Review Piccolo Corpo (2021)

Perjalanan Ibu Muda yang Penuh Tantangan Agar Anaknya Bisa Hidup Kembali

piccolo corpo1 001

© Arizona Films

“Lord, have mercy on this soul lost in limbo,” – Agata (‘Piccolo Corpo’).

 

Kali ini kita akan membahas film dari Italia yang sempat diputar saat Italian Film Festival yang digelar di Jakarta dan Yogyakarta mulai 21-29 Januari 2023. Satu film yang sempat mencuri perhatian Cineverse adalah ‘Piccolo Corpo’ atau dalam Bahasa Inggrisnya ‘Small Body’.

Sinopsis

‘Piccolo Corpo’ berlatar di sebuah kepulauan sebelah utara Italia pada tahun 1900, saat seorang perempuan muda bernama Agata (Celeste Cescutti) melahirkan anaknya dan anak tersebut langsung mati saat dilahirkan.

Agata tinggal di sebuah komunitas di mana agama Katolik, cerita rakyat dan hal-hal berbau mistis masih dipercaya di komunitas tersebut. Agata kemudian mendengar desas-desus tentang sebuah gereja di pegunungan yang dapat menghidupkan seorang anak yang lahir mati dalam satu nafas, cukup lama untuk bayi itu dibaptis agar jiwanya bisa diselamatkan. Selama perjalanannya yang berbahaya ke utara, dia bertemu Lynx (Ondina Quadri), seorang anak laki-laki yang cerdik dan agak liar yang menawarkan dirinya  untuk membantu, tetapi dengan cepat memperhatikan Agata untuk melihat seberapa baik dia bisa mendapat manfaat dari membantunya.

© Arizona Films

Agata membawa bayinya yang sudah terbujur kaku tersebut di sebuah kotak kayu yang ia buat sebagai ransel di punggungnya. Mereka akhirnya berjalan bersama dan memulai petualangan yang akan memungkinkan keduanya menemui keajaiban.

Namun, sebelum bertemu Lynx, perjalanan panjang sulit ditempuh oleh Agata dengan melewati banyak tempat dan interaksi dengan orang-orang yang belum pernah ia temui sebelumnya. Agata sempat naik gerobak petani yang akhirnya masuk perangkap seorang wanita dan dijebak sekelompok perampok.

Agata yang belum pernah melihat salju dan Lynx yang belum pernah melihat laut, membuat mereka cepat dekat. Lynx bahkan sempat menginginkan isi kotak yang dibawa Agata namun pada akhirnya mereka pun menjadi sahabat dekat. Namun, sebelum perjalanan berakhir, mereka harus menyeberangi tambang batu bara yang dilanjutkan dengan danau sebelum sampai ke pertapaan yang menjadi tujuan akhir mereka. Apakah Agata berhasil menghidupkan anaknya kembali?

Konsistensi narasi hingga akhir film

Debut film panjang pertama dari Sutradara Laura Samani ini memang luar biasa. Nuansa mistis di tempat yang didominasi agama Katolik ini tak serta merta membuat kepercayaan masyarakat di komunitas tempat Agata tinggal berubah pudar. Kematian bayi perempuannya membuat Agata ingin memberinya nama agar bisa melepasnya dengan tenang. Perjalanan berbahaya di tempat yang tidak ia ketahui membuatnya makin kuat, walaupun ia sedang berduka. Duka itulah yang membuatnya kian terikat dengan bayinya yang terus ia bawa dalam kotak kayu di punggung. Agata seolah seperti mengalami masa kehamilan kedua saat bayinya berpindah ke punggung. Kini perjalanan itu bukan lagi merupakan perjalanan fisik yang melelahkan, namun menjadi lebih transedental. Agata menyadari kalau ingin berhasil ia harus berkorban agar bayinya bisa hidup kembali. Konsistensi narasi dari Laura di sepanjang perjalanan menegaskan bahwa perjalanan spiritual ini sangat penting bagi sang protagonis untuk bisa hidup tenang.

© Arizona Films

Palet warna yang beragam di sepanjang filmnya

Metafora kehidupan yang digambarkan dalam Picollo Corpo’ ini membuat film ini kaya akan warna. Keragaman palet warna dimulai dari lautan, hutan berlumut, coklat terakota hingga birunya danau, sesuai dengan sulitnya perjalanan spiritual nan mistis yang dijalani Agata untuk sampai ke tempat tujuan.

Konsistensi shot hingga akhir

Sorotan kamera dari awal memang tak lepas dari Agata dan juga Lynx, dengan menggunakan gaya handheld, film ini terasa alami bak film dokumenter yang seolah-olah kita juga ikut dalam perjalanan ini. Terlebih jelang konklusi di danau, perjuangan Agata kian intens dan penggambaran Laura menegaskan hal tersebut.

© Arizona Films

Kesimpulan

Perjalanan spiritual yang sulit seperti ini memang terasa membosankan untuk dilihat. Praktis hanya dua karakter utamanya saja yang jadi sorotan. Bagi yang tak terbiasa mungkin agak sulit mengikuti film ini, namun setelah kita tahu ada kekuatan besar di balik perjalanan ini, ‘Piccolo Corpo’ kian menarik untuk diikuti hingga selesai. Di akhir konklusi, keajaiban akan hadir bagi mereka yang percaya kalau Tuhan itu memang ada.

 

Director: Laura Samani

Cast: Celeste Cescutti, Ondina Quadri

Duration: 89 Minutes

Score: 7.0/10

The Review

Piccolo Corpo

7 Score

Piccolo Corpo mengisahkan perjalanan spiritual Agata ke pertapaan untuk menghidupkan anaknya dan memberinya nama

Review Breakdown

  • Acting 7
  • Cinematography 8
  • Entertain 6
  • Scoring 6
  • Story 8
Exit mobile version