Review Why Do You Love Me (2023)

Perjalanan 3 Lelaki Disabilitas yang Penuh Suka Duka ke Gang Dolly Surabaya

why do you love me ed1

© Max Pictures

“Jangan Bas, kita harus selesaiin apa yang sudah kita mulai,” – Danton (Why Do You Love Me, 2023)

Sebuah film Indonesia yang temanya tak biasa akan hadir di layar lebar kita tak lama lagi. Film berjudul Why Do You Love Me ini akan bercerita tentang 3 laki-laki penyandang disabilitas yang memulai perjalanan mereka ke Surabaya dan berharap mendapatkan pengalaman seksual pertama mereka.

Why Do You Love Me sendiri merupakan adaptasi film dari Belgia berjudul Hasta La Vista, atau judul Inggris-nya Come as You Are yang dirilis pada tahun 2011 silam.

Perjalanan film ini di kompetisi film internasional memang termasuk cemerlang. Come As You Are berhasil memenangkan 12 penghargaan internasional, termasuk membawa pulang trofi Grand prix des Americas, bahkan terpilih sebagai film paling populer di Festival Film Internasional di Montreal.

© Max Pictures

Sinopsis

Why Do You Love Me bercerita tentang tiga orang sahabat, Baskara, Danton, dan Miko yang berusia dua puluhan yang masing-masing memiliki cacat fisik.

Baskara (Adipati Dolken), menderita kelumpuhan saraf yang mengharuskan dirinya harus berada di kursi roda, Danton (Jefri Nichol) menderita tumor otak yang melumpuhkan bagian bawah tubuhnya, dan Miko (Onadio Leonardo) menderita retinitis pigmentosa, yang membuatnya tak bisa melihat atau buta total.

Ketiganya, terlebih untuk Baskara yang dari menit pertama terlihat menggebu-gebu soal hasratnya yang satu itu, berkeinginan merasakan pengalaman seksual yang selama ini hanya bisa mereka impikan, karena keterbatasan yang mereka miliki.

Tak ingin mati sebagai pengecut yang tidak bisa berbuat apa-apa, Baskara mengajak kedua rekannya itu untuk memulai perjalanan ke Surabaya, tepatnya ke Gang Dolly (tempat prostitusi terbesar di Asia Tenggara yang sekarang sudah ditutup), berharap mendapatkan pengalaman seksual pertama yang sangat mereka inginkan, dan tidak akan membiarkan apa pun menghalangi mereka, termasuk keluarga.

Apakah impian mereka bertiga berhasil terwujud dan sampai ke Gang Dolly, Surabaya?

© Max Pictures

Isunya jarang disentuh dalam sebuah film

Premis Why Do You Love Me memang bisa dikatakan sangat menjanjikan. Membaca sinopsis film ini saja akan membuat kita tertawa geli sendiri, dan membayangkan akan seseru apa film ini hingga selesai. Dan benar saja, adegan pertama kita sudah dikagetkan dengan perempuan berbaju seksi yang memanggil Baskara dengan nada mendesah.

Seketika perempuan itu hilang dan digantikan dengan ibunya yang membangunkan dirinya dengan membuka gorden kamar tidurnya. Perempuan itu ternyata itu hadir dalam mimpi Baskara yang hasrat seksualnya sedang menggebu-gebu.

Dan sang ibu terkejut melihat anu-nya Baskara sudah berdiri tegak, membuat sang ibu segera tersadarkan dan langsung meninggalkan kamar. Sebuah adegan pembuka yang berani untuk masuk lebih dalam lagi di adegan berikutnya.

Melihat sosok Baskara di film ini bagaikan melihat sosok ilmuwan alm. Stephen Hawking yang menderita kelumpuhan yang sama. Baskara menjadi motor bagi teman-temannya untuk keluar dari zona nyaman mereka, agar mereka tidak tergantung dari orang lain terutama orang tua mereka.

© Max Pictures

Disabilitas menjadi isu yang menarik bila disandingkan dengan tema yang relate dengan keseharian kita yaitu libido. Hal yang satu ini terkadang memang sulit dibendung, dan akan menjadi masalah pelik bagi kaum disabilitas yang butuh support system dari lingkungan di sekitarnya.

Walaupun film yang diremake sudah lama, namun isu ini jarang disentuh di film Indonesia. Pada dasarnya kaum disabilitas merupakan kelompok marjinal yang jarang sekali mendapat perhatian dari orang-orang di sekitarnya, terlebih lagi orang normal.

Di Why Do You Love Me kita akan melihat kalau mereka bisa mencintai dan juga dicintai oleh sesamanya yang juga orang normal.

Sinematografinya yang luar biasa indah di sepanjang film

Karena Why Do You Love Me merupakan “road movie,” sudah pasti kita akan disuguhkan pemandangan luar biasa dari tempat yang mereka singgahi. Mengikuti film aslinya, ketiganya akan didampingi karakter yang melindungi dan membawa mereka ke tempat tujuan mereka.

Di Why Do You Love Me, karakter sentral ini diperankan TJ Ruth yang menjadi Endang, yang hadir dengan mobil wagon lawasnya yang berwarna kuning era 50-an. Dengan mobil ini pula, kita akan melihat visualisasi indah mulai dari Bandung, Semarang, Jogjakarta, Malang hingga Surabaya yang digambarkan dengan sangat baik oleh Sutradara Herwin Novianto.

© Max Pictures

Narasinya membumi dan penuh suka duka

Dialog menarik dihadirkan mereka berempat saat perjalanan, di dalam mobil, dan saat mereka menginap di hotel. Konflik yang makin membesar, terutama antara Endang dan Baskara terkait soal rute perjalanan, dan masalah tanggung jawab terhadap kesehatan mereka selalu menjadi masalah. Di satu sisi, Danton menjadi penengah dan selalu menyabarkan Baskara yang selalu emosian, dan Miko yang polos, dan suka bercanda, bisa membuat kita tertawa lepas.

Danton yang cukup parah penyakitnya, seringkali muntah-muntah kalau ia telat meminum obat, dan hal itu menjadi perhatian khusus Endang. Saat ia berada di Jogja untuk bertemu Karmila (Lyodra), perempuan yang ia sukai sejak bertemu di Jakarta, ia bahkan hanya bisa bertemu sebentar saja, sebelum akhirnya ia muntah-muntah, dan dibawa masuk ke mobil lagi.

Sempat ingin pulang, namun Danton sambal menahan sakit, tetap bersikeras melanjutkan perjalanannya ke Surabaya. Tak lupa ia sambil menenangkan Baskara kalau ia tidak akan balik ke Jakarta karena penyakitnya itu. Semua pengalaman itu terjadi dalam perjalanan akhir mereka di Gang Dolly.

Tak disangka Gang Dolly sudah tutup sejak lama, dan Endang dengan pintarnya memberi mereka kejutan di kamar hotel mereka, yang membuat film ini mencapai tujuannya. Setelah suka datang, kini duka menghampiri di konklusi film yang akan membuat kita semua terharu.

Kesimpulan

Kemiripan Why Do You Love Me dengan film aslinya, Hasta La Vista memang di atas 70%, tentunya dengan penyesuaian di sana sini sesuai kultur Indonesia.

Namun, penggambaran penulis skenario filmnya, Alim Sudio, terutama fantasi seksual dari ketiganya memang lebih fun dan komikal ketimbang versi Belgia-nya yang terasa amat pasaran.

© Max Pictures

Tentu saja versi Indonesia ini dibumbui jokes yang lebih ringan dan menghibur ketimbang aslinya yang cenderung mengarah ke dark jokes.

Jualan utama film ini ada di sinematografinya yang luar biasa mengagumkan. Sebagai sebuah road movie, Why Do You Love Me memang berhasil menjual lansekap Indonesia di berbagai daerah yang dilewatinya.

Permainan emosi antara keempat orang ini di sepanjang perjalanan memang sangat membekas hingga film mencapai klimaksnya. Sayang saja, subplot Karmila dengan Danton dimentahkan begitu saja dan tidak dikembangkan lagi. Andai saja diberi ruang, film ini akan jauh lebih menarik lagi.

Buat kamu yang tertarik melihat film yang sangat menghibur ini, nantikan di bioskop  Indonesia mulai 29 Juni 2023.

 

Director: Herwin Novianto

Cast: Adipati Dolken, Jefri Nicol, Onadio Leonardo, TJ Ruth, Lyodra, Ariyo Wahab, Vonny Cornellya, Marcelino Lefrandt, Kinaryosih, Donny Kesuma

Duration: 100 Minutes

Score: 8.0/10

WHERE TO WATCH

The Review

Why Do You Love Me

8 Score

Why Do You Love Me bercerita tentang 3 lelaki disabilitas yang memulai perjalanan mereka ke Surabaya dan mendapat pengalaman seksual pertama

Review Breakdown

  • Acting 8
  • Cinematography 9
  • Entertain 8
  • Scoring 8
  • Story 7
Exit mobile version