“Mass murderers want to get caught. Well, this one doesn’t. 29 victims. Every shot found its mark. No casings, no brass. Not a single stray hair or fingerprint. This guy is thorough. He didn’t come here to die, and he does not want to be found,” – Lammark (To Catch a Killer, 2023)
Setelah lama menunggu, film yang sejatinya dirilis mulai April 2023 di banyak negara di dunia ini, sekarang bisa kita tonton di Netflix. Film yang berjudul To Catch a Killer ini memang ditunggu kehadirannya oleh Cineverse karena film ini memperoleh ulasan yang terbilang baik dari sejumlah kritikus dari seluruh dunia.
Menariknya lagi, film ini disutradarai oleh Damián Szifron, yang film sebelumnya, Wild Tales (2014) memperoleh nominasi di Piala Oscar 2015 untuk kategori Film Asing Terbaik dan masuk pula sebagai nominasi Palm d’Or di Festival Film Cannes 2014.
Kini di film terbarunya, To Catch a Killer, Szifron menghadirkan kekelaman dunia kriminal di Amerika Serikat, dengan problematika klasik yang mereka sering hadapi hampir di tiap tahunnya di banyak negara bagian, yaitu penembakan massal yang menelan banyak korban jiwa.

Sinopsis
Di suatu malam, di saat semua orang sedang berpesta di atas gedung, di tengah kembang api yang menyala bersahutan, satu per satu orang tewas ditembak oleh penembak runduk atau sniper yang menggunakan kembang api sebagai penyamarannya, dan dalam waktu singkat menewaskan puluhan orang yang dibidiknya.
Aksi brutal ini seketika menjadi prioritas aparat keamanan di wilayah Baltimore. Tak hanya polisi, FBI pun turun tangan menangani kasus ini. Eleanor Falco (Shailene Woodley), salah satu polisi yang sedang bertugas, terpaksa turun tangan ke tempat kejadian dan berusaha menyelamatkan para korban yang terancam.
Di markas polisi, operasi pencarian sniper ini mulai dilakukan, yang dipimpin oleh Agen Khusus FBI, Lammark (Ben Mendelsohn). Lammark yang tak sengaja mendengar omongan Eleanor, terkesan dengan tanggapannya soal siapa penembak ini.
Keesokan paginya, Lammark meminta Eleanor untuk bergabung dengan timnya, bersama Jack McKenzie (Jovan Adepo), sebagai penghubung dengan polisi Baltimore selama penyelidikan.
Namun, usaha Lammark bersama timnya tak mudah. Walikota selalu ikut campur tangan dalam kasus ini agar pelakunya segera tertangkap. Beberapa tersangka berhasil diidentifikasi, namun ternyata bukanlah mereka yang melakukan penembakan itu.

Beberapa hari berselang, penembakan massal terjadi lagi. Kali ini terjadi di sebuah mall, dan Lammark bersama timnya berhasil mendapatkan ciri-ciri fisik yang nantinya menjadi acuan mereka dalam mencari penembak misterius ini.
Bisakah nanti Lammark bersama Eleanor menangkap pelaku penembakan massal ini?
Narasinya sangat baik dan chemistry-nya menyatu di sepanjang film
To Catch a Killer memang bukan tipikal film kejar-kejaran ala The Fugitive yang sangat intens dan menegangkan di setiap adegannya. Film ini secara perlahan membangun karakternya satu per satu dengan narasinya yang luar biasa.
Semua dialog yang dilakukan sangat efektif dan tidak sia-sia di sepanjang film ini berjalan. Terlebih lagi pengembangan karakternya sangat nyata dan relate dengan dua karakter utamanya, Eleanor dan Lammark. Film ini juga tidak mempunyai twist tersembunyi dan cenderung mudah ditebak, karena memang penekanan ceritanya bukan ke arah situ.
Alurnya pun cenderung lambat bertutur, namun To Catch a Killer memiliki isu tersembunyi di belakang kisahnya sangat menarik. Masalah kesehatan mental menyeruak perlahan, seolah menjadi tanda kalau hal ini dibiarkan akan menjadi serius di kemudian hari. Tak hanya bagi karakter antagonisnya, namun juga terhadap karakter protagonisnya.

Visualisasinya termasuk salah satu yang terbaik untuk film di genrenya
Sejak menit awal kita akan disuguhi visualisasi yang bisa dikatakan sangat baik di genrenya. Beberapa shot menggambarkan betapa mencekamnya saat penembakan itu terjadi di saat kembang api bermunculan. Beberapa POV (Point of View) dari karakter utamanya juga digambarkan sangat indah dan tak biasa.
Akting dan chemistry-nya juga menyatu
Dua bintang ini secara luar biasa juga mampu disatukan dengan baik dengan dialognya masing-masing. Masing-masing dengan karakteristik personal yang dimunculkan di tengah-tengah film.
Shailene hadir dengan kesehatan mentalnya yang bermasalah akibat peristiwa di masa lalunya. Sedangkan Ben yang notabene termasuk Direktur FBI ternyata seorang gay yang otoritasnya ditekan secara politis dari atasannya.
Kesimpulan

Sebagai film thriller yang mengisahkan pengejaran aparat keamanan terhadap pelaku penembak misterius, To Catch a Killer hadir dengan visualisasi yang indah dari masing-masing karakter utamanya. Narasinya pun tampil efektif dan tidak terkesan membuang durasi film. Namun, perlu diingat kalau film ini minim ketegangan dan atau adegan aksi yang intens.
Film ini cenderung ‘slow burn’ yang membangun kisahnya secara perlahan lewat eksposisi dua karakter utamanya. Yang menarik justru ada di isu kesehatan mental yang dialami karakter antagonis dan juga protagonisnya.
Di bagian akhir juga menyiratkan adalah politisasi jabatan yang juga banyak terjadi di banyak negara. Buat yang tertarik dengan film investigasi atau pembunuhan berantai, To Catch a Killer sangat direkomendasikan Cineverse untuk ditonton. Tonton segera film ini di Netflix.
Director: Damián Szifron
Cast: Shailene Woodley, Ben Mendelsohn, Jovan Adepo, Ralph Ineson, Rosemary Dunsmore
Duration: 119 Minutes
Score: 7.2/10
WHERE TO WATCH
The Review
To Catch a Killer
To Catch a Killer mengisahkan seorang pembunuh massal yang diburu oleh agen FBI dan polisi berbakat yang direkutnya