Amy’ pertama kali diputar di Cannes dan memenangkan Academy Award kategori Film Dokumenter Terbaik pada tahun berikutnya. Potret empati Winehouse secara luas sudah diakui dan memberikan pandangan korektif pada penggambaran masyarakat tentang penyanyi tersebut.

Meskipun ‘Amy’ adalah film dokumenter, ia mencapai apa yang seharusnya menjadi film biografi yang kuat, menarik kembali tirai pada tokoh sentral dan memberikan lebih banyak wawasan tentang psikologinya.

Rocketman (2019)

© Paramount Pictures

‘Rocketman’ karya Dexter Fletcher mencatat perjalanan Elton John menuju kehidupan tanpa alkohol bersama dengan kolaborator lamanya, sang penulis lagu Bernie Taupin. ‘Rocketman’ dirilis tidak lama setelah ‘Bohemian Rhapsody’ yang sangat populer.

Meskipun kedua film tersebut memiliki struktur dan alur cerita yang mirip, ‘Rocketman’ meraih banyak pencapaiannya sendiri, dengan musik di filmnya yang dibawakan sendiri oleh para aktor tanpa suai bibir (lip sync) dari Elton John.

‘Rocketman’ berhasil memenangkan Taron Egerton dengan Penghargaan Golden Globe pertamanya untuk peran utamanya sebagai Elton John, selain itu dia juga menjadi salah satu nominasi SAG berkat penampilannya.

Meskipun dihina di Academy Awards, film tersebut memenangkan Lagu Asli Terbaik untuk “I’m Gonna Love Me Again” milik Elton John dan Bernie Taupin, yang menandai kemenangan kedua Elton John dalam Academy Award setelah “Can You Feel The Love Tonight” dari Disney’s ‘The Lion King’.

Judy (2019)

© 20th Century

Film besar kedua dari sutradara teater Rupert Goold adalah adaptasi drama ‘End of the Rainbow’, yang mengikuti rangkaian konser terakhir penyanyi Judy Garland di London sebelum kematiannya.

‘Judy’ diperankan oleh pemenang Oscar Renée Zellweger di salah satu peran utama pertamanya setelah hampir 10 tahun absen dalam karier.

‘Judy’ dinominasikan dalam kategori riasan dan tata rambut, selain itu Zellweger juga meraih kemenangan kedua di Academy Award.

Dia menyapu seluruh musim penghargaan, dengan penampilan yang baik dan pujian kritis luas yang mencakup hubungan menarik antara aktris dan ketenaran. Meskipun Judy Garland sendiri tidak pernah memenangkan Oscar, kemenangan film tersebut merupakan pengakuan atas warisannya.

La Vie En Rose (2007)

© Icon Productions

Aktris Prancis bernama Marion Cotillard meraih pengakuan internasional usai tampil sebagai penyanyi Édith Piaf dalam ‘La Vie En Rose’ karya Oliver Dahan.

Dalam film tersebut, Cotillard memerankan Piaf dari masa remajanya hingga kematiannya yang dia lalui dengan gigih dan tahan banting. Selama waktu itu, Piaf mengalami kemiskinan, kecanduan, sekaligus tragedi.

Dengan ‘La Vie En Rose’, Marion Cotillard menjadi aktris pertama yang memenangkan Academy Award untuk peran dalam bahasa Prancis. Film ini juga memenangkan Oscar untuk Tata Rias Terbaik dan menerima nominasi untuk desain kostumnya.

‘La Vie En Rose’ menjadi awal karier Cotillard yang berkembang dalam film berbahasa Inggris, karena ia akan segera melanjutkan peran dalam ‘Nine’ Rob Marshall dan ‘Inception’ Christopher Nolan yang diakui secara kritis.

Shine (1996)

© Fine Line Features

Pianis Australia David Helfgott menjadi salah satu orang yang dijanjikan film biopik oleh Scott Hicks tahun 1996, yang sudah mendapat pengakuan internasional, terlebih lagi pada penampilan utama Geoffrey Rush.

Film ini berfokus pada bagaimana tahun-tahun awal Helfgott yang merupakan anak ajaib/anak jenius (child prodigy) dan hubungannya yang canggung dengan sang ayah (diperankan oleh Armin Mueller-Stahl) menyebabkan gangguan mental hingga akhirnya menjadi awal kebangkitan kariernya.

Untuk penampilannya, Rush memenangkan Academy Award sebagai Aktor Terbaik dengan mengalahkan Tom Cruise di ‘Jerry Maguire’ dan Ralph Fiennes di ‘The English Patient’.

‘Shine’ menerima total tujuh nominasi Oscar termasuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik (Hicks), dan Aktor Pendukung Terbaik (Mueller-Stahl). Keintiman dan pendekatan psikologis mampu mendorong cerita yang bisa beresonansi dengan kritikus, penonton, dan badan penghargaan.

Coal Miner’s Daughter (1980)

© Universal Pictures

Merupakan film biografi garapan Michael Apted tahun 1980 tentang Loretta Lynn, berdasarkan memoarnya sendiri yang menceritakan tahun-tahun awal penyanyi musik country terkenal yang lahir dalam kemiskinan dan menikah saat remaja.

Film tersebut dibintangi oleh Sissy Spacek, yang menyumbangkan vokalnya sendiri untuk soundtrack film, bersama dengan penampilan pendukung Tommy Lee Jones sebagai Doolittle Lynn dan Beverly D’Angelo sebagai Patsy Cline.

‘Coal Miner’s Daughter’ adalah salah satu film terlaris tahun 1980, menurut Box Office Mojo. Pujian kritis film tersebut akhirnya menghasilkan tujuh nominasi Oscar termasuk Film Terbaik.

Spacek sendiri memenangkan Academy Award dan Golden Globe Award di antara hadiah lainnya. Film ini menjadi salah satu contoh awal dari tema berulang dalam film biografi musikal yang selalu menjual cerita memilukan di balik kesuksesan seorang penyanyi.

Walk The Line (2005)

© 20th Century

‘Walk the Line’ bercerita tentang kisah cinta sejati antara Johnny Cash dan June Carter Cash yang menampilkan perubahan luar biasa dari aktor utamanya Joaquin Phoenix dan Reese Witherspoon.

Berkisah tentang legenda musik country yang sedang melakukan tur tetapi mendapati banyak konflik seperti pendidikan, kondisi keluarga yang sulit, kecanduan narkoba dan alkohol, yang semuanya berefek pada hubungan romantis mereka.

Meskipun film tersebut tidak masuk dalam daftar Film Terbaik di Academy Awards, tetap saja ‘Walk the Line’ berhasil mendapatkan lima nominasi Oscar, termasuk nominasi untuk aktor utamanya, Witherspoon dan Phoenix.

Phoenix yang saat itu mendapati rival mengagumkan yaitu Phillip Seymour Hoffman di ‘Capote’, tetapi Witherspoon berhasil memenangkan penghargaannya untuk penampilannya sebagai Aktris Terbaik. Popularitas film tersebut bahkan memicu parodi yang sukses secara komersial, ‘Walk Hard: The Dewey Cox Story’.

Ray (2004)

© Universal Pictures

Film biografi karya Taylor Hackford tentang Ray Charles menciptakan kebangkitan dalam biografi musikal yang banyak menyoroti bagaimana ia bisa menjadi bintang, sama seperti film-film biopik lainnya. Kali ini Jamie Foxx yang ditunjuk sebagai pianis/penyanyi ritme dan blues.

Bersama dengan lawan mainnya Kerry Washington dan calon pemenang Oscar Regina King, Foxx menciptakan potret yang menarik dan komprehensif dari tiga puluh tahun kehidupan sang musisi terkenal.

‘Ray’ telah memenangkan dua Academy Awards atas raihan Aktor Terbaik untuk Foxx dan Best Sound, yang di dalamnya menggabungkan rekaman nyata dari vokal Ray Charles ke dalam film. ‘Ray’ juga menerima nominasi untuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik untuk Hackford.

Film ini tetap menjadi salah satu film terbaik yang diperankan Jamie Foxx dan ia menginformasikan bahwa sepanjang kariernya akan beralih genre dari komedi ke aksi kemudian ke drama. Fakta yang memilukan terjadi ketika Ray Charles yang asli meninggal hanya beberapa bulan sebelum film tersebut dirilis.

Bohemian Rhapsody (2018)

© 20th Century

Salah satu hits paling populer tahun 2018 di bioskop adalah versi film yang ditunggu-tunggu mengenai kisah Freddie Mercury dan Queen. ‘Bohemian Rhapsody’ dibintangi oleh Rami Malek sebagai Freddie Mercury, dan film ini juga merupakan film pertama ia sebagai peran utama.

Berkat film ini, Rami menyusul keberhasilan penampilan televisinya yang memenangkan penghargaan Emmy di Mr. Robot karya Sam Esmail. Menurut Box Office Mojo, ‘Bohemian Rhapsody’ adalah film terlaris keenam di dunia pada tahun 2018.

Meskipun film tersebut mendapat tanggapan kritis yang kontra dan proses pembuatan film yang kacau setelah pemecatan sutradara Bryan Singer, namun nyatanya ‘Bohemian Rhapsody’ mendapat sambutan penonton yang besar, dengan kata lain mendapat beberapa kemenangan utama di Academy Awards.

Selain pemenang Aktor Terbaik Malek, ‘Bohemian Rhapsody’ juga memenangkan penghargaan atas kategori Editing, Sound Mixing, dan Sound Editing. Film ini adalah contoh terkini paling sukses dari yang mungkin bisa dicapai ‘Elvis’ di Academy Awards tahun depan, meskipun musim penghargaan hampir satu tahun lagi digelar.

Masih dengan tema biografi yang sama seperti film-film di atas, kini ‘Elvis’ akan mencoba menceritakan kembali kisah hidupnya sampai akhirnya menjadi bintang populer di berbagai kalangan yang akan tayang di bioskop di Indonesia pada 24 Juni 2022.

Exit mobile version