Review Rencana Besar (2023)

“Tapi saya rasa ini bukan hanya sekadar pencurian uang,” – Makarim (Rencana Besar, 2023)

Prime Video baru saja merilis drama misteri thriller berjudul Rencana Besar. Serial ini merupakan adaptasi dari judul serupa yang ditulis oleh penulis fiksi-kriminal asal Indonesia, yaitu Tsugaeda.

Diproduksi oleh Falcon Pictures, serial Rencana Besar diarahkan oleh sutradara Danial Rifki. Ia turut menulis naskah bersama dengan Titien Wattimena.

Bagaimana ulasan Rencana Besar dari Cineverse? Simak di bawah ini.

Sinopsis Rencana Besar

Setelah terungkapnya penggelapan dana sebesar Rp 17 miliar di Universal Bank of Indonesia, empat pegawai dicurigai berpotensi menjadi dalang.

Saat menyelidiki kasus ini lebih dalam, detektif polisi Makarim justru menemukan sebuah skandal besar di dalam bank yang lebih dari sekadar kerugian finansial.

Sindiran terhadap pemerintah?

Sekarang ini, buku atau film sudah tidak malu-malu lagi mengangkat isu yang tabu dan jarang dibicarakan pada masa Orde Baru.

Berani menyuarakan hak-hak tertindas, baik Tsugaeda maupun Danial Rifki seakan tidak mau ketinggalan.

Semua berawal dari protes Rifad Akbar (Adipati Dolken) selaku bagian Serikat Pekerja. Ia berusaha mendapatkan hak-hak yang seharusnya mereka terima, seiring dengan pekerjaan yang kian bertambah. Namun, beberapa dari mereka yang berjuang ternyata tidak pernah kembali.

Seperti yang penonton ketahui, tragedi unjuk rasa tersebut mengacu pada peristiwa kelam di zaman Orde Baru.

Tahun 1998 telah menimbulkan luka; korban hilang, mati tanpa alasan, serta trauma bagi keluarga yang ditinggalkan.

Salah satu yang dibahas dalam serial ini termasuk aksi Kamisan, bentuk protes pemerintah terhadap pelanggaran hak-hak manusia.

Rencana Besar juga mengungkapkan banyak sindiran terhadap pemerintah yang mungkin bisa dirasakan hingga saat ini.

Maraknya kasus korupsi, adanya ketimpangan kelas, tidak meratanya gaji di beberapa daerah, serta kebutuhan kelas bawah akan uang – menyebabkan mereka sering tunduk pada aturan dan melegalkan segala cara demi menghidupi keluarga.

Menariknya, media saat ini memiliki peran besar untuk menggerakan keadilan – hingga bisa membungkam mereka yang mencari kebenaran.

Durasi singkat dan alur terlalu cepat

Sayangnya, Rencana Besar terkesan menyepelekan simpati para penonton. Kasus yang dibangun terlalu cepat dengan durasi yang terbilang singkat.

Latar belakang para dalang dijelaskan sesingkat mungkin, padahal penonton sendiri masih perlu mengenal siapa pahlawan mereka.

Ada pun aksi Kamisan yang ikut muncul dalam serial Rencana Besar tidak dijelaskan secara mendalam.

Padahal, kegiatan tersebut mengandung arti mendalam bagi para aktivis dan korban yang ditinggalkan.

Oleh karena itu, akan lebih menarik apabila sang sutradara mau membahas aksi tersebut dengan rinci. Tidak melalui potongan adegan tak berdialog, yang harus dipahami sendiri.

Hal yang juga agak mengganggu ialah color grading, satu ciri khas rumah produksi serial ini.

Jakarta kembali digambarkan dengan kusam, kacau, dan berdebu. Kekurangan tersebut membuat Rencana Besar tidak terlalu menarik secara visual.

Meski begitu, serial ini masih bisa dinikmati. Skoring drama ditempatkan dengan apik, sehingga mampu membangun adegan cerita.

Penonton diajak merasa tegang bersama, berusaha terhindar dari kekacauan yang dibuat oleh para dalang. Belum lagi kemunculan lagu-lagu dari Efek Rumah Kaca yang sukses meningkatkan emosi penonton.

Kesimpulan

Serial Rencana Besar bisa menjadi contoh baru dalam menyuarakan keadilan, yaitu lewat media film. Meski sudah banyak judul film atau drama yang berani mengangkat isu-isu tabu dan tak terjamah, namun serial ini memiliki keunikan tersendiri.

Mulai dari keterlibatan bintang besar, adanya bentuk aksi yang jarang didengar, hingga peran media dan netizen dalam menggiring opini.

Dalam urusan akting, hal ini mungkin tidak perlu diragukan lagi. Adipati Dolken, Hanggini, Prisia Nasution, Dwi Sasono, dan Chicco Kurniawan sudah berhasil menyita perhatian. Skoring yang apik juga menjadi kelebihan dari serial Rencana Besar.

Sayangnya, tema berat yang dibahas sederhana ini masih bisa dikulik secara mendalam. Bukan tidak mungkin jika sutradara mau menambah durasi atau jumlah episode agar cerita lebih matang.

Director: Danial Rifki

Cast: Adipati Dolken, Prisia Nasution, Chicco Kurniawan, Hanggini, Dwi Sasono

Episode: 6

Score: 7.2/10