‘Riki Rhino’, Petualangan Badak Sumatera Mencari Culanya yang Dicuri Pemburu

Batavia Pictures sebelumnya telah sukses merilis film animasi “Petualangan Singa Pemberani” (2012). Dan kali ini di tahun 2020, Batavia Pictures kembali merilis sebuah film animasi dengan menampilkan karakter yang baru seekor badak Sumatra bernama Riki yang berpetualang bersama teman-teman satwa yang lain.

Riki (Hamish Daud) adalah seekor badak Sumatra yang kuat dan tangguh karena sifatnya suka menolong, ia pun disukai oleh para penghuni hutan yang lainnya. Riki juga mempunyai seorang kawan yang selalu setia menemaninya kemana-mana yaitu seekor bebek yang bernama Beni (Ge Pamungkas), hingga pada suatu hari terjadilah musibah yang menimpa Riki.

Di mana seorang pemburu gelap nan keji bernama Mr. Jak (Zack Lee) mengambil cula dari Riki. Sejak saat itulah Riki yang tadinya sangat percaya diri berubah menjadi pemurung dan selalu mengurung dirinya di gua yang gelap. Beni sebagai sahabat karibnya berusaha menolong kawannya itu dengan mencarikan cula pengganti. Sampai suatu saat ia mendapatkan kabar bahwa di pulau seberang ada seseorang yang bisa menumbuhkan culanya kembali. Maka dimulailah petualangan Riki dan Beni demi mendapatkan kembali cula dari Mr. Jak.

Dalam hal film animasi, Indonesia masih sangat tertinggal jauh sekali baik dalam hal teknis ataupun jumlah produksinya. Janganlah kita membandingkan ke dua hal tersebut dari film animasi produksi Hollywood yang sudah terhitung menjadi satu indrustri besar tersendiri dalam lingkup indrustri perfilman yang ada di sana. Kita mungkin bisa melihat tak jauh ke negara tetangga kita yaitu, Malaysia.

Di negeri jiran tersebut kita dapat melihat beberapa film animasi dengan kualitas yang cukup baik seperti Boboiboy, Upin dan Ipin atau yang terbaru adalah Ejen Ali. Tapi walaupun begitu film animasi Riki Rhino ini patut kita apresiasi karena film animasi ini sepenuhnya diproduksi di dalam negeri.

Proses pembuatannya pun memakan waktu yang cukup panjang kurang lebih menghabiskan waktu sebanyak 4 tahun mulai dari risetnya, produksi sampai post produksinya itu sendiri. Tema yang diangkat di film ini pun tak kalah menariknya yaitu tentang lingkungan hidup secara lebih spesifik lagi yaitu tentang perburuan satwa dan pembalakan liar.

Selain itu Riki Rhino penuh dengan berbagai keseruan dari berbagai petualangan yang dilakukan Riki dan Beni beserta kawan-kawan hewan lainnya dengan berbagai karakternya yang unik. Dengan alur cerita yang runut dan mudah dimengerti terutama oleh audiens anak-anak juga penuh dengan pesan-pesan moral yang disampaikan lewat dialog-dialog yang penuh humor sehingga tidak terkesan menggurui.

Memang masih ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki dalam film ini seperti detail pergerakan karakter yang masih terpatah-patah dan ketidaksinkronan antara dialog yang diucapkan dengan gerakan mulut dari di karakter.

Music scoring yang ditampilkan juga cukup baik di komposisi lewat paduan orkestra dan musik tradisional. Walaupun terkadang scoring yang ditampilkan tidak tampil merata di semua adegan, ada beberapa adegan yang tampil senyap tanpa adanya scoring. Mungkin hal tersebut patut diperhatikan dalam produksi yang selanjutnya.

Pemilihan cast atau dubber dalam suatu produksi film animasi pun menjadi suatu cukup penting yang akan membawa karakter tersebut menjadi hidup, menarik dan memiliki ciri khasnya tersendiri.

Yang paling banyak menjadi perhatian di film ini adalah justru ada pada partner dari Riki Rhino, yaitu Beni seekor bebek cerewet tapi juga setia kawan yang disuarakan oleh Ge Pamungkas. Ge sebagai seorang stand-up comedian berhasil menghidupkan peran Beni lewat celotehan-celotehannya yang lucu dengan bahasa yang khas kekinian dan selanjutnya yang mencuri perhatian lagi adalah penampilan dari duo pemburu liar yang selalu ceroboh dan culun yang disuarakan oleh Raden Mas Cemen dan Mo Sidik.

Mereka berdua yang harusnya tampil sangar sebagai pemburu tapi lewat tingkah polahnya yang tengil justru sering mengundang tawa penonton. Hamish Daud sebagai Riki tampil cukup baik sayangnya ia tidak punya kekhasan suara tersendiri. Sebagai film animasi yang bersifat edukasi tapi juga penuh dengan hiburan film ini layak ditonton untuk anak-anak agar lebih banyak lagi mengetahui tentang satwa-satwa langka yang di Indonesia selain tentunya juga tentang konservasi alam itu sendiri.

Director: Erwin Budiono

Cast: Hamish Daud, Ge Pamungkas, Mo Sidik, Raden Mas Cemen, Ridwan Kamil, Niken Anjani, Zack Lee, Dimas Danang, Mikaela Lee, Aurel Hermansyah

Duration: 92 minutes

Scoring: 6.5/10