“My pride, my joy. You could rule the world,” – Helm (The Lord of the Rings: The War of the Rohirrim, 2024)
Hai, Cilers!
Anime menarik ini hadir di tengah gempuran film bergenre lain yang dirilis menjelang akhir tahun. Buat kamu pecinta waralaba The Lord of the Rings, tentu telah menanti film yang disutradarai Kenji Kamiyama ini.
Sutradara yang terkenal karena sejumlah karyanya seperti Eden of the East (2009), Napping Princess (2017), spin-off Blade Runner serta seri Ghost in The Shell Stand Alone Complex (yang juga merupakan spin-off dari film anime orisinal), kini menggarap animasi yang karakternya masih mengambil sumber aslinya dari J. R. R. Tolkien.
Sinopsis
![the lord The Lord of the Rings:The War of the Rohirrim](https://cineverse.id/wp-content/uploads/2024/12/the-lord.jpg)
The War of the Rohirrim berlatar 183 tahun sebelum masa trilogi The Lord of the Rings (2001–2003) dan mengisahkan tentang Helm Hammerhand (Brian Cox), raja Rohan yang legendaris saat keluarganya mempertahankan kerajaannya terhadap serangan tentara Dunlendings yang dipimpin Wulf (Luke Pasqualino), seorang bangsawan Dunlending yang cerdik dan kejam yang ingin membalas dendam atas kematian ayahnya.
Serangan ini memaksa Helm Hammerhand, kedua putranya dan orang-orangnya untuk melakukan perlawanan terakhir yang berani di benteng kuno Hornburg.
Saat situasi menjadu makin tersudut, Héra (Gaia Wise) putri satu-satunya Helm, mengumpulkan keberanian untuk memimpin perlawanan terhadap teman masa kecilnya tersebut yang kini berniat menghancurkan ayah dan keluarganya.
Sajian Animasi Bervariasi
Kenji Kamiyama yang sempat menggarap anime klasik seperti Akira dan Princess Mononoke (walaupun perannya tidak fundamental), memasukkan pengaruhnya kepada film terbarunya ini lewat animasi campuran dengan 3D di beberapa adegan.
![lord2 The Lord of the Rings:The War of the Rohirrim](https://cineverse.id/wp-content/uploads/2024/12/lord2.jpg)
Kualitasnya memang tidaklah seragam, sangat bervariasi dari satu adegan ke adegan lainnya dan kita dapat melihat bahwa ada kerangka waktu terbatas yang ia terapkan untuk beberapa adegan tertentu.
Tapi terlihat Kenji bermain aman, dengan naskah yang formulaic, yaitu dengan mengikuti naratif Peter Jackson yang sudah teruji, dan bila kita perhatikan ada kesamaan yang fundamental di dalamnya.
Alur Cerita Universal yang Mudah Ditebak
Cerita aslinya memang diambil dari lampiran pendek dari Tolkien sendiri, jadi ini adalah alur cerita klasik yang sangat universal, dan sangat mudah ditebak.
Selain karakter utamanya, tidak ada karakter lain yang menarik. Secara tampilan, animasi ini berhasil dengan ciri khasnya sendiri dengan gaya dan ceritanya, tetapi sayangnya hanya untuk audiens tertentu saja, dan tidak untuk semua penikmat anime yang jamak dan mungkin mengharapkan tampilan yang di atas rata-rata.
![thelord The Lord of the Rings:The War of the Rohirrim](https://cineverse.id/wp-content/uploads/2024/12/thelord.jpg)
Kesimpulan
Walaupun pada tahun 1978, film animasi The Lord of the Rings pernah dibuat, tentu tidak bisa kita kesampingkan kalau film animasi terbarunya ini dibuat untuk penonton dari generasi kekinian.
Lewat tampilannya yang cenderung klasik, anime ini tampaknya memang dibuat untuk penggemar lamanya yang telah mengikuti karya Tolkien selama beberapa dekade.
Kesimpulannya adalah film ini bukanlah film yang buruk tetapi juga tidak terlalu berkesan bagi generasi terkini yang mungkin berharap lebih daripada sekedar nostalgia belaka.
Director: Kenji Kamiyama
Cast: Brian Cox, Gaia Wise, Luke Pasqualino, Miranda Otto
Duration: 134 minutes
Score: 7.4/10
WHERE TO WATCH
The Review
The Lord of the Rings: The War of the Rohirrim
The War of the Rohirrim berlatar 183 tahun sebelum masa trilogi The Lord of the Rings (2001–2003) dan mengisahkan tentang Helm Hammerhand (Brian Cox), raja Rohan yang legendaris saat keluarganya mempertahankan kerajaannya terhadap serangan tentara Dunlendings yang dipimpin Wulf (Luke Pasqualino), seorang bangsawan Dunlending yang cerdik dan kejam yang ingin membalas dendam atas kematian ayahnya