“Kalau saja mereka mau mengaku mungkin nasib mereka masih ada yang bisa kita selamatkan,” – Pak Marto (Ronggeng Kematian, 2024)
Sebenarnya Cineverse agak telat mengulas film ini karena kesibukan jadwal screening yang teramat padat pada akhir Maret hingga April yang membuat film ini agak luput untuk ditonton. Namun, karena Ronggeng Kematian hingga kini masih tayang, ada rasa penasaran kenapa film ini masih tayang di Jakarta.
Sebagai tolak ukur kesuksesan sebuah film, bila melewati 3 hari penayangan film ini masih diputar di Jakarta, berarti film ini mendapatkan penonton yang cukup banyak untuk bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu.
Ronggeng Kematian tayang perdana pada 28 Maret 2024, dan hingga melewati lebih dari 7 hari pemutarannya, film ini masih bertahan di beberapa bioskop di Jakarta, dan banyak kota besar di Indonesia. Film yang dialihwahanakan dari novel karya Arumi E pada tahun 2020 dengan judul Ronggeng Pembalasan Sulastri, memang sangat menarik.
Seperti apa filmnya? Kita baca di bawah ini.
Sinopsis
Di Desa Mangunsari, Jawa Tengah pada tahun 2015, empat pemuda, Adit (Revaldo), Ricky (Krisjiana Baharuddin), Yudi (Dito Darmawan), dan Aksan (Allan Dastan) melakukan magang di desa itu untuk membangun kincir angin untuk membantu warga desa setempat.
Namun, sebelum mereka kembali ke kampusnya, penari ronggeng desa tersebut, Sulastri (Cindy Nirmala) dan kekasihnya, Imam (Elang El Gibran) menghilang secara misterius.
Tujuh tahun kemudian, Larasati (Claresta Taufan) yang baru saja lulus SMA, tak sengaja menemukan selendang merah misterius di hutan yang membuatnya bisa menari ronggeng dengan luwesnya. Sang ibu, yang melihat hal tersebut, langsung membawanya ke Bu Menur (Nungki Kusumastuti) yang mengajari perempuan di desa tersebut untuk belajar tari ronggeng.
Bu Menur terkejut melihat selendang tersebut saat digunakan Larasati yang seketika langsung menari ronggeng di depan Bu Menur. Ia mengenali selendang tersebut sebagai milik Sulastri, anaknya yang hilang entah kemana. Bu Menur akhirnya tahu apa yang terjadi dengan Sulastri. Ia melaporkan hal tersebut kepada Pak Marto, kepala desa Mangunsari.
Pak Marto dan anaknya, Hadi (Chicco Kurniawan) lantas mengundang keempat pemuda tersebut untuk kembali menerima penghargaan atas usaha mereka saat itu. Apa yang sebetulnya direncanakan Bu Menur, Pak Marto, Hadi dan Larasati? Siapakah yang menyebabkan hilangnya Sulastri dan Imam?
Narasi horor yang dipadukan dengan whodunit
Di tengah menjamurnya film horor Indonesia yang mengambil legenda urban yang dipadukan dengan supernatural, Ronggeng Kematian mungkin sedikit agak berbeda. Film ini selain mengangkat kearifan lokal lewat ronggeng, narasinya juga menyelipkan subgenre whodunit yang biasanya muncul di banyak film detektif atau di dalam genre kriminal.
Di sini kita akan diajak mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Sulastri dan adakah hubungannya dengan keempat mahasiswa yang melakukan magang di desa tersebut.
Film ini disutradarai aktor veteran Verdi Solaiman digarap secara penuh untuk layar lebar (sebelumnya ia menjadi co-director di Anak Garuda pada tahun 2020). Di karya perdananya ini, Verdy berhasil menampilkan visualisasi apik sekaligus mencekam di sepanjang film.
Kombinasi horor dengan whodunit ini menghasilkan plot menarik dengan sedikit twist untuk menghasilkan konklusi yang mengejutkan di akhir film. Jujur saja, Ronggeng Kematian tidak bisa menawarkan jumpscares yang mengagetkan, karena skoringnya di sepanjang film tidak bisa menghantarkan nuansa keseraman yang memang dibutuhkan film dengan genre ini.
Yang amat disayangkan adalah ronggeng di sini hanya sekedar bumbu saja, dan tidak dieksplorasi lebih lanjut. Eksposisi Sulastri hanya diberikan lewat kilas balik dan siapakah Imam tidak dijelaskan lebih lanjut.
Kesimpulan
Rasanya kita paham kenapa Ronggeng Kematian bisa bertahan lama di bioskop Indonesia. Film ini mungkin judulnya tidak sebesar Di Ambang Kematian atau KKN di Desa Penari yang bisa mencapai jutaan penonton dalam waktu singkat.
Hingga kini Ronggeng Kematian masih berjuang menuju 200 ribu penonton, namun film ini berhasil dengan narasinya yang amat menarik dan membuat kita penasaran terhadap akhir kisah Sulastri yang misterius itu.
Sebagai karya perdana Verdi, film ini di luar dugaan cukup baik dan mudah dicerna penonton tanpa perlu berpikir keras. Narasinya yang menarik dengan akting para pemainnya yang cukup baik, akan menghibur kamu hingga film ini selesai. Buat kamu yang mungkin belum menonton, film ini sangat direkomendasikan Cineverse untuk ditonton sebelum nantinya menghilang dari peredaran.
Director: Verdi Solaiman
Cast: Claresta Taufan, Chicco Kurniawan, Cindy Nirmala, Elang El Gibran, Nungki Kusumastuti, Revaldo, Krisjiana Baharuddin, Dito Darmawan, Allan Dastan
Duration: 98 Minutes
Score: 7.0/10
WHERE TO WATCH
The Review
Ronggeng Kematian
Ronggeng Kematian mengisahkan hilangnya Sulastri penari ronggeng Desa Mangunsari yang terkait dengan empat mahasiswa magang