Review The Exorcist: Believer (2023)

Sekuel The Exorcist yang Berani Menghadirkan Berbagai Keyakinan Saat Ritual Pengusiran Iblis

the exorcist: believer

© Universal Pictures

“Every culture, in every country for as far back as history has been recorded, has a ceremony to dispel negative energies and journey toward healing. From the Muslim rites, to Jewish dybbuks and Zoroastrian texts. Why there’s even several exorcism incantations in the Dead Sea Scrolls.” – Chris MacNeil (The Exorcist: Believer, 2023)

Memasuki bulan Oktober yang kerap disebut sebagai bulannya film horor, satu per satu mulai bermunculan. Yang menjadi unggulan pertama adalah The Exorcist: Believer. Film ini disutradarai David Gordon Green yang sebelumnya menyutradarai trilogi Halloween (2018-2022), dan digadang-gadang akan jadi film horor terbaik di tahun 2023.

Munculnya film ini memang mengusung nama besar pendahulunya, The Exorcist (1973) yang menjadi salah satu film horor terbaik sepanjang masa yang juga mempengaruhi film bergenre horor selama beberapa dekade ke depan.

Film aslinya yang disutradarai William Friedkin (The French Connection), memang luar biasa mengerikan secara visual dan sangat kuat secara naratif. Untuk masa itu, film ini memang menjadi pelopor film horor dengan subgenre eksorsis yang menggambarkan di mana tubuh seseorang dimasuki roh jahat, atau iblis, yang akan mengambil kendali atas orang tersebut.

The Exorcist memang bukan tipikal film yang menjual jumpscares atau adegan gore yang berdarah-darah seperti Halloween (1978) atau The Texas Chainsaw Massacre (1974). The Exorcist termasuk film yang mengalir lambat dengan plot menarik dan karakter yang luar biasa.

© Universal Pictures

Banyak adegan dalam film ini sangat ikonik dan menjadi inspirasi film horor selama setengah abad lamanya. Wajar saja, film ini memperoleh 10 nominasi Academy Awards dan memperoleh 2 Piala Oscar pada tahun 1974, termasuk film terbaik di Golden Globes di tahun yang sama dan menjadi film horor pertama yang dinominasikan untuk kategori Film Terbaik di ajang Academy Awards.

Walaupun zaman telah berganti, film ini tetap menjadi perbincangan di saat film bergenre serupa bermunculan. Bagaimana dengan sekuelnya kali ini? Apakah akan sebaik film aslinya? Cineverse akan membahas secara lengkap di bawah ini.

Sinopsis

Ketika dua gadis menghilang ke dalam hutan dan kembali tiga hari kemudian tanpa mengingat apa yang terjadi pada mereka, ayah dari seorang gadis mencari Chris MacNeil, yang selamanya berubah karena apa yang terjadi pada putrinya lima puluh tahun yang lalu.

Menit pertama kita sudah diperlihatkan suasana Haiti 13 tahun silam, di mana Victor Fielding dan istrinya yang sedang hamil besar sedang berlibur. Tak disangka, gempa besar mendadak memporak porandakan Haiti dan menyebabkan istrinya meninggal saat melahirkan anak mereka    Angela (Lidya Jewett).

© Universal Pictures

Kembali ke masa kini, Angela sudah berusia 13 tahun, dan Victor menjadi orang tua tunggal yang membesarkan anaknya sendirian. Keesokan harinya saat sepulang sekolah, Angela dan temannya Katherine (Olivia O’Neill) menghilang di hutan, dan membuat orang tua mereka panik.

Pencarian besar-besaran dikerahkan, dan tiga hari kemudian mereka berhasil ditemukan, namun mereka tak bisa mengingat apa yang terjadi terhadap mereka selama menghilang tiga hari tersebut.

Sepulangnya mereka ke rumah masing-masing, peristiwa aneh mulai bermunculan dan menakutkan orang tua mereka, tak terkecuali Victor. Perilaku Angela menunjukkan keanehan saat melukai badannya sendiri dan bahkan kukunya pun terkelupas dan berdarah.

Hal yang sama juga diperlihatkan Katherine saat di gereja dengan berteriak kencang kepada semua orang saat kebaktian dilangsungkan.

© Universal Pictures

Suster Ann yang merupakan tetangga Victor dan bekerja di rumah sakit yang merawat kedua anak itu mengenalkan Victor pada satu-satunya orang yang masih hidup yang pernah menyaksikan hal seperti itu sebelumnya, yaitu Chris MacNeil (Ellen Burstyn).

50 tahun yang lalu, di film The Exorcist, hidup Chris MacNeil berubah selamanya sejak anaknya, Regan (Linda Blair) mengalami kejadian yang sama dengan Angela dan Katherine. Apakah Chris nantinya berhasil mengatasi masalah kedua anak itu?

Elemen klasik versi aslinya banyak dimasukkan

Tak disangka, David Gordon Green banyak sekali memasukkan banyak elemen dari film aslinya ke dalam film sekuel ini. Bagi yang telah menonton film aslinya, pastinya akan mudah mengenali beberapa aspek yang merupakan bagian dari film pertamanya. Hal pertama yang gampang dikenali adalah soundtrack filmnya yang merupakan salah satu theme song ikonik dan tiada duanya.

Tubular Bells yang merupakan musik instrumental dari Mike Oldfield, beberapa kali terdengar dalam berbagai varian di beberapa adegan penting. Hal kedua yang terlihat adalah make-up Katherine saat kerasukan. Mengingatkan kita pada saat Regan kerasukan di film pertamanya, dan sangat memungkinkan karena Linda Blair juga terlibat sebagai penasihat di film ini.

© Universal Pictures

Hal terakhir yang mungkin tidak terlalu kentara adalah narasinya yang lambat bertutur atau slowburn. Mirip dengan film pertamanya yang menjelaskan secara detail kejadian sebelum masuk ke inti permasalahan.

Elemen baru menjadi pembeda dari film sejenis

Elemen klasik yang telah disebut di atas menjadi benang merah di sekuel ini dan berfungsi sebagai pengingat agar kita bisa memahami permasalahan yang dihadapi di film terbaru ini. Biasanya film bertema eksorsis akan fokus pada satu individu dan selalu akan merujuk kepada Agama Katolik yang melakukan ritual pengusiran iblis ini.

Kini ada sesuatu yang mengejutkan, ada dua subyek sekaligus yang kerasukan dengan berbagi kesadaran. Hal yang mengejutkan lainnya adalah film ini tak mengandalkan interpretasi Katolik tentang bagaimana kerasukan itu harus dihadapi. The Exorcist: Believer mengkajinya dari perspektif empat keyakinan sekaligus dan mengeksplorasinya melalui beragam karakter.

Namun, The Exorcist: Believer mampu tampil secara dramatis, emosional, dan tetap fokus pada bagaimana peristiwa yang tidak dapat dijelaskan ini memengaruhi orang-orang yang menjadi episentrum cerita.

© Universal Pictures

Akting dan elemen teknisnya digarap lebih serius

David Gordon Green kini terlihat lebih serius dalam mengeksekusi The Exorcist: Believer. Terlihat dari desain produksinya yang lebih rapi, pembuatan efek gempa dan juga saat kedua anak itu kerasukan yang terlihat nyata, make-up kedua anak yang berubah setiap waktu saat kerasukan, dan pacing-nya yang seimbang hingga akhir.

Untuk kualitas aktingnya tak perlu dipertanyakan lagi. Komposisi cast kali ini merupakan kombinasi yang sama baiknya dengan versi aslinya. Dengan screen time relatif seimbang di antara cast-nya, kecuali Leslie Odom Jr., yang memang merupakan cast utama di film ini.

Kesimpulan

The Exorcist: Believer secara mengejutkan tampil berbeda dengan menggabungkan elemen baru dan elemen klasik film aslinya dengan sangat baik. Walaupun film ini belum bisa sebaik film pertamanya, namun banyak hal baru dan belum pernah terlihat di film kini dimasukkan.

Ritual pengusiran iblis kini menggunakan empat keyakinan berbeda, tak dimonopoli agama Katolik lagi yang mana hal ini agak mengejutkan. Tapi dengan adanya perbedaan tersebut, film ini berhasil memosisikan dirinya di masa modern yang lebih majemuk dan ternyata berhasil.

 

Director: David Gordon Green

Cast: Ellen Burstyn, Jennifer Nettles, Leslie Odom Jr., Ann Dowd, Olivia O’Neill, Lidya Jewett, E.J. Bonilla

Duration: 121 Minutes

Score: 7.4/10

WHERE TO WATCH

The Review

The Exorcist: Believer

7.4 Score

The Exorcist: Believer mengisahkan dua gadis menghilang ke dalam hutan dan kembali tiga hari kemudian dan ternyata keduanya kerasukan

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 8
  • Entertain 8
  • Scoring 7
  • Story 7
Exit mobile version