Review Tetris (2023)

Perjuangan Penemu dan Distributor Tetris yang Penuh Kontroversi

“This game isn’t just addictive. It stays with you” – Henk Rogers (Tetris)

Siapa yang tidak kenal dengan permainan Tetris? Empat balok warna-warni dengan berbagai bentuk, yang turun dari angkasa dan berusaha untuk menempati tempat-tempat kosong. Lantas, bagaimana jadinya jika permainan tersebut diangkat sebagai sebuah film?

Film yang didasarkan dari kisah nyata sekaligus permainan terkenal ini akhirnya tayang di layanan streaming AppleTV+. Tetris disutradarai oleh Jon S. Baird dari naskah yang ditulis oleh Noah Pink. Taron Egerton, Nikita Efremov, dan Roger Allam membintangi.

Sinopsis

Tetris menceritakan kisah yang luar biasa tentang bagaimana salah satu video game paling populer di dunia menemukan jalannya ke para penggemar di seluruh dunia. Semua bermula ketika Henk Rogers (Taron Egerton) menemukan permainan TETRIS pada tahun 1988, saat sedang menanti pembeli yang datang.

Terpesona dengan permainan sederhana namun membuat candu, Henk kemudian mempertaruhkan segalanya – rumah serta keluarga. Demi mendapatkan hak distribusi dan mendongkrak kesuksesan, ia melakukan perjalanan panjang.

Sayangnya, permainan Tetris sendiri dibuat oleh salah satu anggota pemerintahan Uni Soviet yang saat itu masih memegang ideologi komunis.

Henk lantas bergabung dengan sang penemu Alexey Pajitnov (Nikita Efremov) untuk membawa permainan tersebut ke publik.

Cerita yang berliku

© Apple Original Films

Jika berharap bahwa film yang didasarkan pada permainan itu akan selalu menyenangkan, maka Tetris bukanlah salah satunya. Film ini memang menghibur dan menghadirkan unsur-unsur menarik dari permainan – mulai dari balok warna-warni berjatuhan, pembagian adegan dengan level-level tertentu, hingga pengenalan “Player” dalam permainan. Namun secara keseluruhan, Tetris lebih banyak menceritakan sejarah dan perjuangan tokoh utama agar bisa mendapatkan hak distribusi ke seluruh dunia.

Mengingat kiprah Taron Egerton di film-film drama-aksi berbalut sejarah, sepertinya tidak sulit menyukai berbagai karakter yang diperankannya. Sebagai Henk Rogers, ia adalah keturunan Belanda yang tumbuh di New York dan hidup bersama istri-anaknya di Jepang. Oleh karena itu, ia mudah bergaul dengan banyak orang. Henk digambarkan sebagai pribadi yang bodoh namun jujur, alasan besar mengapa Uni Soviet akhirnya merelakan Tetris ke tangannya.

Henk terus berlari demi mendapatkan Tetris, apa pun yang terjadi. Suasana persaingan yang menegangkan ini tidak berhenti bahkan hingga akhir film. Apakah ia berhasil selamat dan mendapatkan Tetris? Pertanyaan tersebut akan terus berjalan sepanjang level ketiga.

Hal ini agaknya membuat Tetris sulit dinikmati ketika penonton berada dalam suasana lelah. Ceritanya dibuat mencekam, berliku, dan penuh kontroversi. Penonton harus fokus agar dapat memahami cerita, mengingat ada banyak karakter penting yang berada di belakang Tetris.

© Apple Original Films

Tetris sebagai simbol kebebasan

Berlatar di era Perang Dingin, film ini juga menghadirkan bumbu-bumbu sejarah pada saat Uni Soviet berada di ambang kehancuran. Di bawah pemerintahan Gorbachev, sudah banyak faktor kehancuran yang terlihat. Mulai dari faktor politik, ketika munculnya kebijakan glasnost (keterbukaan) dan perestroika (restrukturisasi), hingga faktor sosial-ekonomi. Alih-alih memicu kebangkitan dalam pemikiran Komunis, kebijakan tersebut justru membuka pintu kritik terhadap seluruh aparat Soviet. Semakin lama, negara kehilangan kendali atas media dan ruang publik, dan gerakan reformasi demokrasi semakin meningkat di seluruh blok Soviet.

© Apple Original Films

Hal ini juga turut diperlihatkan dalam film Tetris. Saat Valentin Trifonov (Igor Grabuzov) meminta uang suap, ia mengatakan bahwa Uni Soviet akan segera hancur. Ide-ide tidak bisa dikontrol, banyak masyarakat yang mulai sadar akan kebebasan.

Lewat Tetris, permainan tersebut bagaikan simbol kebebasan dan perjuangan. Ini bukan hanya menjual sebuah video game, tetapi bagaikan menjual negara komunis kepada kaum kapitalis. Oleh karena itu, mendapatkan hak distribusi menjadi sangat sulit dan berbelit. Semua demi kepentingan negara.

Ketegangan di film Tetris juga dibangun lewat set dekorasi yang mendukung, serta skoring yang menarik. Ada kesan menyenangkan meski tokoh utama sedang berpacu dengan waktu, suara kebebasan ketika ide-ide bergerak bebas, serta rasa lega saat Tetris dimainkan oleh masyarakat luas.

Kesimpulan

Tetris adalah film thriller yang berlatar di era Perang Dingin dengan berlapis-lapis konflik. Menampilkan penjahat dalam sudut pandang berbeda, pahlawan yang tidak terduga, dan adu kecepatan yang menegangkan hingga akhir.

© Apple Original Films

Meski ceritanya berliku, film ini masih mampu menghibur para penikmat film – terutama yang suka dengan drama menegangkan berbalut sejarah. Jangan tertipu dengan kesan menyenangkan di awal, karena semakin lama Tetris akan menghadirkan ketegangan yang tak berujung.

Bagi Cilers yang ingin menonton Tetris, usahakan sedang dalam kondisi baik dan tidak lelah, agar bisa menikmati film dengan maksimal.

 

Director: Jon S. Baird

Cast: Taron Egerton, Nikita Efremov, Roger Allam, Toby Jones, Anthony Boyle, Sofia Lebedeva, Oleg Shtefanko, Igor Grabuzov

Duration: 118 minutes

Score: 7.4/10

WHERE TO WATCH

The Review

Tetris

7.4 Score

Tetris menceritakan kisah yang luar biasa tentang bagaimana salah satu video game paling populer di dunia menemukan jalannya ke para penggemar di seluruh dunia.

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 7
  • Entertain 8
  • Scoring 8
  • Story 7
Exit mobile version