Review Talk to Me (2023)

Seorang Remaja Terperangkap dalam Permainan Horor yang Mengerikan

review talk to me (2023) (1)

© A24

“Apparently it was the hand of someone who could connect with the dead.” – Joss (Talk to Me)

Disutradarai oleh Danny dan Michael Philippou, film horor supernatural Australia ini menandai debut yang luar biasa bagi mereka.

Talk To Me telah menerima ulasan positif dari para kritikus, dengan sebagian besar mengatakan bahwa film ini cukup menjanjikan.

Bagaimana ulasan dari Cineverse? Berikut review Talk to Me secara lengkap di bawah ini

Sinopsis

Film ini mengikuti karakter Mia (Sophie Wilde), seorang remaja yang masih belum pulih dari kematian ibunya dua tahun lalu. Ketika menghadiri pesta, Mia bertemu dengan Hayley (Zoe Terakes) dan Joss (Chris Alosio) yang mengenalkannya pada sebuah permainan.

Saat Mia melakukan permainan mengerikan tersebut, ia dirasuki roh dan mulai bertingkah aneh. Setiap orang mulai khawatir, tetapi Mia menolak memberi tahu mereka apa yang terjadi.

Semua mulai tidak terkendali ketika Riley (Joe Bird), saudara laki-laki teman Mia, Jade (Alexandra Jensen), kerasukan hantu dari mendiang Ibu Mia. Dalam situasi yang kacau balau, mereka yang bermain melupakan langkah penting dalam ritual, yaitu mematikan lilin yang mengikat roh.

Seolah-olah melawan kekuatan mistis saja tidak cukup, roh jahat dalam diri Mia muncul kembali. Ia pun diganggu oleh bayangan mendiang ibunya, yang terus menyangkal sebuah rahasia besar.

Sedih, kejam, dan menakutkan

© A24

Di dunia menakutkan tempat hal-hal gaib bertemu dengan hal-hal duniawi, Talk to Me merangkai kisah mengerikan tentang kesedihan, kerasukan, dan konsekuensi berbahaya dari campur tangan hal-hal mistis.

Tokoh utama kita, Mia, digambarkan sebagai seorang anak muda yang merasa terasingkan setelah kehilangan ibunya. Mia terus menganggap bahwa sang ibu tidak bunuh diri, dan menyangkal kenyataan tersebut. Dua tahun berlalu, ia masih saja berada tenggelam dalam kerinduan dan rasa sedih hingga memutuskan untuk melakukan sebuah permainan gila.

Mia kemudian mulai ketagihan dengan perasaan yang muncul setelah bermain Talk to Me. Tanpa disadari, ia perlahan kehilangan akal dan percaya dengan semua yang dilihatnya. Semua bertambah kacau ketika adik dari teman Mia meminta untuk ikut dalam permainan.

© A24

Hal yang unik dari film ini adalah bagaimana duo sutradara Philippou menggunakan ungkapan “Talk to Me” lebih seperti seruan minta tolong. Penonton dibuat merasa simpati terhadap tokoh Mia, sehingga apapun yang dilakukan olehnya mungkin masih bisa dimaklumi. Mia merasa sedih dan tidak terbantu, akhirnya arwah-arwah jahat mengisi relung hatinya yang kosong tersebut. Oleh karena itu, perasaan puas dan lengkap melingkupi diri Mia ketika bermain.

Terlepas dari semua unsur okultisme dalam Talk to Me, sutradara lebih tertarik untuk menceritakan sebuah kisah tentang anak-anak muda yang dilanda kecemasan, mencari pelarian dalam ritual terlarang yang berbahaya dan membuat mereka gila.

Belum lagi, Talk to Me juga menghadirkan kesan sadis yang tidak berlebihan atau terlihat sengaja. Semua adegan tersebut memiliki alasan masing-masing, mulai dari penggunaan pisau pada pesta pembuka, self-harm Riley saat kerasukan, dan perlindungan diri Mia ketika menghujam sang ayah. Bagi yang tidak tahan melihat percikan darah, maka sepertinya Talk to Me bukan tontonan yang baik untuk kalian.

Sophie Wilde jadi karakter problematik

© A24

Seperti yang telah dijelaskan, film Talk to Me secara tidak langsung menarik penonton untuk merasa simpati dengan karakter utama kita, Mia, yang diperankan oleh Sophie Wilde. Sang artis asal Australia ini berhasil melakukan perannya dengan baik, dan sukses membuat gemas, kesal, dan terheran-heran.

Sebagai seorang remaja yang kehilangan, rasanya waktu dua tahun merupakan jeda yang cukup lama untuk Mia bangkit dari keterpurukan. Namun ia menikmati kesedihan tersebut, dan menyangkal semua kemungkinan bahwa sang Ibu memang sejak awal bunuh diri. Ia menjauh dari keluarga, terasingkan oleh teman-teman, dan hanya berada di dekat sahabatnya saja. Tanpa Jade, mungkin Mia bukanlah siapa-siapa.

Empati untuk Mia — yang rasa rindunya telah membutakan terhadap penipuan dan bahaya permainan, secara tak terduga menyentuh hati penonton.

Sederhana dan tidak sempurna

© A24

Jika membandingkan beberapa film A24 yang terkadang membingungkan, namun Talk to Me merupakan salah satu judul yang terbilang ringan dan bisa diikuti oleh semua orang. Lewat premis yang sederhana, duo sutradara membangun cerita sedih dan menjadikannya pengalaman yang sangat meresahkan.

Suasana dan visual yang luar biasa akan membuat penonton gelisah sepanjang film. Tidak hanya itu, penggunaan efeknya yang cerdas akan menambah kesan natural dari hal-hal supernatural.

Film Talk to Me bukanlah sebuah tayangan yang sempurna. Masih ada kekurangan yang terlihat dalam film ini, terutama dalam segi cerita. Ada banyak hal yang tidak terjelaskan, salah satunya latar belakang dari setiap pemain.

Kesimpulan

Ada banyak sandiwara dan kejutan yang mendalam di Talk to Me, beberapa di antaranya sukses membuat bergidik dan menjerit. Namun dibalik semua adegan yang mengerikan, terdapat kesan gelisah dan menyedihkan yang selalu ada di sepanjang film ini. Perpaduan inilah yang menjadikan Talk to Me semakin menarik, karena sutradara menjalin banyak benang kusut tentang rasa sedih dan kehilangan lewat cerita horor.

Film ini tidak hanya membuat takut, tetapi juga akan membuat merinding hingga ke tulang. Dari studio yang menghasilkan tayangan menarik, jangan sampai Cilers melewatkan Talk to Me di bioskop atau pun layanan streaming legal.

 

Director: Danny Philippou, Michael Philippou

Cast: Sophie Wilde, Zoe Terakes, Miranda Otto, Alexandra Jensen, Joe Bird

Duration: 94 minutes

Score: 7,6/10

WHERE TO WATCH

The Review

Talk to Me

7.6 Score

Mia (Sophie Wilde) menemukan sebuah permainan arwah, yang menyatukannya kembali dengan sang Ibu. Apakah semua itu benar atau hanya ilusi?

Review Breakdown

  • Acting 8
  • Cinematography 7
  • Entertain 8
  • Story 7
  • Scoring 8
Exit mobile version