“You can’t have a profit motive overriding nuclear safety” – Richard Parks (Meltdown: Three Mile Island).
Bagi para penggemar sejarah maupun pengamat teknologi, peristiwa Three Mile Island mungkin tidak asing di telinga mereka. Bencana yang membuat hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap energi nuklir ini terjadi pada 43 tahun lalu, di mana terjadi kehancuran sebagian reaktor Three Mile Island, Unit 2 (TMI-2) di Pennsylvania, Amerika Serikat.
Peristiwa menggemparkan di Amerika tersebut terjadi pada 28 Maret 1979. Bencana awal dimulai ketika pendingin reaktan nuklir mulai bocor dari reaktor atom. Disikapi dengan acuh dan tak bertanggung jawab oleh pihak perusahaan, hal ini justru menimbulkan dampak yang sangat besar bagi masyarakat.
Hal ini juga diperburuk dengan kurangnya deteksi dari operator pabrik serta lambannya para pekerja untuk turun tangan menangani kebocoran tersebut.
Telah hilang dalam sejarah, Netflix kali ini menghadirkan serial dokumenter terbaru yang akan mengulik tentang kejadian tersebut lewat judul ‘Meltdown: Three Mile Island’.
Melalui penceritaan ulang yang dibuat dramatis, rekaman arsip, video yang belum pernah dilihat sebelumnya, dan wawancara mendalam, para penonton akan dibawa ke dalam insiden nuklir terburuk dalam sejarah AS.
Sinopsis
Sebuah kota kecil yang damai di Middletown, Pennsylvania, Amerika Serikat, kedatangan ikon baru. Telah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, masyarakat di kota tersebut mulai memiliki harapan tinggi dengan teknologi yang menunjang kehidupan mereka. Sebagai prospek yang menjamin, nuklir dianggap sebagai alternatif terbaik untuk mengatasi krisis batu bara dan baja yang kala itu tengah terjadi.
Masa depan sempurna
Middletown merupakan kota indah dan tempat sempurna bagi PLTN Three Mile Island karena letaknya yang strategis. Berdekatan dengan Sungai Susquehanna, kebutuhan pendingin untuk PLTN tersebut seharusnya dapat dipasok dengan baik. Masyarakat yang ada di sekitar juga merasa terbantu dengan kemunculan PLTN.
Di tengah krisis batu bara dan baja yang tengah terjadi, tidak heran masyarakat menaruh harapan tinggi dengan dibangunnya teknologi nuklir oleh General Public Utilities. Dioperasikan oleh Metropolitan Edison Company, seharusnya Three Mile Island dapat memberi banyak keuntungan di setiap sisi.
Sampai kecelakaan TMI, tidak ada masalah dengan pembangunan PLTN di AS. Selain karena banyak masyarakat yang tak mengerti teknologi terbaru itu, berbagai pihak pun tak pernah mengantisipasi atau bahkan terpikirkan akan masalah tenaga nuklir yang mulai digunakan.
Di awal episode, diperlihatkan bagaimana para masyarakat – awalnya, merasa bahagia dengan kehadiran sebuah ikon baru yang menggambarkan kemajuan kota. Mereka tak mengerti apapun tentang nuklir. Namun yang jelas, adanya lapangan kerja baru dengan gaji yang tinggi tentu saja tak menjadi masalah bagi siapapun.
Nuklir seakan menjadi jawaban dari krisis dengan masa depan yang menjanjikan. Mungkin saat itu, tidak ada orang berpikiran akan masalah yang akan datang.
Masalah mulai muncul
Ketika pagi menjelang, banyak para pengawas di PLTN tersebut kesulitan untuk tetap fokus dan terjaga. Tak disadari, setiap alarm tanda bahaya kemudian berbunyi dan menimbulkan kepanikan di ruang kendali. Ketika suhu dan tekanan meningkat di Reaktor 2, para pengawas baru menyadari bahwa mereka tidak tahu apapun yang sedang terjadi.
Dengan tidak bertanggung jawab, penjaga mematikan reaktor pendingin. Hal ini merupakan salah satu tindakan fatal, karena apapun keadaan yang terjadi, reaktor pendingin tidak boleh dimatikan. Tindakan fatal lainnya adalah para pengawas terlambat menyadari bahwa katup pelepas terbuka dan bocor, sehingga air tidak mengalir dan sistem memanas.
Namun pihak perusahaan malah menyikapi hal tersebut dengan santai. Meski mereka menyadari adanya ledakan hidrogen pada siang hari, Met-Ed tetap mengatakan bahwa keadaan aman terkendali. Sayangnya, hal tersebut tidaklah sepenuhnya benar.
Tidak terjadi adanya perubahan – reaktor terus memanas dan level radioaktif mulai meningkat, peristiwa tersebut mulai diumumkan untuk mencegah terjadinya kepanikan massal. Met-Ed terus meremehkan bencana yang terjadi dan menyembunyikan tingkat keparahan kecelakaan tersebut kepada publik dan pemerintah negara bagian.
Lebih anehnya lagi, organisasi pengawasan federal bernama NRC – yang juga tidak mengetahui apa-apa, malah menyalahkan salah satu film hit berjudul ‘The China Syndrome’ karena dianggap jalan ceritanya mirip dengan apa yang terjadi di Three Mile Island.
Kesadaran akan bahaya nuklir mulai meningkat
Karena kerap menyembunyikan kenyataan dan dampak bahaya yang terjadi atas kebocoran nuklir di Three Mile Island, jelas saja publik mulai tidak percaya lagi dengan Met-Ed maupun teknologi PLTN lainnya.
Masyarakat pun akhirnya sadar dampak panjang yang akan mereka rasakan di kemudian hari. Dampak biologis, lingkungan, maupun tekanan mental menjadi efek berkelanjutan atas perisitwa tersebut. Terlebih setelah adanya bukti pelanggaran yang banyak dilakukan perusahaan dalam masalah keamanan, masyarakat menuntut agar Unit TMI-1 yang saat itu masih beroperasi, untuk segera ditutup dan dihentikan.
Sayangnya, hal tersebut tidak digubris oleh pemerintah. Mereka tetap membuka Unit TM1-1 dengan janji akan memberikan para penjaga pendidikan terbaru yang lebih berkualitas, serta penggantian fasilitas agar lebih baik lagi. Meski begitu, masyarakat sudah tak berminat melanjutkan investasi harapan pada teknologi yang terlalu berbahaya tersebut.
Dokumenter jujur yang cocok mengisi kekosongan
Richard Parks, yang menjadi pelapor pelanggaran Metropolitan Edison dan pemerintah negara bagian, adalah salah satu yang diwawancarai. Keberadaannya dalam serial dokumenter ini cukup penting, karena dapat mengisi narasi yang tak pernah terucap dan membuat ‘Meltdown: Three Mile Island’ jauh lebih menyenangkan.
Sang pahlawan ini memberikan detail dan analisa yang cukup tajam dengan penyampaian yang mudah dipahami. Mungkin hal inilah yang membuat dirinya lebih dipercaya oleh pemerintah untuk dapat mencegah kerusakan lebih parah di kemudian hari.
Selain beberapa orang yang terdampak, sang sutradara juga tidak luput menghadirkan beberapa orang besar NRC sehingga para penonton dapat mengetahui dari beragam sudut pandang. Meski hanya terdiri dari 4 episode, serial dokumenter ini dengan baik memberikan informasi sejarah yang jarang atau bahkan tak pernah diketahui oleh beberapa orang.
Kesimpulan
‘Meltdown: Three Mile Island’ memberikan pandangan tentang sisi baik dan buruk nuklir terhadap semua lapisan. Meski memiliki masa depan yang baik dan hadir sebagai alternatif yang menjamin, namun setiap orang perlu waspada akan dampak masalah tak terduga.
Sebagai perisitwa yang mungkin jarang terdengar, sang sutradara memberikan informasi edukatif lewat peragaan ulang yang cukup efektif menggambarkan peristiwa tak terekam.
Cast: Joyce Corradi, Nicole Remsburg, Paula Kinney, dan Rick Parks.
Duration: 172 minutes (4 episodes)
Score: 7.0/10
WHERE TO WATCH
The Review
Meltdown: Three Mile Island
Sebuah kota kecil yang damai di Middletown, Pennsylvania, Amerika Serikat, kedatangan ikon baru. Telah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, masyarakat di kota tersebut mulai memiliki harapan tinggi dengan teknologi yang menunjang kehidupan mereka. Sebagai prospek yang menjamin, nuklir dianggap sebagai alternatif terbaik untuk mengatasi krisis batu bara dan baja yang kala itu tengah terjadi.