“Siapa bilang kisah paling menyedihkan, tak bisa memiliki akhir bahagia?” – Wang Po Han.
Netflix kembali menambah koleksi serialnya, kali ini berasal dari negara Taiwan berjudul ‘More Than Blue’. Serial ini tayang pada 22 Oktober lalu, dengan total 10 episode dalam season 1. Meskipun hingga saat ini belum ada kabar terbaru, apakah benar serial tersebut akan berlanjut pada musim berikutnya.
Serial ini diadaptasi dari film dengan judul yang sama, dan jalan ceritanya mengikuti kisah K & Cream sepasang teman hidup yang telah lama bersama. Keduanya menyukai lagu dan senang menciptakan lagu. Dalam serial ini, kita akan dibawa untuk melihat perjuangan K yang mengidap penyakit mematikan, namun berusaha membantu Cream untuk menemukan pasangan seumur hidup.
Sinopsis
Kisah ini dimulai dari sebuah perusahaan rekaman bernama E-Shine, perusahaan ini memiliki artis ternama nya bernama A-Lin.
Dalam serial tersebut, A-Lin tengah menggarap album dengan sejumlah judul lagu didalamnya. Tersisa beberapa lagu lagi belum direkam, A-Lin membutuhkan beberapa demo lagu untuk didengarkan.
Produser musiknya, Wang Po Han, dan asistennya, An Yi Chi, terus memutarkan beberapa demo lagu kepada A-Lin. Tetapi nihil, tak ada satupun demo lagu yang disukai A-Lin.
Tugas pencarian demo lagu yang bagus pun diserahkan pada An Yi Chi. Semalam suntuk ia mencari demo lagu yang pas. Akhirnya ia menemukan lagu dengan lirik mendalam, dengan alunan musik lembut yang menyayat hati.
Lagu tersebut kemudian diperdengarkan kepada sang produser dan tentunya kepada A-Lin sebagai penyanyi. A-Lin pun menyukai lagu tersebut dan meminta lagu itu dimasukkan dalam albumnya, sang produser pun menyetujuinya.
Akan tetapi, masalah baru segera muncul, lagu tersebut dikirim oleh seseorang yang misterius dan tak tertera siapa pemilik hak cipta dari lagu itu. Hanya ada satu petunjuk di dalam CD tersebut, “Lirik: Cream, Musik: K”. An Yi Chi menunjuk Wang Po Han, sebagai orang yang katanya mengenal kedua orang ini. Po Han hanya bisa menjawab, ia mengenal K 3 tahun lalu saat bekerja pada kantor musik lain.
Namun, hal malang menimpa K, ia meninggal karena penyakit mematikan. Sedangkan Cream menghilang sejak kematian K. Kabar ini membuat A-Lin maupun An Yi Chi yang tadinya bersemangat menggarap lagu ini, menjadi sedih dan ikut prihatin mendengar cerita itu.
Meskipun dengan clue seadanya, baik Wang Po Han dan An Yi Chi terus berusaha mencari pemilik hak cipta lagu tersebut dan mencari siapa pengirim lagu itu.
Tempat pertama yang mereka datangi adalah perusahaan lama Po Han, namun tidak ada clue tambahan yang ditemukan. Kemudian produser yang bekerja disana menyarankan untuk mendatangi Cindy, seorang photographer profesional yang pernah menjadikan K objek karyanya. Akan tetapi Cindy bungkam akan kisah itu, dan malah mengusir keduanya.
Akan tetapi An Yi Chi terus berusaha, ia sampai memanjat kantor Cindy dari samping menuju gudang penyimpanan barang. Dalam ruangan itu, ia akhirnya menemukan sebuah buku diari yang disimpan di sebuah kotak. Dengan buku diari itu, An Yi Chi dan Wang Po Han memulai perjalanan mereka menemukan sejarah tentang lagu tersebut.
Serta menemukan kisah pilu tentang K & Cream semasa keduanya hidup. Yakni kisah perjuangan K yang mengidap penyakit mematikan, namun berusaha membantu Cream untuk menemukan pasangan yang akan menemaninya seumur hidup.
Selain itu, buku diari itu juga menyimpan banyak rahasia dan kisah yang disimpan baik-baik oleh K. Ia menulis buku itu untuk dibaca oleh Cream kelak jika K sudah meninggal.
Merupakan serial adaptasi film 
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, serial ini diadaptasi dari film yang telah dibuat sebelumnya. Namun secara urutan, filmnya dibuat pertama kali oleh negara Korea dengan judul yang sama pada tahun 2009. Film pertama itu sukses besar di Korea, membuat nya masuk ke dalam barisan Box Office domestik saat itu.
Padahal film ini merupakan debut pertama sang sutradara Won Tae-yeon, para pemain dalam film tersebut adalah Kwon Sang-woo, Lee Bo-young, dan Lee Beom-soo.
Kemudian pada tahun 2018, sebuah film remake dibuat oleh negara Taiwan. Dengan menambahkan sedikit adegan di dalamnya, film inilah yang merupakan rujukan dari ‘More Than Blue: The Series’.
Sutradara yang menggarap film tersebut adalah Gavin Lin, dan dibintangi oleh sejumlah nama besar Taiwan seperti Jasper Liu, Ivy Chen, Bryan Chang serta Annie Chen.
Perbedaan serial ini dengan film

A. Memperluas cerita K & Cream
Sementara film lebih berfokus pada hubungan orang dewasa antara Cream dan K, serial ini menambahkan lebih banyak adegan tentang keduanya saat mereka masih sekolah, hingga berkuliah sebelum mereka saling bergantung satu sama lain. Hal Ini memberi serial lebih banyak rasa dan meningkatkan pengembangan karakter. Sampai batas tertentu, cerita latar belakang dari film membuat kisah cinta tragis mereka semakin mendetail melalui serial ini.
Kisah tentang keduanya pun ditambah, menghadirkan banyak pemain baru dalam setiap episodenya. Selain sebagai pendukung jalan cerita K & Cream, mungkin hal itulah yang harus dilakukan untuk sebuah serial.
Namun, hadirnya pemain baru dalam serial, tak membuat jalan cerita aslinya hilang. Justru membuat jalan ceritanya semakin kompleks namun tetap berkesinambungan.
B. Menambah cerita dari karakter pendukung sebagai sudut pandang ketiga
Baik Wang Po Han maupun An Yi Chi merupakan karakter pendukung dari serial, karena sebelumnya dalam film tak ada mengisahkan keduanya. Karakter ini dibuat sebagai sudut pandang ketiga untuk menarasikan kisah K & Cream melalui buku diari yang ditemukan di gudang kantor Cindy. Keduanya memiliki kisah tersendiri dalam serial ini.
An Yi Chi merupakan seorang ibu tunggal bagi anak nya Ke-Le berusia 12 tahun, ia hamil di luar nikah saat dirinya masih menjadi mahasiswa, dan suaminya kabur setelah mengetahui kehamilan tersebut.
Sementara Wang Po Han memiliki mantan kekasih seorang aktris terkenal yang kecanduan alkohol, mereka harus putus karena Po Han sudah tak tahan lagi dengan kelakuan mantannya tersebut.
Namun kisah An Yi Chi dan Wang Po Han beserta mantan kekasih juga Ke-Le cukup menjanjikan, memberikan kisah tambahan yang masih berhubungan dengan kisah K & Cream.
Kisah itu juga cukup pilu, akan tetapi hal ini membuat perluasan cerita dalam serial jauh lebih baik dan pengembangan karakter lebih leluasa.
Selain itu, kisah Cindy juga akan menarik dilihat. Kita akan dibawa untuk melihat kedekatan antara K dengan Cindy yang cukup akrab juga.
Belum lagi Cindy harus merelakan sesuatu yang sangat ia cintai pergi, bersama dengan orang yang K cintai. Kisah ini berada di film asli dan remake nya juga, meskipun dengan pembawaan yang sedikit berbeda dalam serial ini.
Pemain dengan kualitas akting yang mumpuni

‘More Than Blue: The Series’, telah memiliki jalan cerita yang kuat dan menarik. Hal ini harus didukung dengan kualitas akting yang baik dari para pemainnya.
K sendiri memiliki nama asli Chang Che Kai yang diperankan oleh Fandy Fan, sedangkan Cream nama aslinya adalah Song Yuan Yuan yang diperankan oleh Gingle Wang.
Keduanya memiliki chemistry yang cukup intim dan sangat terpancar, baik Gingle dan Fandy keduanya dapat menyiratkan rasa sakit dan kesepian yang teramat menyedihkan dengan baik.
Rasa sakit yang tertahan, dari penyakit Leukimia yang di derita K mampu dihadirkan secara sempurna oleh Fandy. Meskipun ia tergolong aktor yang baru di dunia series ini.
Sedangkan Gingle, ia mampu memperkuat cerita dengan karakter Cream yang polos, seakan tak tahu menahu soal apapun, padahal ia menyimpan rahasia yang bila diketahui K, itu layaknya bom yang akan meledak dan menghancurkan hubungan keduanya. K & Cream memang sama-sama pandai dalam memanipulasi perasaan penonton.
Untuk pemain tambahan seperti Wang Po Han diperankan oleh Edison Wang, dan asistennya An Yi Chi diperankan oleh Yu Wei Shao. Keduanya juga menampilkan chemistry yang sangat erat, kerja sama mereka untuk menemukan hak cipta dari lagu tersebut berhasil membuat hubungan kaku itu menjadi sedikit mencair dan semakin intim.
Satu sama lain berusaha saling menutupi luka yang ditinggalkan oleh para mantan kekasihnya, untuk saling mengisi dan mengobati. Mereka seperti K & Cream, dengan wujud dan kisah yang berbeda namun dengan luka yang sama. Pilu itu mampu dihadirkan secara baik oleh keduanya dalam serial ini.
Pemain lain yang mengisi serial ini bermain sesuai porsi nya dengan baik, tidak ada yang terasa berlebihan atau bahkan kurang. Semua mampu membangun karakternya masing-masing, dengan menghadirkan cerita yang lebih kompleks. Sehingga membuat serial tersebut terasa lebih penuh, tak ada celah kosong yang tertinggal.
Sinematografi yang sepadan

Serial yang mampu menyentuh sisi sentimental penonton ini pun mampu menghadirkan sinematografi yang indah dan sepadan mengikuti alur cerita, dan kualitas akting para pemain.
Dengan kisah K & Cream yang telah tiada, maka serial ini banyak menampilkan adegan cerita di masa K & Cream masih melalui setiap harinya bersama. Meskipun banyak adegan flashback yang terkesan tiba-tiba, kalian masih dapat mengikuti alur ceritanya dengan baik.
Tidak ada pembeda antara adegan narasi dengan flashback, hanya saja akan ada adegan membaca buku diari sebelum masuk ke dalam adegan flashback. Pengandaian kisah yang sebenarnya terjadi antara K & Cream dihadirkan secara bermutu melalui setiap adegan di masa lalu.
Tone warna yang terdapat di serial ini pun mendukung setiap adegan di dalamnya, di dominasi warna pastel yang lembut serial tersebut mampu menghadirkan perpindahan tone warna yang dinamis dalam setiap episodenya. Meskipun terkesan lembut, warna ini cocok digunakan untuk sebuah drama romansa dan akan lebih memancarkan sisi estetik.
Teknik pengambilan gambar

Menghadirkan sinematografi yang sepadan dengan segala poin pendukung dalam serial ini, teknik pengambilan gambar pun tak dapat dilewatkan begitu saja. Karena fokus ceritanya menyiratkan tentang kesedihan, maka teknik pengambilan gambarnya tidak begitu rumit.
Secara keseluruhan, untuk menampilkan sisi emosional, sakit yang mendalam, dan kesepian yang melanda. Serial tersebut banyak mengambil teknik, Mid Shoot, Medium Close-up, hingga Extreme Close-up. Ketiga teknik ini akan banyak mengekspose aksi, reaksi, emosi dan akan menghasilkan visualisasi yang mampu mempengaruhi emosi para penonton.
Meskipun dalam beberapa episode juga ditampilkan teknik pengambilan gambar lain, seperti Wide Shot hingga Extreme Wide Shot. Hanya saja teknik tersebut hanya digunakan pada beberapa episode, namun ditaruh pada tempat yang tepat seperti pantai, jalanan, stasiun sehingga menambah kesan dalam serial ini.
Scoring musik dengan lagu tema yang indah
A-Lin yang digambarkan sebagai penyanyi yang dibawah naungan E-Shine, sebenarnya ia memanglah penyanyi Taiwan yang memiliki suara emasnya. Ia juga bermain dalam film remake yang dibuat tahun 2018 lalu, dan menyanyikan lagu tema untuk film tersebut. Kini, ia bermain kembali dalam serial dan menyanyikan lagu tema untuk serial ini
Judul lagu yang dibawakan A-Lin pada film remake berjudul “A Kind Of Sorrow”, sedangkan dalam serial ini A-Lin akan membawakan lagu berjudul “More Than Sorrow”. Kedua lagu tersebut sama-sama menggambarkan kesedihan yang mendalam antara K & Cream, membuat A-Lin membawakan kedua lagunya dari lubuk hati yang paling dalam.
Lirik lagu yang sangat intens menghadirkan kesedihan, mendukung serial ini diwakilkan dalam satu lagu untuk segala kepedihan yang dilalui oleh setiap pemainnya. A-Lin mampu menghadirkan rasa itu dalam setiap baitnya dan nadanya.
Kesimpulan
Meskipun menghadirkan kisah pilu yang intens, ‘More Than Blue: The Series’ mampu memberikan beberapa hal pembeda dengan film asli maupun remake. Dengan begitu serial ini memadupadankan segala aspek yang dibutuhkan dalam serial secara baik.
Mulai dari aspek jalan cerita, akting pemain, sinematografi hingga teknik scoring musik yang indah.
Secara umum, serial ini sangat menarik untuk dimasukkan ke dalam daftar tontonan Cilers. Melalui serial ini, Cilers akan melihat perjuangan cinta yang dapat mendewasakan, juga menawarkan kisah romantis yang menawan, bukan sekedar kisah romantis murahan.
Membawa hal manis, sedih, dan pilu menjadi satu yang akan tetap disukai oleh penggemar kisah romansa hingga sampai saat ini.
Apabila Cilers tertarik dengan kisah tersebut, ‘More Than Blue: The Series’ dapat kita tonton melalui layanan streaming Netflix.
Director: Pei-Ju Hsieh
Cast: Fandy Fan, Gingle Wang, Edison Wang, Yu Wei Shao
Episode: 10
Score: 8.2/10
WHERE TO WATCH
The Review
Review Series: ‘More Than Blue: The Series’
Seorang manajer tingkat tinggi dari sebuah label rekaman dan asistennya berangkat mencari penulis asli dari lagu hit "The Saddest Thing of All". Dengan bantuan para profesional berpengalaman di bidangnya, mereka mengungkap kebenaran di balik kisah cinta yang menyayat hati K & Cream. Sepasang teman hidup yang telah lama bersama. Keduanya menyukai musik dan senang menciptakan lagu. K yang mengidap penyakit mematikan, namun berusaha membantu Cream untuk menemukan pasangan seumur hidup. Sertamenyalakan kembali api lama antara dokter gigi dan orang yang dicintai.