“The Charlotte, USS Charlotte from the second world war. Buried in the sand for 80 years,” – Noah (The Last Breath, 2024)
Setelah sebelumnya Cineverse mengulas Under Paris di saluran streaming Netflix, satu lagi film bertema ikan hiu dirilis oleh jaringan bioskop XXI dengan latar yang bisa dibilang tak biasa dilakukan film sebelumnya.
Bagaimana dengan film ini? Apakah pantas untuk ditonton? Cineverse akan mengulasnya di bawah ini.
Sinopsis

Menit pertama kita akan melihat suasana di masa Perang Dunia 2 di mana sebuah kapal selam Jerman meluncurkan torpedonya pada sebuah kapal fregat Amerika USS Charlotte, yang menyebabkan kapal itu tenggelam dan hingga kini keberadaannya sangat misterius.
Waktu kemudian maju hingga tahun 2024, saat sepasang penyelam, Levi (Julian Sands) dan Noah (Jack Parr) menemukan bangkai kapal tersebut terkuak di dalam pasir setelah sebelumnya badai besar melanda daerah Karibia.
Penemuan tersebut membuat teman-teman kuliah Noah tertarik untuk menyelam ke dalamnya, dan menjadi orang pertama yang memasukinya. Levi tadinya menolak, tapi karena dia mempunyai hutang yang besar, mau tak mau Noah akhirnya mengizinkan teman-temannya yang dipimpin Brett (Alexander Arnold) dengan bayaran cukup besar agar mereka boleh memasuki bangkai kapal tersebut.
Namun, betapa kagetnya Noah saat mengetahui ternyata ada bahaya besar menunggu mereka di dalam bangkai kapal tersebut. Ia mengetahuinya saat kabel pemandu yang ia pasang agar tidak tersesat, terputus oleh sebuah kekuatan besar yang tiba-tiba muncul di belakang mereka.
Bahaya tersebut ternyata merupakan ikan hiu berukuran besar yang siap menerkam mereka di dalam kegelapan kapal. Berhasilkah Noah dan teman-temannya keluar dari kapal tersebut?
Premisnya generik dengan ketegangan yang lumayan

Melihat film seperti ini kita tidak usah berasumsi macam-macam. Sebagai sebuah film berlatar hiu, The Last Breath tampil ringan dengan prolognya yang sedikit menjelaskan sedikit latar belakang soal kapal yang tenggelam tersebut.
Begitupun dengan semua karakter yang bermain di film ini. Motifnya terasa jelas dan masuk akal, walaupun plotnya agak sedikit lambat bergulir. Kita akan melihat bagaimana sejumlah karakter ini mengenalkan dirinya masing-masing kepada penonton, dan apa yang mereka cari di sana.
Dari situ, sekitar 20-30 menit, perlahan cerita perlahan mulai naik tensinya hingga menjelang konklusi. Ketegangan yang dibangun pun cukup baik mulai saat itu dan itu berhasil dipertahankannya.
Kedetilan kurang cukup digambarkan

Walaupun ketegangannya digambarkan cukup baik, sayang kita tidak diperlihatkan sosok bangkai kapal ini seperti apa, hanya sekedar kilasan dari luar yang tidak menggambarkan betapa besarnya kapal fregat tersebut. Kita tidak diperlihatkan saat mereka masuk kapal, dan tahu2 kamera sudah menyorot di dalam kapal tersebut.
Tingkat kedetilannya masih kurang cukup untuk memberi imaji yang cukup untuk bisa membayangkan sosok kapal besar ini, padahal untuk bagian interiornya, terlihat kalau ruangan yang dijelajahi Noah cukup luas.
Minimnya visualisasi di kapal, mengakibatkan shot terkesan monoton, karena praktis ruangan yang digunakan sebagai latar hanya itu-itu saja. Tapi di lain sisi, hal tersebut berdampak positif untuk membangun nuansa keseraman dengan gelapnya ruangan yang minim cahaya dan praktis hanya mengandalkan cahaya senter saja.
Untuk karakter hiunya sendiri, CGI-nya masih terlihat nyata, walaupun manuvernya terbatas mengikuti interior kapal yang memang sempit. Begitu pula dengan visualisasinya pun tidak terlalu istimewa seperti film bertema serupa dengan bujet besar, tapi secara keseluruhan semua terlihat cukup baik.
Aktingnya cukup baik

Seluruh pemain ini memainkan peranan mereka dengan cukup baik. Chemistry yang terjalin di antara mereka juga tak terlihat kaku, dan malah sangat cair. Konflik yang dibuat memang minim dan hanya sekedar bumbu di tengah ketegangan, seperti kehabisan oksigen atau mengungkit masa lalu antar mereka yang pahit.
Tapi itu sudah cukup membuat film ini mendapatkan momentumnya lewat sejumlah adegan aksi yang dihadirkannya.
Kesimpulan
The Last Breath hadir cukup baik sebagai sebuah film hiburan di tengah maraknya genre lain yang hadir di saat liburan sekolah seperti sekarang ini. Buat kamu pecinta film bertema hiu, tak ada salahnya menonton film ini di bioskop sekaligus mengisi waktu luang kita.
Director: Joachim Hedén
Starring: Julian Sands, Alexander Arnold, Jack Parr, Kim Spearman, Erin Mullen, Arlo Carter, Maxime Durand
Duration: 96 Minutes
Score: 6.6/10
WHERE TO WATCH
The Review
The Last Breath
The Last Breath mengisahkan saat sekumpulan Noah dan teman kuliahnya dulu menyelam melihat bangkai kapal USS Charlotte yang tenggelam 80 tahun silam