“Don’t live your past, live your life,” Batman (The Flash)
The Flash adalah salah satu film superhero yang paling ditunggu di tahun ini, film tentang “The Fastest Man Alive” ini mengalami pengalaman panjang hampir satu dekade untuk dapat diangkat ke layar lebar.
Di mana Ezra Miller kembali mengulangi perannya sebagai Barry Allen alias Scarlet Speedster setelah sebelumnya tampil dalam Batman V Superman: Dawn of Justice (2016), Suicide Squad (2016) dan Justice League (2017).
Sinopsis
Demi menyelamatkan ibunya yang terbunuh, Barry Allen alias The Flash kembali ke masa lalu dengan menggunakan ‘Speed Force’ tapi ternyata keputusannya itu membawanya kepada konsekuensi yang mengerikan.
Perjalanannya kembali untuk menyelamatkan sang ibu ternyata mengubah sejarah dan juga berdampak pada alur waktu yang ada, di mana Barry terjebak dalam realitas alternatif waktu yang berbeda dengan apa yang dia kenal selama ini yang dapat menyebabkan kehancuran semesta.
Berpacu dengan waktu, Barry Allen harus bekerja sama dengan para superhero lainnya di alam waktu yang berbeda tersebut demi menghentikan kekacauan yang dia timbulkan.
Mengambil inspirasi dari Flashpoint Paradox
Kisah The Flash mengambil inspirasi dari alur cerita yang ada dalam ‘Flashpoint’ yang diterbitkan oleh DC Comics di tahun 2011. Ceritanya berfokus tentang Barry Allen, di awal-awal film kita akan melihat keseharian dari Barry Allen yang berusaha menyeimbangkan hidupnya dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota Justice League sebagai The Flash dan membagi waktunya sebagai peneliti di labotarium forensik polisi di Central City.
Kita juga akan melihat kegelisahan dari Barry meski dia sudah mampu beradaptasi dengan baik dengan sesama rekan lainnya dalam Justice League, tapi dia juga merasa kurang dihargai oleh rekan-rekannya yang lain di Justice League.
Kita juga akan melihat ironi tentang kehidupan Barry Allen walau dikenal sebagai Speedster, Barry terlihat sering terlambat masuk kerja. Oleh karena, selain sibuk oleh tugasnya sebagai pemberantas kejahatan, Barry juga disibukkan untuk menemukan bukti ketidakbersalahan ayahnya yang dituduh telah membunuh ibunya.
Frustasi atas keadaannya, Barry melampiskannya dengan berlari lebih cepat dari sebelumnya pada suatu malam dan menemukan bahwa dia dapat kembali ke masa lalu. Barry memutuskan kembali ke masa lalu demi menyelamatkan ibunya yang terbunuh sehingga hal itu tidak akan pernah terjadi.
Tapi tentu saja tindakannya itu memiliki konsekuensi yang tidak akan pernah diduga oleh Barry, perjalanan waktunya menimbulkan dengan apa yang disebut dengan ‘butterfly effect’ di mana tindakan sekecil apa pun yang dilakukan seseorang di masa lalu akan membawa dampak besar di masa mendatang.
Barry menemukan dirinya dalam realitas waktu yang berbeda, di mana dia menemukan versi dirinya yang lebih muda dan kedatangan alien bernama Jenderal Zod (Michael Shannon) dari Planet Krypton dan memiliki misi untuk merekayasa ulang kehidupan bumi.
Maka Barry Allen sekarang harus bekerja sama dengan Barry dan pahlawan super lain di garis waktu alternatif tersebut demi menyelamatkan bumi dan sekaligus menemukan jalan untuk kembali ke rumah.
Bertemu dengan versi lain dari Batman
Di bagian awal film kita akan melihat bagaimana Barry amat dekat dengan Bruce Wayne/Batman (Ben Affleck), Barry dan Bruce tidak hanya sekedar rekan kerja tapi juga teman dekat dalam kehidupan sehari-hari.
Bruce yang juga bertindak sebagai mentor Barry memiliki keterikatan emosional dengan Barry karena mengalami trauma yang sama, mereka berdua sama-sama kehilangan orang tua. Barry yang kemudian menemukan ‘Speed Force’ menceritakan temuannya itu kepada Bruce dan dia bertekad untuk melakukan perjalanan waktu.
Hal tersebut ditentang oleh Bruce Wayne, karena menurutnya hal tersebut menyalahi aturan alam semesta dan dapat menimbulkan kerusakan yang tidak dapat diduga. Tapi kita tidak dapat menyalahkan sepenuhnya atas dilema yang dialami Barry dengan melanggar aturan tentang waktu karena itu semua Barry lakukan demi menyelamatkan ayah dan ibunya.
Pada bagian pertama film ini, kita akan banyak melihat konflik, kepentingan dan benturan emosional yang cukup menggugah perasaan. Bagaimana perasaan dan emosionalnya Barry dapat bertemu orang tuanya dan bertemu dengan versi dirinya yang lain.
Dan memasuki bagian keduanya kita akan melihat konsekuensi dari tindakan yang diambil Barry, dalam realitas waktu alternatif ini kita akan bertemu dengan versi Barry Allen yang lebih muda yang lebih kekanakan-kanakan dan terkadang konyol berbanding terbalik dengan versi Barry Allen yang kita kenal di mana versi karakternya lebih serius dan dewasa.
Ezra Miller memainkan peran ganda ini dengan sangat baik, menampilkan dua penampilan berbeda pada karakter yang sama. Miller pada kesempatan ini berhasil memperlihatkan keunggulan aktingnya dalam memainkan dua versi dirinya.
Dalam krisis ini, kita juga akan banyak melihat hal-hal yang konyol dan lucu yang terjadi sehingga membawa momen-momen suram yang sedang terjadi sedikit lebih ceria.
Selain menyaksikan dua Barry Allen, realitas waktu ini juga akan membawa kita pada nostalgia akan peran Batman yang diperankan Michael Keaton. Di mana Keaton melakukan ‘come back’ sejak terakhir kali bermain sebagai Caped Crusader dalam Batman Returns di tahun 1992.
Selain menyita perhatian para penonton tentang kemunculannya kembali sebagai Batman, kita juga akan dihadapkan pada Batman versinya yang lebih brutal dan bergaya ‘vigilante’ dalam memberantas kejahatan berbeda dengan Batman yang selama ini kita ketahui.
Munculnya pengganti Superman
Kali ini kita akan melihat The Flash akan menghadapi musuh yang berasal dari planet lain, yaitu Jenderal Zod, karakter ini sebenarnya muncul sebagai antagonis yang sama dalam Man of Steel (2013).
Di mana Zod akan mengulangi misi yang sama untuk menciptakan kembali Planet Krypton, untuk itu Barry tidak cukup hanya bekerja sama dengan Batman. Dia juga harus bekerja sama dengan Kara Zor-El (Sasha Calle) alias Supergirl yang di sini baru saja memulai karirnya sebagai pahlawan super.
Mungkin penonton mengharapkan munculnya Superman karena musuh yang harus dihadapi adalah Zod tapi karena James Gunn akan mereboot Superman dalam rencana DCEU yang baru, di mana aktor yang akan memerankan Man of Steel itu juga akan diperankan oleh aktor baru.
Hal ini adalah cara halus untuk mengantikan karakter dari Superman dan selain itu karena ini adalah realitas waktu yang berbeda,maka cukup logis kalau karakter protagonis yang berasal dari Planet Krypton ini juga dimainkan oleh karakter yang berbeda.
Banyak cameo mengejutkan
Karena kali ini DC memainkan lini masa berbeda, tentunya akan berdampak pada superhero yang berbeda pula. Kita akan melihat beberapa tampilan Superman dari George Reeves, Christopher Reeves, bahkan Nicolas Cage pun yang gagal dijadikan film Superman pun dihadirkan di sini. Christopher Reeves yang memainkan Superman (1978-1987) pun disandingkan dengan Helen Slater, pemeran asli Supergirl yang rilis pada tahun 1984.
Kejutan lainnya hadir saat pemeran Batman yang dianggap “gagal” oleh banyak fansnya, George Clooney hadir di saat konklusi berakhir. Kehadirannya seolah membuka misteri baru bagi Flash yang ingin menutup kisahnya dengan manis.
Kesimpulan
The Flash adalah momen untuk mengenal lebih dekat tentang Barry Allen, kisah asal-usulnya dan kisahnya akan membuka dunia multiverse dari DC dan akan membawa kita kepada DCEU universe baru.
Jangan lupakan juga satu post credit title yang bisa dikatakan tidak penting di akhir film ini, tapi tetap harus ditonton oleh para penggemarnya.
The Flash akan menjadi penutup dari DCEU lama tapi sekaligus menjadi awalan yang baru dari dunia DC, “Gods and Monsters”. Film ini sudah bisa kamu saksıkan mulai 14 Juni 2023 di semua bioskop di Indonesia.
Director: Andy Muschietti
Cast: Ezra Miller, Michael Keaton, Sasha Calle, Michael Shannon, Maribel Verdu, Ron Livingstone, Jeremy Irons, Ben Affleck, Kiersey Clemons, Ian Loh, Antje Traue
Duration: 144 minutes
WHERE TO WATCH
The Review
Review The Flash (2023)
The Flash mengisahkan perjalanan waktu Flash ke masa lalu untuk menyelamatkan ibunya yang terbunuh tapi berdampak fatal