Review Saw X (2023)

Sosok John Kramer Digambarkan Sangat Personal dan Lebih Menarik Ketimbang Saw Sebelumnya

saw x cover 2

© Lionsgate

“Hello, everyone. It’s time to play a game. You all pretended to cure me. But what I have planned for each of you, is very real,” – John Kramer (Saw X, 2023)

Buat kita yang mengikuti waralaba Saw sejak film pertamanya muncul pada tahun 2004, mungkin kita akan berpikir sampai kapan waralaba ini akan berakhir, seakan film ini tidak ada habisnya.

Sebagai salah satu waralaba film yang berhasil menginjak seri ke-10 setelah waralaba Fast and Furious, waralaba Saw memang termasuk luar biasa. Dengan tema thriller horor dengan sentuhan gore yang tergolong ekstrem, waralaba Saw ini mungkin hanya satu-satunya film bertema gore yang bisa bertahan nyaris dua dekade ini.

Film dengan bujet kecil hanya 13 juta dolar AS ini bahkan sudah balik modal! Saat pemutaran perdananya di Amerika Serikat minggu lalu, hingga kini Saw X telah meraup pemasukan lebih dari 43,8 juta dolar AS di seluruh dunia, dengan pemasukan di Amerika Serikat mencapai 32,5 juta dolar AS.

Apakah Saw X kali ini bisa memenuhi ekspektasi para penggemar beratnya? Kita baca ulasan Cineverse di bawah ini.

© Lionsgate

Sinopsis

Buat kamu yang belum pernah menonton film Saw sebelumnya, perlu diketahui kalau Saw X merupakan prekuel yang berlatar di antara film Saw (2004) dan Saw II (2006). Narasinya sangat sederhana bila kita bandingkan dengan Saw (2004).

Di film terbarunya ini, John Kramer (Tobin Bell) yang menderita kanker, mencari cara agar ia bisa sembuh. Suatu hari, ia bertemu teman lamanya yang menderita kanker stadium 4 ternyata sudah sembuh. Temannya tersebut menyarankan John untuk pergi ke Meksiko untuk menjalani pengobatan eksperimental dan cenderung beresiko tinggi, namun banyak pasien dikabarkan telah sembuh.

Sesampainya di sana, terkejutlah John ternyata pengobatan tersebut dijalankan oleh sekelompok penipu. Dari situlah John mencari jalan untuk membalaskan dendamnya lewat sejumlah jebakan maut yang berdarah-darah.

Kembalinya John Kramer, Amanda Young dan Detektif Mark Hoffman

Buat yang mengikuti waralaba Saw, pasti akan mengenal karakter utama dari Jigsaw yang diperankan Tobin Bell. Di usianya yang sekarang menginjak 81 tahun, Tobin Bell masih tampil prima di film ini. Sempat dikabarkan mati di Saw III (2006), ternyata di Jigsaw yang dirilis pada tahun 2017, karakter John Kramer masih hidup.

Begitu pun dengan partnernya Amanda (Shawnee Smith) yang muncul sejak Saw (2004), Saw II (2006), Saw III (2006), dan Saw VI (2010). Detektif Mark Hoffman pun demikian. Ia bahkan muncul sejak Saw III (2006), Saw IV (2007), Saw V (2008), Saw VI (2010), dan Saw 3D (2010).

Saat ketiga karakter ini disatukan dalam satu layar, kita seolah kembali ke masa lalu, saat waralaba ini mencapai kejayaannya satu dekade silam. Chemistry Amanda dan John pun masih terlihat padu di film ini dan makin menguatkan narasi sederhana yang kembali diarahkan Kevin Greutert (Saw VI, Saw 3D).

© Lionsgate

Narasinya menarik dan memuaskan hingga akhir

Walaupun premisnya sangat sederhana, namun narasi Saw X sangat menarik untuk diikuti dan juga secara keseluruhan sangat memuaskan. Di sini kita akan melihat pergulatan moral John Kramer secara personal, terlebih kepada orang-orang yang selama ini membohonginya. Hal ini akan berdampak pada alur cerita yang sedikit berliku setelh paruh pertama film.

Amanda makin jelas perannya di film ini, seolah menjadi protégé yang bisa diandalkan, setelah di film pertama ia diselamatkan oleh John Kramer setelah berhasil melewati tes.

Para korbannya kali ini juga merupakan orang-orang terpilih dan pantas untuk diuji lebih jauh oleh John Kramer. Ambiguitas moral makin terasa tipis seolah tak ada sekat antara benar atau salah. Apakah mereka pantas menerima balasan yang setimpal dari perbuatan mereka? Hanya John Kramer yang bisa memutuskan.

Elemen teknis yang senada dengan film sebelumnya

© Lionsgate

Tak dipungkiri, editing film yang dihadirkan di Saw X memang sangat khas di waralaba Saw. Hal itu sangat wajar mengingat Kevin Greutert sebelumnya menggarap editing di Saw I hingga Saw V. Cut-to cut nya sangat menarik dan transisinya sangat mulus di setiap adegan. Terlebih saat adegan gore-nya berlangsung.

Banyak penonton saat screening perdana film ini di XXI Kota Kasablanka (6/10), menutup mata, bahkan gelisah saat menonton adegan yang terbilang sadis dan tidak disensor ini.  Adegan memotong paha demi mendapatkan sumsum tulang, mengambil otak lewat kulit kepala yang sudah dipotong, menjadi tontonan yang membuat mata kita miris saat melihatnya.

Dan itu semua disajikan sangat menarik disajikan Greutert, bahkan banyak di antara penonton bertepuk tangan saat adegan itu selesai dilakukan.

Kesimpulan

© Lionsgate

Saw X tampil brilian dan bisa disandingkan dengan Saw I yang dari segi kualitasnya bisa dikatakan sepadan. Secara naratif, film ini sangat menarik dieksekusi, terutama adegan gore-nya.

Dengan durasi jauh lebih lama dari film sebelumnya (hampir 2 jam, dibanding film sebelumnya yang rata-rata hanya 90 menit), Saw X juga berhasil mengangkat sosok John Kramer yang sangat personal dan belum pernah digambarkan sebelumnya.

Walaupun twist-nya bisa diprediksi, tapi secara keseluruhan Saw X sangat memuaskan. Nantikan Saw X sesaat lagi di jaringan bioskop XXI.

 

Director: Kevin Greutert

Cast: Tobin Bell, Shawnee Smith, Steven Brand, Synnøve Macody Lund, Michael Beach, Renata Vaca, Octavio Hinojosa, Paulette Hernandez

Duration: 118 Minutes

Score: 7.4/10

WHERE TO WATCH

The Review

Saw X

7.4 Score

Saw X mengisahkan John Kramer yang pergi ke Meksiko untuk mengobati kankernya, namun ia menghadapi penipu dan berusaha membalasnya

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 8
  • Entertain 8
  • Scoring 7
  • Story 7
Exit mobile version