“Seorang pria yang meninju dengan kedua tangan dan terus meninju, itulah petarung yang akan menang,” – Jack Slack (Prizefighter: The Life of Jem Belcher)
Hai, Cilers!
Suka dengan film olahraga tinju? Nah, pas banget, Cilers! KlikFilm merilis film terbarunya yang berjudul Prizefighter: The Life of Jem Belcher. Kisahnya menceritakan tentang kehidupan Jem Belcher yang menjadi juara tinju Inggris termuda.
Film drama biografi Inggris-Amerika tahun 2022 ini ditulis dan dibintangi oleh Matt Hookings. Film ini akan mengeksplorasi kehidupan Jem Belcher yang menjadi juara dunia termuda dan setelah itu ia mengalami kebutaan di sebelah matanya yang membuat karirnya merosot.
Sinopsis
Film ini bercerita perihal bagaimana Jem Belcher menjadi juara tinju dengan usia termuda. Belcher merupakan seorang petarung yang sudah berbakat sejak dini. Ia belajar semua itu dari sang kakek yang merupakan petinju.
Kisahnya dimulai pada cerita tentang latar belakang Jem Belcher (Matt Hookings) yang lahir dalam kemiskinan, ia dekat dengan kakeknya (Russell Crowe), mantan petinju yang menjadi pecandu minuman alkohol.
Suatu ketika ia terlibat dalam tinju untuk mendapatkan uang yang banyak. Bakatnya dilihat oleh seorang pelatih tinju terkenal Bill Warr (Ray Winstone), yang kemudian melatihnya menjadi petarung terhebat di dunia.
Dari sang kakek, Jem perlahan belajar memahami pentingnya bergerak cepat serta menggunakan kedua tangan saat berkelahi. Sayangnya Ibu Jem tidak menginginkan sang anak mengikuti jejak kakeknya. Namun, Jem tetap memiliki semangat dan daya juang yang tinggi
Usahanya tak sia-sia, Jem berhasil menjadi Juara Inggris dan puncak dunia dengan usia termuda, kemenangan terus diraihnya. Sebelum kecelakaan tak terduga membuat sebelah matanya mengalami kebutaan yang memicu kejatuhan karirnya.
Jem harus membuktikan dirinya sekali lagi dan melawan juara terbaru dalam kontes tinju modern pertama kali dengan memakai sarung tinju dan aturan baru untuk merebut dan menyandang kembali gelarnya sebagai juara Inggris.
Jack Slack (Russell Crowe) merupakan seorang petinju jalanan yang tidak bertanding di dalam ring ataupun menggunakan sarung tinju. Ia terkenal karena kecepatannya dalam memukul lawan dan tingkat kecanduannya yang tinggi pada alkohol.
Berlatar di era 1800-an, pada saat itu tinju menjadi olahraga yang disenangi karena menggunakan kekuatan fisik sebagai pondasi utamanya. Belum lagi untuk sebagian pria, tinju menjadi kegiatan yang maskulin dan digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis.
Meski didasarkan pada peristiwa nyata, film ini sebagian besar adalah gambaran fiktif tentang kehidupan Jem Belcher sejak dia tumbuh besar menyaksikan kakeknya yang dihormati Jack Slack bertarung sebagai petinju. Walaupun Jem terus-menerus diperingatkan oleh ibunya, Mary Belcher agar tidak mengikuti kehidupan kakeknya sebagai Prizefighter.
Suatu sore, Jem melihat kesempatan untuk mendapatkan koin dan bertarung dengan mudah mengalahkan juara rombongan, Bob ‘the Blackbeard’ Britton. Kemudian dia bertemu dengan Bill Warr yang kemudian menjadi pelatihnya.
Setelah berlatih dengan tekun dan disiplin, Jem mengikuti pertarungan hadiah dengan mudah dan dengan cepat melawan juara Inggris, yang berhasil dia kalahkan setelah dilatih oleh Bill. Dia dihormati di seluruh negeri dan Mary terkejut mendengar seberapa jauh dan cepat putranya bangkit.
Jem sudah diperingati oleh ibunya untuk tidak mengikuti jejak sang kakek, namun rupanya ia terlena dengan kesenangan dan popularitas yang didapat usai memperoleh kemenangan. Ia lupa akan nasihat sang ibu dan pelatihnya, jauh sekali Jem sudah terjerumus pada hal-hal duniawi yang membuatnya berada di atas angin.
Mendapat gelar juara dan terus menerus menang dalam pertandingan, membuat Jem terlena. Melupakan keluarganya yang selalu mendukung setiap jalan yang di ambil. Nasihat Bill selaku pelatih pun diacuhkan Jem. Hingga kejadian kebutaan sebelah matanya merubah segala yang ia punya.
Bahkan, Jem berani membentak sang ibu dan mengusirnya. Padahal kala itu, kondisi Jem cukup mengkhawatirkan. Namun, emosi yang menguasainya ditambah pengaruh alkohol yang tinggi membuat dirinya tak sadar apa yang sudah ia lakukan.
Walaupun pada akhirnya keluarga dan pelatihnya menerima dirinya kembali dengan tangan terbuka, Bill memberikan kesempatan kedua untuk Jem agar memulai pelatihannya lagi demi merebut gelar juara Inggris.
Kisah yang ditampilkan sedikit berbeda dari beberapa cerita aslinya. Hal itu tentu tidak mengganggu, sebab dalam sebuah film memang selalu ada pemilihan cerita yang ingin ditampilkan.
Film ini diakhiri dengan catatan yang mengatakan bahwa Bill Warr meninggal pada tahun 1809, Jem dinobatkan sebagai juara termuda dan meninggal 2 tahun setelah Bill pada tahun 1811 saat usianya memasuki 30 tahun.
Prizefighter: The Life of Jem Belcher berbeda dari peristiwa sebenarnya dalam hidup Jem Belcher dalam beberapa hal; Jem pertama kali menarik perhatian Bill Warr setelah pindah ke London dari kampung halamannya Bristol pada tahun 1798, sedangkan di filmnya Bill tertarik usai melihat Jem bertarung dengan Bob ‘the Blackbeard’ Britton.
Kemudian pelindung utama Belcher adalah Baron Camelford, lalu untuk pertarungan antara Pearce dan Belcher rupanya tidak dilakukan dengan sarung tinju karena tidak menjadi wajib sampai tahun 1865 dan tidak digunakan secara kompetitif sampai tahun 1818.
Belcher akan kembali dari kekalahannya di tangan Henry Pearce untuk melawan Tom Cribb dua kali pada tahun 1807 dan 1809 sebelum memutuskan untuk pensiun.
Prizefighter: The Life of Jem Belcher menjadi salah satu tontonan yang menyenangkan. Memberikan kisah tinju di era 1800-an yang belum punya aturan terstruktur. Hanya bermodalkan yang tumbang saja, tanpa adanya pergantian ronde.
Sajian yang diberikan cukup menyentuh, melihat bagaimana peran seorang ibu yang selalu mendukung anaknya dan mendoakan segala hal baik. Meskipun sang anak berbuat kasar dan terlena dengan kesenangan sesaat.
Buat kalian yang suka dengan film drama biografi, khususnya tinju, maka Prizefighter: The Life of Jem Belcher tak boleh dilewatkan. Film ini bisa disaksikan di layanan streaming KlikFilm.
Film ini menceritakan tentang Jem Belcher, seorang petinju muda yang menjadi juara Inggris, juga menjadi pelopor dari lahirnya tinju modern. Belcher merupakan seorang petarung yang sudah memiliki bakat sejak dini. Ia belajar dari sang kakek yang merupakan petinju.