“Iblis itu sudah siap bangkit mencari inang yang baru dan siapun yang mewarisinya semua keinginannya akan terwujud,” – Pak Agung (Temurun, 2024)
Minggu ini kita akan kedatangan film horor terbaru yang sebetulnya mempunyai judul cukup unik yakni Temurun. Film yang merupakan karya debut dari Inarah Syarafina ini menceritakan bagaimana sebuah warisan bisa mengubah hidup sepasang kakak beradik menjadi lebih buruk. Bagaimana filmnya? Cineverse akan mengulasnya di bawah ini.
Sinopsis
Seorang ibu (Karina Suwandi) yang mengurus kedua anaknya, Sena (Bryan Domani) dan Dewi (Yasamin Jasem) yang beranjak dewasa, tiba-tiba mati ditebas oleh orang tak dikenal yang menyatroni rumah mereka.
Kedatangan dua orang itu untuk mencari Sena yang dituduh menjadi simpanan istri kepala desa di kampung mereka. Setelah kematian sang ibu, sang bapak (Kiki Narendra) datang untuk membawa kedua anaknya tinggal di kota dan mewariskan perusahaan produksi daging milik keluarga.
Tiba di rumah keluarga yang tergolong sangat besar itu, Dewi dan Sena dikenalkan kepada nenek kandung mereka, Gayatri (Jajang C. Noer). Keduanya juga diberikan pekerjaan, Sena pada bagian produksi daging dan Dewi pada bagian administrasi.
Dewi menemukan sedikit kenyamanan di nenek Gayatri, sedangkan Sena terus berusaha untuk mendapatkan kasih sayang ayahnya. Namun, keduanya diteror dengan kejadian mistis menakutkan di luar nalar yang tak mereka mengerti.
Sena mencoba mengajak Dewi kabur tapi Dewi menolak karena dibutakan oleh kehidupan barunya. Hingga akhirnya Dewi terperangkap dan ternyata ia dipersiapkan untuk ritual keluarganya sebagai wadah baru iblis yang ada di dalam nenek Gayatri. Apa yang akan terjadi pada Dewi dan Sena?
Narasinya berantakan dan banyak plot hole
Entah apa yang dipikirkan Vontian Suwandi saat menulis naskah film ini. Temurun terasa kacau saat menghubungkan misteri yang membungkus film ini.
Subplotnya pun tidak berjalan baik, semua mentah dan dibiarkan menggantung begitu saja saat plot utamanya beralih ke babak berikutnya, hal ini mengakibatkan plot hole yang dalam di beberapa titik.
Banyak karakter diceritakan serba tanggung dan tidak tuntas, begitupun dengan eksposisi karakter utamanya yang tidak diceritakan dengan detil. Kita hanya diberikan sejumlah petunjuk kecil di sana-sini yang bisa dibilang absurd dan korelasinya tidak ada.
Di akhir konklusi pun lebih parah lagi, entah apakah Temurun ini ingin terburu-buru menyelesaikan ceritanya ataukah kehabisan ide cerita sehingga mempunyai ending seburuk itu.
Sinematografi dan skoringnya termasuk buruk
Dua faktor krusial dalam film setelah naskah ini juga tidak digarap serius. Visualisasinya terasa datar dan tidak mencerminkan film horor yang sesungguhnya.
Jangan berharap ada pengambilan gambar yang keren dalam film ini, apalagi menuntut film ini bisa sekelas film-film horor yang disutradarai sineas terkemuka. Praktis adegan yang cukup baik saat adegan berada di rumah pertama, selebihnya visualisasi film ini bagaikan menonton FTV dengan medium layar lebar.
Skoringnya pun senada, sedari awal musiknya terasa tidak cocok disandingkan dengan adegan yang sedang berlangsung. Bahkan ada kalanya tidak memberi efek kejutan dan menegangkan, dan ini hampir terjadi di seluruh adegan.
Aktingnya sangat menolong
Walaupun di beberapa elemen film ini cukup buruk, namun untuk sisi aktingnya bisa dikatakan cukup baik. Tak usah meragukan lagi kapasitas Yasamin Jasem dalam sebuah film horor, walaupun untuk Bryan Domani ada sebuah peningkatan dari beberapa film terakhirnya.
Kedua bintang muda ini memang sangat padu chemistry-nya, karena seringkali bermain dalam sebuah film. Tapi untuk Bryan Domani, perannya kali ini memang lumayan intens ketimbang semua film horor yang pernah ia perankan sebelumnya.
Bryan terlihat mulai berani keluar dari zona nyaman yang selama ini lekat di banyak filmnya. Ekspresi wajahnya dan juga aktingnya mulai berkembang, walaupun belum terlihat maksimal, tapi ini cukup baik untuk aktor yang biasanya memerankan film bergenre drama romance.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Temurun tidak sebaik film horor yang banyak beredar saat ini. Tapi dengan susunan pemain seperti ini, jelas film ini sangat mengecewakan. Kelemahan krusial yang terlihat nyata ada di sinematografinya yang buruk, naskahnya yang terlihat mentah, dan skoringnya yang terdengar asal dibuat saja.
Kalau saja draft skenario Temurun bisa di treatment dengan serius sebelum di-wrapping, mungkin hasilnya tidak separah ini. Untungnya, ada Yasamin Jasem yang selalu hadir menyelamatkan film yang ia bintangi dengan aktingnya yang luar biasa. Kalau tidak ada dia, entah akan separah apa film ini nantinya.
Director: Inarah Syarafina
Starring: Yasamin Jasem, Bryan Domani, Jajang C. Noer, Kiki Narendra, Mian Tiara, Nagra Pakusadewo, Karina Suwandi
Duration: 85 Minutes
Score: 2.4/10
WHERE TO WATCH
The Review
Temurun
Temurun mengisahkan kakak adik, Dewi dan Sena yang menghadapi warisan yang diberikan keluarga besarnya yang penuh misteri aneh dan menakutkan