Review Sakra (2023)

Alihwahana Kisah Qiao Feng yang Tampil Kurang Mengesankan

review sakra (2023) (2)

© Golden Village

“Jika Qiao Feng pergi, siapa yang menghentikannya,” – Qiao Feng.

 

‘Sakra’ adalah film terbaru dari Donnie Yen (Yan Ji Dan) yang merupakan adaptasi novel bergenre Wuxia “Demi Gods and Semi-Devils” karangan dari Louis Cha atau yang lebih dikenal juga sebagai Jin Yong. Pada awalnya cerita tentang dunia persilatan terbit dalam bentuk cerita berseri di dalam salah satu surat kabar Hong Kong dan juga Singapura. Seri ini terbit antara tahun 1963-1966, lalu diterbitkan dalam bentuk buku dan diadaptasi ke dalam banyak serial televisi serta film layar lebar.

Judulnya novel sendiri mengacu kepada Delapan Ras setengah dewa dan semi iblis dalam kosmologi agama Budha. Dan di Indonesia, novel ini terbit dengan judul “Pendekar-pendekar Negeri Tayli, kisahnya berkutat di sekitar tiga karakter utama, yaitu Qiao Feng, Duan Yu dan Xuzhu. Berlatarkan di Cina daratan pada abad ke-11. Donnie Yen yang menjabat sebagai sutradara, produser sekaligus peran utama dalam film “Sakra” lebih menitikberatkan pada kisah dari karakter “Qiao Feng”.

Sinopsis Film

© Golden Village

Qiao Feng merupakan ketua dari Perkumpulan Pengemis yang karimastik, yang dituduh telah membunuh orang tua angkatanya, gurunya dan beberapa jagoan persilatan. Selain terkena tuduhan tersebut, dia juga difitnah sebagai orang Khitan. Pada waktu itu keadaan sosial politik di Cina sedang mengalami ketegangan dan mengalami konflik di antara Kekaisaran Song (Utara) dan Kekaisaran Liao.

Bangsa Song yang didominasi suku Han menunjukkan antipati yang dalam terhadap suku Khitan dari Kerajaan Liao akibat konflik yang terjadi. Setelah kejadian tersebut, Qiao Feng bersama dengan Azhu, seorang pelayan yang pernah ditolong mengembara ke seluruh pelosok negeri demi mencari kebenaran identitas dirinya yang sebenarnya dan juga menemukan dalang pembunuhan orang tua dan gurunya.

Paling Banyak Diadaptasi

Genre Wuxia telah sejak lama menjadi andalan karya fiksi dari negeri Tirai Bambu, sebagian besar plot ceritanya tentang pendekar di rimba persilatan dan petualangan mereka di negeri Tiongkok kuno. Dan popularitasnya telah merambah ke berbagai bentuk lainnya, seperti opera, novel, manhua (komik), serial televisi, drama, video game dan film. Salah satu karya dari genre tersebut adalah Demi Gods and Semi-Devils adalah salah satu karya Jin Yong (Chin Yung) yang paling banyak atau sering diadaptasi.

Yang terbaru adalah seri Demi Gods and Semi-Devils di tahun 2021 yang lalu. Jin Yong yang dikenal sebagai salah satu penulis paling berpengaruh terutama dalam genre Wuxia merangkai kisah ini ini menjadi begitu panjang dan kompleks. Oleh karena itu, Donnie Yen memberikan perhatian pada salah karakter saja yaitu, Qiao Feng. Selain itu, mungkin dipilihnya karakter Qiao Feng adalah karena selain merupakan karakter yang paling populer dari karangan Jin Yong juga menjadi karakter favorit di kalangan penggemar “Wuxia”.

© Golden Village

Fokus yang terbagi dua

Dengan cara yang mirip, di mana film The Battle Wizard pada tahun 1977 yang berfokus pada Duan Yu, Sakra berfokus pada tokoh Qiao Feng. Secara naratif, ‘Sakra’ berusaha untuk menyusun jaringan plot cerita dan karakternya yang terbilang rumit secara koheren. Walaupun boleh dikatakan rangkaian tersebut terkadang sedikit terputus-putus, yang seharusnya bisa meluangkan waktu untuk menceritakan kisahnya tanpa mengorbankan detail penting dan beberapa elemen plotnya. Seperti halnya yang terjadi di paruh kedua film, di mana ada karakter baru Duan Zhengchun (Eddie Cheung), Ruan Xingzhu (Kara Wai) dan Azi (Cya Liu) yang tiba terputus begitu saja tanpa ada tindak lanjutnya.

Dan juga bermasalah dalam hal pacing, terutama dalam hal membagi fokus secara merata antara menceritakan perjalanan Qiao Feng dan kisah asmaranya dengan Azhu. Bahkan terkadang ‘pace’ (langkah) yang ada seolah-olah terhenti, seakan-akan menyadari bahwa ada banyak plot yang harus dicapai setelah adegan aksi yang berlarut-larut.

Konteks di mana Qiao Feng dan Azhu tumbuh dan dekat satu sama lainnya pun seakan-akan terburu-buru dan menghilangkan beberapa nuansa emosional yang diharapkan dari kisah cinta yang dibangun dari rasa percaya, pengertian dan kekaguman. Tapi di bagian yang lainnya, film ini terbilang cukup bagus dalam merangkum cerita petualangan dari Qiao Feng. Selain yang telah disebutkan tadi adanya masalah dalam hal pacing.

Eksplorasi karakter yang kurang tajam

‘Sakra’ juga bermasalah dalam eksplorasi karakter karena ketergesaan dalam memperkenalkan karakter dari pada kebutuhan untuk mengembangkan karakternya. Ditambah lagi dialognya pun terkadang berantakan. Tapi keseluruhan ceritanya dapat mudah dimengerti, dikemas dalam eksposisi yang terbilang cukup baik. Yang paling penting adalah bagaimana tentang prasangka rasial sebagai sesuatu hal yang mudah untuk dimanipulasi terurai dengan jelas dan tersampaikan.

© Golden Village

Sebagai seorang sutradara Donnie Yen mungkin cukup terlihat ‘berat’ dan canggung dalam menangani urusan percintaan dan drama, tapi untuk urusan aksi ‘Sakra’ termasuk terbilang unggul. Keluwesan gerakan dan kecermatan dalam setiap aksi menjadikan setiap pertempuran yang terjadi menjadi begitu eksplosif, rumit, elegan sekaligus brutal.

Kesimpulan

‘Sakra’ kali ini bukan merupakan adaptasi yang sempurna, tapi sebagai sesuatu awalan, film ini telah melakukan yang terbaik, dengan memperkenalkan kembali karakter Qiao Feng kepada pengemar dan pemerhati film seluas-luasnya.

 

Director: Donnie Yen

Cast: Donnie Yen, Chen Yuqi, Eddie Cheung, Kara Wai, Cya Liu, Wu Yue, Grace Wong, Ray Lui

Duration: 130 minutes

Score: 6.8/10

WHERE TO WATCH

 

 

The Review

Sakra

6.8 Score

Qiao Feng bersama dengan seorang pelayan mengembara ke seluruh pelosok negeri demi mencari kebenaran identitas dirinya yang sebenarnya dan juga menemukan dalang pembunuhan orang tua dan gurunya.

Review Breakdown

  • Acting 6
  • Cinematography 8
  • Entertain 7
  • Story 7
  • Scoring 6
Exit mobile version