“People won’t eat bread that they touch,” – Pastor (R.M.N.)
KlikFilm di bulan Mei ini menghadirkan banyak film terbaik yang meraih beberapa nominasi beberapa festival film mancanegara. Kini Cineverse akan membahas salah satu film Rumania yang disutradarai Cristian Mungiu. Sutradara ini memang karya-karyanya tidak perlu diragukan lagi. Mungiu merupakan sutradara Rumania terbaik saat ini dan terkenal karena pernah memenangkan Palme d’Or pada tahun 2007 untuk film masterpiece miliknya, 4 Months, 3 Weeks dan 2 Days.
Di film terbarunya yang diberi judul R.M.N. (Sinonim dari Magnetic Resonance Imaging dalam Bahasa Rumania), yang bergenre thriller sosial ini sangat mencekam, dan berhasil mengeksplorasi kekuatan sosial ekonomi dengan polosnya emosi manusia. R.M.N. hingga saat ini berhasil meraih 9 nominasi dan 4 penghargaan festival film internasional, termasuk nominasi Palme d’Or di Festival Film Cannes 2022.
Sinopsis

Premis awal film ini berfokus pada Matthias (Marin Grigore) yang di tempat kerjanya di sebuah pemotongan hewan di Jerman, menyundul atasannya dengan kasar setelah ia merasa dihina. Mathias kemudian akhirnya kembali ke desa asalnya di Rumania, di mana ia bertemu lagi dengan Ana (Macrina Barladeanu), ibu dari anaknya Rudi (Mark Edward Blenyesi) yang berusia 8 tahun. Rudi baru-baru ini menyaksikan sesuatu di hutan yang membuatnya ketakutan hingga terdiam. Ana melakukan apa pun yang dia bisa untuk menghiburnya, sementara Matthias mendorongnya untuk berani dan menghadapi ketakutannya. Setelah bertemu Ana dan Rudi, Matthias juga berhubungan kembali dengan mantan kekasihnya, Csilla (Judith State), yang kini sudah menjadi manajer toko roti lokal di desa tersebut.
Sebagai seorang manajer, Csilla mempekerjakan lebih banyak karyawan di toko roti agar memenuhi syarat untuk mendapatkan uang hibah. Masalahnya adalah tidak ada penduduk setempat yang mau bekerja dengan upah minimum. Sebaliknya, banyak penduduk setempat pergi ke Jerman dan daerah lain untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji lebih tinggi, dan konflik muncul ketika Csilla mempekerjakan beberapa orang dari Sri Lanka. Pada titik inilah kekacauan warga memuncak dan kata-kata rasis mulai keluar dari mulut mereka dengan tidak logis.

Alurnya lambat, dan mulai meningkat setelah paruh pertama lewat adegan epik
Jujur saja, menonton film ini sangat melelahkan, terutama di paruh pertama. Sang protagonis digambarkan dengan sifatnya yang represif, tidak simpatik dan cenderung brutal. Penggambarannya pun sangat menjemukan. Dan setelah ia menempuh perjalanan jauh hingga pulang ke rumah, sang anak ternyata trauma dan jadi pendiam, sementara istrinya, walaupun terlihat sabar, mempunyai sifat yang bertolak belakang dengannya.
Merasa ditolak, Matthias kemudian menjumpai Csilla yang ternyata lebih cocok, walaupun terlihat kalau Matthias tidak mencintai dia dengan sepenuh hati. Namun, kisah cinta ini segera tertutupi oleh sesuatu yang lebih serius ketika peristiwa xenophobia (ketakutan terhadap orang asing) terjadi di desa tersebut.
Eskalasi mulai meningkat di paruh kedua hingga akhir, dan Mungiu menampilkan salah satu adegan terkerennya dalam film ini. Adegan “one take, one shot” selama 17 menit saat debat antara Csilla, sang pemilik pabrik roti, bersama warga desa. Luar biasa, dan adegan ini akan membuat kita terpesona, dan emosi kita pun akan naik secara signifikan lewat adegan epik ini.

Isunya menarik dan relate dengan keadaan saat ini
R.M.N. memang dibuat berdasarkan pada peristiwa nyata xenofobia dan kebencian yang membekas di masyarakat Rumania beberapa tahun lalu, dan Mungiu membuatnya dengan sangat baik, walaupun di bagian akhir agak sedikit absurd, dan usahanya memberikan sebuah bahasa simbol mungkin tak dimengerti banyak orang.
Konflik ini menunjukkan kepada kita kalau sebuah komunitas dibenturkan kepada kondisi global saat ini, di mana kebutuhan akan tenaga kerja bergerak sangat dinamis, maka celah itu akan diisi oleh orang lain di luar komunitas tersebut. Dan ujung-ujungnya adalah banyak isu bermunculan, dalam kasus ini adalah isu rasisme yang menjadi sebuah pemahaman mutlak untuk dijadikan pembenaran, walaupun tahu itu salah. Bahkan pemuka agama yang merupakan seorang Pastor pun di desa itu pun tak berdaya melawannya, meskipun ketiga pekerja itu beragama sama dengan mereka. Sungguh miris melihat konflik begitu mudahnya terpicu oleh hal-hal sepele, dan hal-hal paranoid seperti ini bisa terjadi di manapun termasuk di Indonesia, walaupun dengan cara yang berbeda.

Kesimpulan
Dengan durasinya yang terbilang cukup panjang untuk sebuah film drama (125 menit), film ini akan sangat melelahkan untuk sebagian orang awam, dan lebih tepat ditujukan untuk penikmat film. R.M.N. merupakan karya terbaik Mungiu yang bisa memberikan pelajaran berharga kepada kita, bahkan untuk sebuah negara Eropa yang termasuk liberal, hal-hal seperti ini masih saja terjadi. Pada akhirnya, tiap individu lah yang harus bertanggung jawab terhadap dirinya masing-masing. Karena berkompetisi secara sehat pun ternyata tidak akan menyelesaikan masalah.
Director: Cristian Mungiu
Cast: Marin Grigore, Judith State, Macrina Barladeanu, Mark Edward Blenyesi
Duration: 125 Minutes
Score: 7.2/10
WHERE TO WATCH
The Review
Review R.M.N. (2022)
R.M.N. menceritakan bagaimana kita menghadapi hal yang tidak kita ketahui, dan cara kita memandang orang lain dan tentang bagaimana kita berhubungan dengan masa depan yang meresahkan.