“Satu-satunya orang yang selamat setelah membunuh keluarganya hanya Cantika,” – Ready (Utusan Iblis, 2024)
Shareefa Daanish kembali lewat film horor terbarunya. Setelah sebelumnya membintangi Menjelang Ajal dan Marni: The Story of Wewe Gombel, kini ia membintangi Utusan Iblis, film bergenre horor psikologi yang terinspirasi dari pembantaian sebuah keluarga yang pernah terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sinopsis
Olivia (Shareefa Daanish), seorang psikiater yang mempunyai spesialisasi kesehatan mental di sebuah rumah sakit jiwa, didatangi Rendy (Dimas Aditya) seorang polisi yang menangani kasus pembantaian brutal yang dilakukan Cantika (Cindy Nirmala) terhadap anak dan suaminya.
Setelah menjalani beberapa sesi terapi, kondisi psikologis Olivia kian memburuk. Selain itu, pasien lain yang ditangani dirinya juga tewas mengenaskan.
Cantika rupanya telah dirasuki entitas mengerikan sejak lama dan itulah kenapa ia membantai seluruh keluarganya. Kehadirannya juga membuat masa lalu Olivia kembali muncul dan membuat dirinya mengingat masa lalu yang sudah ia tinggalkan itu.
Premis Menarik, Namun Narasinya Terasa Mentah
Sekilas Utusan Iblis mengingatkan kita pada banyak film Hollywood bertema sejenis, namun film ini memadukannya dengan investigasi polisi, sedikit mengingatkan kita pada karya legendaris David Fincher yang berjudul Seven (1995).
Tapi jangan bandingkan Utusan Iblis dengan film di atas, karena sangat jauh bila kita bandingkan apple to apple.
Walaupun secara premis menarik, sayang narasinya terasa mentah dan hanya berputar-putar di dua karakter utamanya, tanpa berusaha mencari solusi dari masalah yang dialami Cantika.
Lucunya lagi, narasi ini malah mengaitkan dengan masa lalu Olivia yang digambarkan mempunyai masalah serupa dengan Cantika.
Padahal hal yang harus diceritakan adalah eksposisi dari iblis itu sendiri. Dengan penceritaan seperti ini akan membuat film terasa amat membosankan dan tidak menarik untuk ditonton hingga selesai. Ditambah lagi alur film ini terasa amat lambat di sepanjang film.
Teknis Film yang Jauh dari Harapan
Peran Rendy pun terasa hambar, tanpa berusaha memecahkan kasus pembunuhan Cantika dari berbagai sisi keilmuan, dan murni hanya mengandalkan Olivia semata.
Padahal sempat disinggung kalau masalah ini bisa terjadi karena kerasukan, dan jalan masuk ini malah didiamkan saja dan terus berusaha mencari lewat investigasi yang terlihat seperti omong kosong belaka tanpa penelaahaan dari berbagai aspek terkait.
Secara teknis, film ini juga jauh dari harapan. Jangan harap kita bisa merasa ketakutan oleh entitas yang dihadirkan, karena jumpscares yang muncul tidak efektif untuk membuat penonton ketakutan.
Ditambah lagi make-up nya yang terlihat standar dan skoringnya yang terdengar biasa saja, dan tidak bisa menghadirkan nuansa mencekam di sepanjang film.
Secara visual, film ini juga tampil mengecewakan di beberapa adegan, terlebih menjelang konklusi yang tidak bisa tampil epik, dan menjatuhkan film ini secara signifikan.
Kesimpulan
Satu hal yang mendapat kredit lebih adalah akting Shareefa dan Cindy yang terlihat konsisten dari awal hingga akhir film. Sayang, narasi yang buruk membuat film ini kehilangan marwahnya sebagai film horor yang bisa menghibur penonton.
Utusan Iblis serasa seperti film idealis ketimbang film komersil yang diharapkan mendapat pemasukan dari jumlah penonton. Film dengan genre sejenis telah terbukti gagal dan film seperti ini lebih menyasar penonton yang tersegmentasi di kota besar, dan sulit rasanya untuk bertahan lebih lama di layar lebar.
Director: Dyan Sunu Prastowo
Cast: Shareefa Daanish, Dimas Aditya, Cindy Nirmala
Duration: 90 minutes
Score: 2.6/10
WHERE TO WATCH
The Review
Utusan Iblis
Olivia (Shareefa Daanish), seorang psikiater yang mempunyai spesialisasi kesehatan mental di sebuah rumah sakit jiwa, didatangi Rendy (Dimas Aditya) seorang polisi yang menangani kasus pembantaian brutal yang dilakukan Cantika (Cindy Nirmala) terhadap anak dan suaminya.