“If killing for gold isn’t getting us anywhere, maybe we try doing some good this time?” – Pike Trickfoo (The Legend of Vox Machina).
Pecinta video game RPG (Role Playing Game) dengan genre fantasi atau dungeons pasti tak asing dengan istilah guild. Vox Machina merupakan guild yang terdiri dari berbagai ras dan kekuatan. Animasi yang dikembangkan dari sebuah web-series ‘Critical Role’ di mana pemain memainkan roleplay ‘Dungeons & Dragons’.
Sebenarnya proyek animasi Vox Machina sudah diumumkan sejak 2018, namun banyak kendala dan pandemi yang ada membuat musim pertama ‘The Legend of Vox Machina’ rilis awal tahun 2022. Hanya memuat 6 episode, petualangan Vox Machina rilis di Amazon Prime Video sejak 25 Januari – 4 Februari 2022.
Dikembangkan oleh Matthew Mercer, 3 sutradara Young Heller, Alicia Chan, dan Stanley Von MedVey membantunya di 6 episode musim pertama ini.
Diproduksi oleh Critical Role Productions, Titmouse, Inc., dan Amazon Studios. Serial ini dibintangi oleh Laura Bailey, Taliesin Jaffe, Ashley Johnson, Matthew Mercer, Liam O’Brien, Marisha Ray, Sam Riegel, dan Travis Willingham.
Sinopsis
Vox Machina terdiri dari 7 orang dengan berbagai kekuatan. Vox Machina terdiri dari Vex’ahlia “Vex” (Laura Bailey), Vax’ildan “Vax” (Liam O’Brien), Keyleth (Marisha Ray), Grog (Travis Willingham), Pike Trickfoot (Ashley Johnson), Scanlan Shorthalt (Sam Riegel), Percival “Percy” (Taliesin Jaffe).
Tugas Kerajaan Tal’Dorei pertama untuk kelompok kesatria ini adalah mencari biang kerok kehancuran beberapa desa. Kilas balik kehidupan Vex dan Vax adalah saudara kembar dengan ras Elves. Orang tua mereka dibunuh Naga Brimscythe yang akan mereka hadapi.
Akhirnya Vox Machina menyelesaikan tugas pertama mereka membunuh Naga Brimscythe yang ternyata Krieg salah satu pemimpin pasukan kerajaan.
Semua masalah kerajaan ditengarai berasal dari Sylas Briarwood salah satu dewan Kerajaan Tal’Dorei. Namun Sovereign Uriel pemimipin dewan kerajaan tidak percaya dan menangkap Vox Machina.
Briarwood dapat memanggil makhluk kegelapan untuk membunuh anggota Vox Machina. Vox Machina akhirnya keluar dari kerajaan dan mencari asal-usul makhluk kegelapan.
Namun Pike tinggal di kerajaan karena hubungannya dengan Everlight menjadi kunci untuk mengalahkan kegelapan dengan unsur magis yang kuat. Di dalam perjalanan tiap anggota Vox Machina semakin kuat tali persaudaraan dan menjadikan kekuatan baru untuk mereka.
Tiap anggota membawa konflik tersendiri
Menjadi sangat klise dan datar ketika konsep lama terus berulang, dan terjadi di serial anime ‘The Legend of Vox Machina’. Berangkat dari permainan role play memang membangkitkan imajinasi cerita tiap karakter dari referensi-referensi yang ada. Dalam serial ini sangat terlihat semua karakter di pukul rata dengan konfliknya masing-masing.
Hadir dengan konflik latar belakang tiap karakter, ‘The Legend of Vox Machina’ juga membawa nuansa hiburan dengan lelucon yang hadir di berbagai adengan khususnya pada karakter Pike dan Grog. Dua karakter yang memiliki karisma tersendiri dari awal episode yang pasti melekat ke penonton
Dari awal Vax dan Vex dengan masa lalunya disambung dengan semua anggota Vox Machina dengan masalahnya masing-masing yang berkaitan dengan masalah Kerajaan Tal’Dorei. Karakter berbeda menjadi daya tarik dengan kekuatan yang berbeda seperti layaknya karakter dalam video game yang pasti berbeda satu sama lain. Menjadi hal yang menarik, karena dapat menonjolkan latar belakang keseluruhan karakter untuk potensinya berlanjut ke musim mendatang.
Visual klasik tak menyatu
Untuk animasi fantasi benar-benar membawa imajinasi kita ke arah yang lebih liar. Namun ‘The Legend of Vox Machina’ tidak mendukung fantasi kita akan pertarungan melawan sang Naga di awal konflik sudah cukup aneh. Tiap visual dan efek yang tampak dalam animasi ini tidak sepenuhnya konsisten.
Beberapa adengan pertarungan cukup keren dengan visual efek dan pencahayaan dengan gabungan model 3D. Namun beberapa adegan penting terlihat sangat tanggung dengan animasi sederhana yang kadang tidak sesuai dengan latar yang digunakan. Kedalaman warna objek di depan dan belakang, terkadang tidak begitu rapi walau hanya beberapa detik.
Yang terpenting mungkin ini bukanlah animasi yang ramah kepada anak. Pertarungan yang cukup brutal dengan darah dan bagian tubuh berceceran membuat orang yang bukan penggemar film slasher agak terganggun dengan visual seperti ini.
Plot singkat layaknya film
Lebih cocok dibuat mini-series adalah keputusan tepat untuk membuat kelompok Vox Machina ini untuk menyelesaikan sebuah masalah kerajaan. Karakter yang memiliki masalahnya masing-masing terkesan dipaksakan sehingga garis besar yang lebih serius tidak menjadi satu keutuhan yang menarik untuk diikuti.
Konflik yang berbeda hampir di tiap episode memudahkan para pengikut animasi ini tidak terlalu terpaku pada satu cerita saja. Pembangunan plot besar dari luar karakter tidak ada yang genting, sehingga tidak akan menarik sampai ke akhir episode.
Kesimpulan
Animasi ‘The Legend of Vox Machina’ terlalu segmented untuk genre yang diusungnya masih belum menunjukan hal yang luar biasa menarik. Walau karakter beragam yang potensial dari kelompok Vox Machina sudah banyak, tapi tidak semua karakter mendapat sorotan untuk menonjol dalam kelompok ini.
Penggambaran animasi klasik pun tidak terasa menyatu dengan efek pertarungan yang tanggung. Brutal dan menghibur dengan lelucon ringan terasa kurang pas di tiap adegan para ksatria ini.
Cerita dari masing-masing latar belakang karakter di tiap episodenya menjadi nilai tambah tersendiri untuk mengenal tiap karakter dalam Vox Machina.
Secara keseluruhan Vox Machina hanya melawan masalah dari masa lalu masing-masing melalui hal-hal yang ada dalam kerajaan. Tidak ada konflik baru di luar karakter yang lebih genting untuk menyatukan tiap anggota kelompok Vox Machina.
Sehingga tidak ada pembangunan plot besar yang membuat kita tertarik dan penasaran akan episode berikutnya.
Director: Matthew Mercer
Casts: Matthew Mercer, Laura Bailey, Taliesin Jaffe, Ashley Johnson, Liam O’Brien, Marisha Ray, Sam Riegel, Travis Willingham,
Episodes: 6
Score: 5.6/10
WHERE TO WATCH
The Review
The Legend of Vox Machina
7 anggota kelompok kesatria Vox Machina harus melawan berbagai musuh besar. Musuh tersebeut merupakan bagian dari masa lalu kelam para kesatria yang datang lagi di kerajaan Tal’Dorei.