Review The Pale Blue Eye (2023)

Saat Seorang Detektif Swasta Menguak Pembunuhan Misterius di Akademi Militer Ternama

review the pale blue eye (2023)

© Netflix

“I do consider death to be poetry’s most exalted theme” – Edgar Allan Poe (‘The Pale Blue Eye’)

 

‘The Pale Blue Eye’ merupakan alihwahana dari novel fiksi sejarah karya penulis Louis Bayard. Novel yang menampilkan cerita Edgar Allan Poe muda ini pernah dinominasikan untuk Edgar Award dalam kategori Novel Terbaik pada tahun 2007.

Kehadiran Christian Bale sebagai detektif swasta menjadi daya tarik utama dari film ini, mengingat kiprahnya di tahun 2022 yang cukup berkesan. Tidak sendirian, ia juga bermain bersama Harry Melling, Gillian Anderson, Lucy Boynton, Charlotte Gainsbourg, Toby Jones, Harry Lawtey, dan Simon McBurney.

Film ini ditulis dan disutradarai oleh Scott Cooper, yang terkenal melalui film-film seperti ‘Crazy Heart’ dan ‘Black Mass’. ‘The Pale Blue Eye’ sendiri merupakan proyek ketiga dari kerja sama antara Bale dan Cooper.

Kabarnya, sang sutradara telah mengembangkan film ini selama lebih dari satu dekade. Maka tidak heran, jika beberapa aspek terasa begitu sempurna. Baik dari sinematografi yang sesuai dengan tema cerita, hingga para karakter yang menarik mata.

Sinopsis

© Netflix

Di Akademi West Point pada tahun 1830, ketenangan malam Oktober dihancurkan oleh penemuan tubuh kadet muda yang tergantung di dekat lapangan bersalju.

Beredar kabar, seorang pembunuh berantai berkeliaran bebas dan membunuh beberapa anggota akademi. Sebagai mantan detektif, August Landon (Christian Bale) kemudian diberi tugas untuk menyelidiki dan menangkap si pembunuh.

Tapi sayangnya, semua tidak berjalan seperti yang terlihat di akademi. Dengan cerita dan masa lalu yang kelam, Landon perlahan-lahan mengungkapkan jaringan masalah yang berbelit. Sementara itu. seorang kadet muda membantunya memecahkan teka-teki yang tak kunjung usai.

Cerita pucat, kelam, dan penuh salju

© Netflix

Seperti judulnya, ‘The Pale Blue Eye’ hadirkan suasana yang kelam dan mencekam selama film berlangsung. Memulai cerita dengan sosok menggantung dalam pekatnya kabut, film ini tampak menjanjikan sejak awal. Tidak hanya di babak pertama, kesuraman tetap terjaga hingga akhir cerita. Belum lagi nuansa horor yang sang sutradara bangun lewat perpaduan warna pucat; temaram sinar lilin, salju putih menyiksa, serta coklat kayu yang menyedihkan.

Film ini adalah bak kemunculan salju tidak melulu membawa kebahagiaan, atau membangun perasaan romantis. Di tengah dinginnya hari, teror dan pembunuhan terus terjadi di West Point. Seakan menyesuaikan diri dengan keadaan, Bale juga sukses tampil sebagai detektif misterius penuh rahasia. Karakternya yang muram, tak banyak bicara, dan dingin berhasil membuat para penonton terkecoh.

Pesonanya cukup memukau sebagai penyelidik yang serba tahu, mengira August begitu lihai dalam memecahkan teka-teki. Padahal, ia selalu ikut bermain dalam permainan penuh tipu daya. Cerita dengan alur lambat, penuh intrik dan drama, bukan menjadi hambatan untuk menghibur. Sebaliknya, para penonton dibuai dengan misteri yang tak terungkap hingga menit-menit terakhir.

Hadirkan persepsi baru tentang Poe

© Netflix

Seperti yang sudah dijelaskan, ‘The Pale Blue Eye’ juga menghadirkan karakter ikonik dalam dunia sastra, yaitu Edgar Allan Poe (Harry Melling). Bagi yang belum kenal, sosok Poe merupakan sastrawan yang terkenal karena karya-karyanya yang begitu gelap. Berkutat tentang kepergian, kematian, dan kesendirian, tak jarang Poe digambarkan sebagai manusia misterius.

Namun dalam film ini, Poe justru diperlihatkan secara wajar layaknya penyair normal yang memiliki sejuta kosa kata indah di masa lalu. Latar belakangnya memang menyedihkan, tetapi bukan berarti ia terkesan sebagai pria yang selalu dikasihani. Karakter Poe nyatanya mudah disenangi dan terlihat baik hati. Perbedaan yang jauh berbeda jika melihat karya sajaknya yang begitu kelam.

Detektif berbakat yang memutar cerita

© Netflix

Landon merupakan detektif swasta, yang hidup sederhana dan berbahagia. Sayangnya, hidupnya mulai tidak lagi sama ketika istrinya meninggal dan anaknya melakukan bunuh diri. Trauma kehilangan serta rasa dendam ternyata menguasai diri Landon, hingga nekat melakukan hal-hal tak terpuji.

Keikhlasan palsu yang terlihat dari wajahnya membuat penonton bisa terkecoh dengan siapa pelaku utama. Besar kemungkinan, bahwa mereka mungkin saja menebak Melling sebagai pembunuh utama. Padahal, ia tak pernah ada sangkut paut dengan teror serta pembunuhan yang terjadi

Butuh waktu lama untuk mengerti, mengapa Landon seakan tahu semua hal secara pasti. Ia bukan hanya menebak, namun bahkan terlibat sebagai dalang utama. Eksekusi yang cukup melegakan, ketika Poe memutuskan untuk melepas rasa dendam Landon begitu saja.

Apakah mungkin ada aksi Poe selanjutnya?

Kesimpulan

Meski begitu, film ini juga tidaklah sempurna. Beberapa adegan terkesan memaksa dan terlalu tiba-tiba. Cukup menghibur, namun ‘The Pale Blue Eye’ bukanlah sebuah tayangan ringan yang bisa dinikmati kala ingin bersantai.

 

Director: Scott Cooper

Cast: Christian Bale, Harry Melling, Gillian Anderson, Lucy Boynton, Robert Duvall

Duration: 128 minutes

Score: 6.6/10

The Review

The Pale Blue Eye

6.6 Score

Di Akademi West Point pada tahun 1830, ketenangan malam Oktober dihancurkan oleh penemuan tubuh kadet muda yang berayun di dekat lapangan bersalju.

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 7
  • Entertain 7
  • Story 6
  • Scoring 6
Exit mobile version