“You are not the only thing standing between this and the universe.” – Monica Rambeau (The Marvels).
Sutradara wanita kulit hitam pertama yang menangani film MCU, Nia DaCosta juga turut andil bersama dengan Megan McDonnell dan Elissa Karasik dalam menangani naskah film ini.
Setelah portfolio terakhirnya, Candyman (2021) meraih respon yang cukup baik, Nia akhirnya terpilih untuk menggawangi kelanjutan petualangan Captain Marvel dalam sekuel-nya kali ini yang berjudul The Marvels.
Film ini sendiri juga menjadi debut film layar lebar pertama bagi Iman Vellani, yang sebelumnya sudah tampil sebagai Kamala Khan a.k.a Ms. Marvel dalam mini series-nya sendiri.
Sinopsis
Anomali titik lompatan ruang dan waktu di luar angkasa membuat kekuatan Carol Danvers (Brie Larson), Monica Rambeau (Teyonah Parris) dan Kamala Khan (Iman Vellani) menjadi terhubung. Ketiga-nya kerap berpindah lokasi satu sama lain disaat yang kurang tepat.
Di masa yang sama, Dar-Benn (Zawe Ashton) memimpin bangsa Kree untuk mengekspansi beberapa planet lain, guna menyelamatkan planet mereka sendiri yang tengah sekarat, Hala. Carol a.k.a Captain Marvel dan dua rekan barunya, kini harus saling bekerja sama untuk mencegah invasi Dar-Benn, sekaligus berniat menyelamatkan planet Hala.
Alur yang simpel, jelas dan padat
Simpel, jelas dan padat. The Marvels dibuat seringkas mungkin langsung menuju pada pokok masalah utama yang terlihat ingin buru-buru mempersatukan ketiga karakter hero ini.
Masih merupakan kelanjutan dari masa lalu Carol di film pertamanya, konflik Carol dengan Kree yang seakan terus terjerumus di jalan buntu ini, kemudian terpecahkan begitu saja dengan argumen dan solusi ilmiah dari karakter Monica, dan cukup terasa anti-klimaks.
Terlebih lagi, pembangunan pondasi keterikatan ketiga karakter ini sedikit terasa klise.
Bagaimana bisa salah satu pasangan gelang yang dimiliki Kamala, digunakan oleh sang karakter antagonis, namun tidak memiliki efek ‘terikat’ juga dengan para karakter utamanya. Apakah karena kekuatannya ditingkatkan?
Plot hole dan plot detail yang masih menjadi fokus
Selain itu, beberapa plot hole kebetulan lainnya seperti bagaimana tiba-tiba distasiun luar angkasa, dapat muncul perkembang-biak-an Flerken.
Meski secara pengemasan dibuat cukup rapih dan baik, beberapa plot detail terasa cukup membuat banyak pertanyaan non-sense yang menggangu fokus pada premis utama-nya. Termasuk betapa kurang pentingnya bahasa ‘lagu’ yang dimiliki oleh planet Aladna.
The Marvels, tentunya masih menyisipkan banyak jokes khas film MCU pada umumnya yang masih dapat menghibur penontonnya. Salah satu tambahan sub-plot menarik yang cukup mencuri perhatian di film ini, tentu saja keterlibatan keluarga Khan yang lugu dan lucu.
VFX yang kurang tereksplorasi
Mulai dari bagaimana mereka berinteraksi dengan Nick Fury, hingga ikut mengasuh para Flerken untuk memakan para astronom di stasiun luar angkasa. Chemistry mereka dengan Kamala Khan yang atas dasar kasih sayang keluarga ini juga kerap ditampilkan, hingga tentu saja memotivasi sang karakter utama untuk dapat berbuat lebih baik lagi.
Tidak ada yang dapat dikomentari dari special effect-nya itu sendiri. Tidak ada yang terasa meningkat, masih terasa standar dan biasa saja seperti film-film MCU belakangan ini.
Padahal, jika dapat mengikuti perkembangan teknologi, penggunaan VFX bisa dieksplorasi lebih dalam dari sekedar penggunaan aura kekuatan cahaya, apalagi jika film ini lebih kental terhadap petualangan antariksa.
Sementara dari segi audio, tidak ada yang signifikan menorehkan jejak. Bahkan penggunaan lagu pada dialog-pun lebih berfokus pada nuansa komedi-nya ketimbang kualitas musik.
Kesimpulan
The Marvels mungkin tidak menjadi film MCU terbaik tahun ini. Tidak ada yang spesial baik dari segi plot, maupun padanan kisah jangka panjang-nya. Bahkan easter egg yang diselipkan di akhir film pun sepertinya tak terlalu membuat heboh penggemar.
Terlepas dari kekurangannya, film garapan Nia DaCosta ini rasanya juga tidak terlalu buruk. Beberapa visual dan pengemasan detail sinematiknya terasa cukup baik.
Memiliki pesan moral yang masih seperti standar film MCU kebanyakan. Menghibur? Tentu saja. Namun untuk melampaui beberapa film sukses MCU seperti Guardians of The Galaxy Vol. 3 yang juga rilis tahun ini, sepertinya masih terasa jauh.
Director: Nia DaCosta
Cast: Brie Larson, Teyonah Parris, Iman Vellani, Zawe Ashton, Park Seo Joon, Gary Lewis, Samuel L. Jackson
Duration: 105 Minutes
WHERE TO WATCH
The Review
The Marvels
Sekuel dengan penyusunan detail sinematik dan shot kamera yang cukup baik, namun memiliki pembangunan padanan kisah yang terlalu antusias sehingga meninggalkan beberapa plot hole dengan detail yang cukup mengganggu. Chemistry antar karakter utama yang sengaja dikembangkan terburu-buru, sehingga momen emosionalnya diakhir film kurang menonjol. Meski begitu, lusinan jokes khas MCU, serta pengemasan film yang cerah, membawa penontonnya berkeliling galaksi dengan cukup ceria.