Review Yu Yu Hakusho (2023)

Yu Yu Hakusho adaptasi Live action dari manga pendahulunya.

yu yu hakusho

© Netflix

“Mengorbankan sesuatu demi mendapatkan tenaga, itu bukanlah kekuatan. itu adalah kelemahan hati.” – Master Genkai (Yu Yu Hakusho ).

Setelah populer 2 dekade lalu, manga yang membesarkan nama Yoshihiro Togashi ini akhirnya berhasil diadaptasi menjadi live-action.

Masih diproduksi bersama dengan Netflix, tidak seperti One Piece yang tayang beberapa bulan yang lalu, Yu Yu Hakusho sepenuhnya dibuat oleh cast & crew dari negeri Jepang langsung, sama seperti adaptasi eksklusif Alice in Borderland.

Kelima episode musim pertamanya sendiri disutradarai oleh Sho Tsukikawa. Mengambil paruh awal dari petualangan Yusuke yang dimulai sejak 1990 lalu, per episode series ini benar-benar dibuat padat dan optimal.

Sinopsis Yu Yu Hakusho

Yusuke Urameshi (Takumi Kitamura) dibangkitkan kembali dari kematiannya untuk menjadi detektif astral yang memecahkan kasus-kasus kriminal Yokai (Iblis) di dunia manusia.

Ketika beberapa Yokai mengancam keselamatan orang-orang terdekatnya, kekuatan Yusuke-pun terus meningkat. Hingga berujung pada penculikan Keiko (Sei Shiraishi) yang membuatnya harus bekerja sama dengan beberapa ‘Yokai baik’ yang ia temui, demi menyelamatkan sahabatnya tersebut dari rencana ‘Yokai Jahat’ bernama Toguro (Go Ayano).

Di tempat yang sama, pemimpin Yokai Jahat, Sakyo (Goro Inagaki) berniat membuka kembali gerbang antara dunia Yokai dan Manusia.

Adegan versi komik yang menjadi nyata

Yu Yu Hakusho benar-benar terasa seperti adaptasi Shonen yang kental dengan aksi pertarungannya yang habis-habisan.

Koreografi menggiurkan dari Yusuke yang bertarung dengan tangan kosong, serta beberapa efek CGI yang meski kualitasnya masih dibawah film-film hollywood, namun nyatanya mampu memberikan animo yang cukup kuat dan memuaskan dahaga penontonnya.

Seperti menyaksikan pose dan adegan-adegan dalam komik menjadi nyata. Setiap karakter yang terbanting, arena yang hancur, dan emosi yang terbakar adalah bumbu-bumbu aksi khas komik-komik Jepang.

© Netflix

Begitupula dengan keteguhan hati para karakternya yang berasal dari semangat untuk melindungi orang-orang yang mereka sayangi.

Kental dengan elemen persahabatan khas manga-manga populer negeri Nippon ini, setiap titik balik masalah beserta resolusinya mungkin mudah tertebak, namun nyatanya, hal tersebut tidak mengurangi ke-epik-an adegan penyelesaian koreofighting-nya.

Penyesuaian latar-nya yang dibangun kedalam setting masa kini juga terasa bercampur dengan baik dan logis, mengingat manga-nya sendiri sebenarnya memiliki latar yang cukup lawas untuk diadaptasi ke masa kini.

Alur cerita yang sangat cepat

Dari segi alur cerita, Yu Yu Hakusho memiliki pace yang terasa begitu cepat. Terlihat sekali bahwa series ini sengaja memadatkan padanan kisahnya menjadi 5 episode, dengan terburu-buru menyelesaikan perkenalan ark pertamanya.

Background karakter protagonis mungkin sudah dijelaskan cukup kuat di paruh awalnya, namun untuk antagonis, fokus utamanya terlalu cenderung ke karakter Young Toguro.

Sedangkan asal-usul Sakyo, dan bagaimana ia memiliki motivasi untuk membuka kembali gerbang antara dunia manusia dan Yokai, dituturkan dengan sangat terbatas dan terlalu bermetafora.

© Netflix

Sehingga kesan villain-nya tidak sekuat Toguro. Padahal, Sakyo lah sang mastermind-nya.

Untuk bagian paruh awalnya, perkenalan Yusuke, alam baka, dan pertempuran melawan Yokai (Parasit, Goki dan Kurama), memiliki detail dan pacing yang cukup oke.

Namun masuk ke pelatihan Yusuke bersama Master Genkai, hingga ark turnamen di Kubikukuri, peningkatan melodrama-nya terasa begitu cepat.

Bahkan motivasi yang didapat dari penculikan teman dekat Yusuke dan adik Hiei (Kanata Hongo) yang sudah disekap lebih dulu, terasa seperti tempelan belaka yang sedikit dipaksakan, agar para protagonis langsung bertemu dengan genk antagonis-nya ini.

© Netflix

Meskipun ada beberapa kendala dalam ‘pemadatan’ cerita-nya, Yu Yu Hakusho masih memiliki elemen-elemen keseruan lainnya yang biasanya menjadi ‘identitas’ adaptasi Shonen dan berhasil menutup masalah kelemahan durasinya yang terbatas.

Pertarungan epik yang tentu saja didamba-dambakan para penikmat manga/anime-nya, berhasil disalurkan dengan epik, sehingga ketika pertarungan berikut-nya dimulai, penonton semakin antusias dengan kejutan trik koreografi keren-nya.

Meskipun dengan budget yang kelihatannya terbatas (terlihat dari kepadatan pace dan jumlah episode-nya), Yu Yu Hakusho nyatanya cukup berhasil memberikan sajian adaptasi manga yang lebih rapih dari segi CGI, dan epik dari koreofighting khas Shonen-nya.

Kesimpulan

Penantian adaptasi manga lawas yang teringkas sangat padat dan berisi. Koreofighting khas shonen yang dipadukan dengan visual effect yang optimal dengan budget yang tak terlalu besar.

Paruh awal pace story yang cukup maksimal dari segi motivasi dan pengenalan karakter, namun menjadi terlalu cepat ketika dipaksakan memasuki babak turnamen.

Background villain yang terasa berat sebelah karena lebih berfokus pada Young Toguro ketimbang Sakyo, membuat konklusi film, seperti kehilangan potensi kedramatis-annya.

 

Directed by: Sho Tsukikawa

Episodes: 5

Cast: Takumi Kitamura, Jun Shison, Kanata Hongo, Shuhei Uesugi, Goro Inagaki, Go Ayano, Kenichi Takitoh, Sei Shiraishi, Keita Machida, Kotone Furukawa, Ai Mikami, Meiko Kaji.

Score: 7.4/10

WHERE TO WATCH

The Review

Yu Yu Hakusho

7.4 Score

Setelah tindakan tanpa pamrih mengorbankan nyawanya, remaja nakal Yusuke Urameshi dipilih sebagai Detektif Roh untuk menyelidiki kasus yang melibatkan yokai nakal.

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 7
  • Entertain 8
  • Scoring 7
  • Story 8
Exit mobile version