“She loved it even when it wasn’t in bloom, because somehow she always saw beauty in things,” – Kitty (XO, Kitty)
Siapa yang bisa melupakan mak comblang Kitty Song Covey? Karena adik perempuan Lara Jean ini, waralaba To All The Boys berhasil muncul dan digemari oleh penonton. Dan sekarang, Kitty Song Covey akan menjadi tokoh utama di ceritanya sendiri.
Berbeda dengan waralaba filmnya, XO, Kitty bukan berdasarkan buku. Meskipun seri To All The Boys awalnya merupakan serial buku yang ditulis oleh Jenny Han, spin-off ini bukan termasuk adaptasi. Meski begitu, skenario XO, Kitty kembali ditulis oleh Jenny Han.
Lantas, apakah serial XO, Kitty berhasil membuat penggemar jatuh cinta?

Sinopsis
Ditetapkan setelah tiga film berlangsung, XO, Kitty akan mengikuti kisah Kitty, adik perempuan Lara Jean Covey, saat dia berada di fase sekolah menengah dengan segala pasang surut romansanya.
Setelah pertemuan Kitty dan Dae di To All the Boys: Always and Forever, di mana mereka bertemu di atas Menara Namsan Seoul dan memulai hubungan mereka, kini Kitty akan pindah ke belahan dunia lain untuk bersatu kembali dengan pacar jarak jauhnya.
Ketertarikannya dengan perjodohan membuat dirinya merasa tahu segalanya tentang cinta. Tapi ketika dia pindah ke Seoul dan bertemu Dae, dia akan segera menyadari bahwa hubungan jarak jauh lebih rumit ketika hatinya sendiri yang dipertaruhkan.
Hadirkan beragam unsur dan budaya Korea Selatan
Sebagai salah satu serial yang berasal dari “Barat”, XO, Kitty merupakan tayangan menarik yang menampilkan cukup banyak unsur dan budaya Korea Selatan. Mulai dari tarian, cara bersosialisasi, hingga aturan sistem pendidikan, Kitty harus beradaptasi sekuat tenaga untuk terus berada di negara tersebut. Sejujurnya, sangat menyenangkan melihat bagaimana setiap murid harus menaati aturan yang menurut mereka mungkin tidak masuk akal.

Serial ini juga tetap mempertahankan bahasa nasional mereka, tidak melulu dijelaskan dengan bahasa Inggris. Sebagai orang yang lahir di Amerika, tentu saja ini merupakan tantangan besar bagi Kitty. Ia tidak memiliki pengetahuan dasar apa pun, selain mengetahui bahwa ibunya lahir di Korea. Hal itu yang menjadi pegangan besar, mengapa Kitty bertahan di sekolah yang tidak ramah kepadanya.
Tempat dan destinasi wisata populer juga disulap sebagai latar film. Mulai dari perpustakaan terkenal National Library of Korea, tempat kemah di Yeongheung Island, hingga kampus Kaywon University of Art and Design yang diubah menjadi sekolah internasional. Ada cukup banyak tempat menyenangkan di Korea, yang membuat serial ini cukup menarik untuk dilihat.
Krisis identitas remaja
Tidak seperti kedua kakaknya, Lara dan Margot, karakter Kitty masih belum memiliki pengalaman di dunia percintaan. Bahkan, serial ini juga seakan mengingatkan kita bahwa Kitty merupakan remaja yang sedang memasuki proses pencarian jati diri. Jadi, wajar saja jika karakternya terlihat labil, plin-plan, dan agak menyebalkan.

Bukan hanya Kitty saja, semua karakter dalam serial ini pun berlaku serupa. Mereka digambarkan lebih seperti remaja sombong, yang bangga dengan kekayaan, namun lelah menjalani kehidupan tidak bahagia – kecuali Dae yang hidup sederhana dan konsisten dengan kepribadiannya.
Menariknya, serial ini juga berani menghadirkan unsur LGBTQ+ di dalam budaya Asia yang masih tabu. Hal yang patut diapresiasi meskipun tentunya menimbulkan banyak pro dan kontra. Keadaan ini pun terjadi pada Kitty yang ternyata menyukai pria dan wanita. Menimbulkan kebingungan bagi penonton maupun karakter utamanya sendiri. Apakah normal menjadi seorang biseksual? atau ini hanya sementara?
Alur cerita bergerak bebas dan tidak rapi
Kekurangan lain yang terlihat jelas dari serial ini adalah jalan cerita yang tidak rapi dan masih memiliki banyak plot-hole. Ada peristiwa ataupun karakter tidak berjalan sinkron – tiba-tiba muncul dan terjadi secara kebetulan. Meski tidak masuk akal, XO, Kitty terus mengulanginya formula tersebut hingga batas yang tidak bisa ditoleransi.

Meski begitu, serial ini cukup ringan dan menyenangkan. Tingkah laku para karakter, teka-teki yang menjadi misteri, hingga perjalanan Kitty dalam mencari cinta; semua itu menarik perhatian namun tidak bisa dieksekusi dengan baik.
Kesimpulan
Serial romantis-komedi memang sudah sepantasnya mudah ditebak, dan itu berlaku untuk XO, Kitty. Meski memiliki potensi, serial ini tidak menghadirkan pesona yang membuat penonton betah selama 10 episode. Terlalu banyak kekurangan: cerita, chemistry, serta akting yang kaku dari beberapa pemain.
Hal yang menjadi kelebihan ialah bagaimana serial ini menyulap beberapa tempat populer Korea Selatan menjadi latar film mereka. Penonton diajak menyelami budaya Korea Selatan, melalui kacamata para murid asing yang datang dari segala macam negara. Cukup menyenangkan melihat mereka semua bersatu di bawah atap keragaman.
Director: Jenny Han
Cast: Anna Cathcart, Choi Min-yeong, Gia Kim, Sang Heon Lee, Anthony Keyvan, Peter Thurnwald, Kim Yun-jin
Episode: 10
Score: 4.8/10
WHERE TO WATCH
The Review
XO, Kitty
Mengikuti kisah Kitty, adik perempuan Lara Jean Covey, saat dia berada di fase sekolah menengah dengan segala pasang surut romansanya.