Review Bridgerton Season 2 (2022)

Kisah Putra Sulung Bridgerton, Anthony, yang Mencari Viscountes-nya

“Bukan penampilan atau gelarnya yang memesonamu. Tapi pemikiran dan jiwanya yang akan memikatmu” – Kate Sharma.

 

Para pembaca yang budiman, bersiaplah untuk menikmati bangunan-bangunan megah, pakaian-pakaian mewah, dan visual yang menawan karena serial elite ‘Bridgerton’ telah kembali dengan musim keduanya.

Ketika musim pertama ‘Bridgerton’ ditayangkan perdana di Netflix pada akhir tahun 2020, serial itu menjadi sensasi dan tidak butuh waktu lama untuk drama romansa ini melangkah naik menjadi salah satu serial unggulan Netflix yang paling banyak ditonton saat itu, bahkan melampaui rekor yang dibuat oleh ‘The Witcher’.

Kali ini, drama periode Inggris yang diproduseri Shonda Rhimes kembali tanpa pemeran utama pria yang menjadi topik hangat selama musim pertamanya berlangsung.

Meskipun sedikit kecewa dengan ketidakhadiran Simon, Duke of Hastings (Regé-Jean Page), serial yang diadaptasi dari novel karya Julia Quinn memang pada awalnya tidak pernah berpusat pada sang Duke, melainkan tentang keluarga Bridgerton itu sendiri.

Sebagai gantinya, dalam musim kedua ini akan berpusat pada putra sulung Bridgerton, kakak laki-laki Daphne yang angkuh, Anthony dalam pengejarannya atas Edwina Sharma, dan cinta segitiganya dengan kakak perempuannya, Kate Sharma.

Sinopsis

‘Bridgerton’ mengikuti kisah masyarakat kelas atas di London pada tahun 1800-an, di mana cinta dan kehormatan sering kali menjadi konflik skandal.

Musim kedua kali ini akan mengikuti kakak tertua Daphne, Anthony (Jonathan Bailey), seorang Viscount, yang siap untuk mencari seorang wanita terbaik untuk menjadi Viscountess-nya.

Setelah mendeklarasikan dirinya bahwa dia sedang mencari seorang istri, tentu saja semua mata tertuju pada laki-laki menawan yang kaya raya dari keluarga terhormat ini.

© Netflix

Namun, perlu diketahui bahwa Lord Bridgerton tidak tertarik pada hal-hal sepele seperti cinta, melainkan menikah murni hanya demi tugas sebagai seorang Viscount untuk melanjutkan garis keluarganya.

Di saat bersamaan, London kedatangan pendatang baru yaitu keluarga Sharma. Kate Sharma (Simone Ashley) dan adik perempuannya Edwina Sharma (Charithra Chandran) bersama ibu mereka, Mary Sharma (Shelley Conn).

© Netflix

Sama halnya dengan Anthony, Putri tertua Sharma, Kate, telah mengabdikan dirinya untuk keluarga, dan berada di kota untuk menemukan adik perempuannya pasangan yang cocok untuk menikah.

Edwina langsung menarik perhatian Viscount karena memenuhi syarat sebagai seseorang yang pantas untuk dijadikan Viscountess, dan ibu dari anak-anaknya.

Namun, masalah muncul ketika ada chemistry yang mendesis antara Kate dan Anthony. Keduanya membenci satu sama lain, dan berusaha untuk menyamarkan perasaan mereka pada dunia, serta pada diri mereka sendiri.

Ada banyak perubahan yang terjadi di musim ini

‘Bridgerton’ telah melakukan sesuatu yang cukup aneh pada musim ini. Tidak seperti musim pertama, musim keduanya mengambil lebih sedikit materi dari novel aslinya dan mengubahnya menjadi sesuatu yg berbeda. Menghilangkan momen-momen panas yang terkenal, dan menjadi sedikit hambar.

Mengambil kisah dengan hubungan yang diawali dengan permusuhan, ada sesuatu yang begitu menawan tentang hubungan cinta-benci yang pastinya banyak diminati penonton.

© Netflix

Sulit melihat ‘Bridgerton’ tanpa membayangkan film ‘Pride and Prejudice’ (2005), yang juga diadaptasi dari sebuah novel karya Jane Austen.

Mulai dari kisah romansa antara musuh yang berubah menjadi cinta, gerakan tangan yang hampir menyentuh di ‘Bridgerton’ mengingatkan kita dengan adegan hand flex terkenal Lizzy Bennet dan Mr. Darcy, dan bibir yang hampir menyentuh.

Jenis romansa inilah yang digambarkan oleh musim kedua dari ‘Bridgerton’. Serial ini mengubah karakter yang tidak disukai dan tampaknya mustahil untuk menyukainya, menjadi pemeran utama romantis yang menarik.

Alur ceritanya terasa berjalan sangat lambat, butuh waktu yang lama sampai mereka menyadari bahwa mereka tertarik satu sama lain. Selama setengah musim hanya diisi oleh penyangkalan dan tindakan-tindakan bodoh yang dilakukan keduanya.

Latar belakang keluarga Bridgerton

© Netflix

Menyelam lebih dalam ke masa lalu keluarga Bridgerton, penonton menyaksikan sekilas masa kecil Anthony yang dipenuhi dengan kenangan pahit atas kematian ayahnya yang terlalu dini, dan mendorongnya pada peran Viscount di usia muda.

Kilas balik ini memperkaya karakternya dan mememberikan alasan dibalik ketidaksempurnaan dan wataknya yang dingin.

Musim 2 ‘Bridgerton’, tanpa diragukan lagi, melakukan hal yang tepat dalam mengadaptasi karakter Anthony dengan memilih Jonathan Bailey sebagai peran utama, dan acting skill yang layak diacungi jempol.

Di sisi lain, Kate Sharma ditampilkan melenceng jauh dari novelnya. Kate Sharma tidak pernah digambarkan sebagai gadis berkulit gelap yang datang dari India. Kate hanya tipikal gadis berkulit putih seperti kebanyakan orang di novel ini.

© Netflix

Tetapi, Simone Ashley merupakan tambahan yang pas untuk musim terbaru ini dalam memerankan Kate Sharma yang sama kompleksnya dengan Anthony.

Meskipun chemistry yang disuguhkan tidak mampu melebihi chesmistry yang dimiliki Daphne dan Simon di musim pertama, Simone Ashley sangat cakap dalam perannya meskipun membuat pembaca maupun penonton kurang menyatu dengan karakternya.

Bagaimanapun, Kate adalah protagonis yang jauh lebih menarik daripada Daphne. Dia berprestasi dan percaya diri, sedangkan Daphne kebanyakan hanya berjalan mondar-mandir dengan mata sendu dan penurut.

Lady Whistledown kembali

Sub plot bergulir tentang pamflet gosip skandal yang ditulis oleh Lady Whistledown. Menyusul pengungkapan Penelope Featherington yang menjadi dalang dibalik gosip-gosip yang menyebar di London pada musim lalu, penonton sekarang dapat melihat upaya pribadinya dalam menempelkan kupingnya untuk mencari gosip terbaru, dan menghindari dari deteksi yang menempatkan orang-orang yang dia cintai dalam bahaya.

© Netflix

Selain Penelope, keluarga Featherington menjadi lebih menonjol dalam cerita musim ini. Nyonya Featherington (Polly Walker), ibu Penelope yang tiba-tiba jatuh miskin terus mengendus kelemahan dan peluang dengan cara yang licik, kali ini dengan bantuan sekutunya.

Kejenakaan keluarga tersebut sedikit lebih menyusut. Kisah mereka terasa berlarut-larut dan membosankan ketika disandingkan dengan drama Kate dan Anthony yang jauh lebih menarik dan memuaskan untuk dilihat di layar.

Estetika yang sempurna dan selalu memanjakan mata

© Netflix

Meskipun awal yang lambat, ada lebih banyak polesan naratif dan kemegahan visual untuk musim ini. Nilai produksi serial ini masih sangat tinggi.

Bangunan-bangunan besar nan indah, bunga-bunga cantik, pakaian kelas elite London yang elegan dan penuh renda, warna-warna pastel, dan pesta dansa yang megah masih selalu ada dalam musim kedua ini.

Selain visual yang menawan, salah satu hal yang istimewa dari ‘Bridgerton’ adalah musik-musiknya yang diambil dari lagu-lagu pop dan kemudian dimainkan dengan quartet klasik.

Kali ini, pemilihan musiknya termasuk lagu “Stay Away” Nirvana, “Material Girl” Madonna, “Wrecking Ball” Miley Cyrus, “Sign of The Times” Harry Styles, bahkan “Kabhi Khushi Kabhie Gham” pun dimainkan dengan nuansa yang terasa sangat mahal. 

Kesimpulan

‘Bridgerton’ season 2 kembali dengan masih mengangkat kisah romansa elite penuh hasrat dan gairah. Meskipun memiliki awal yang lambat dan terasa hambar, namun membuahkan hasil yang manis di akhir musim. Visual menawan dan lagu-lagunya masih disuguhkan dengan stabil dari musim lalu.

Musim kedua ini terus menyempurnakan keluarga yang sudah ada sebelumnya sambil memperkenalkan keluarga pendatang baru.

Dengan 8 novel karya Julia Quinn yang masing-masing membahas semua kehidupan putra dan putri Bridgerton, tidak sabar untuk melihat siapa Bridgerton selanjutnya yang akan mengambil alih acara dengan kisah menariknya. 

 

Director: Chris Van Dusen

Cast: Jonathan Bailey, Simone Ashley, Charithra Chandran, Luke Newton, Luke Thompson, Polly Walker, Bessie Carter, Nicola Coughlan, Golda Rosheuvel

Duration: 8 Episodes

Score: 7.4/10

WHERE TO WATCH

The Review

Bridgerton

7.4 Score

'Bridgerton' season 2 kembali dengan masih mengangkat kisah romansa elite penuh hasrat dan gairah. Meskipun memiliki awal yang lambat dan terasa hambar, namun membuahkan hasil yang manis di akhir musim. Visual menawan dan lagu-lagunya masih disuguhkan dengan stabil dari musim lalu.

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 7
  • Entertain 8
  • Scoring 8
  • Story 7
Exit mobile version